JAKARTA - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas melon kembali menghantui masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam sepekan terakhir, stok gas melon dilaporkan kosong di sejumlah warung pengecer, bahkan hingga merambah ke wilayah Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat.
Berdasarkan pantauan lapangan, Jumat, 13 Juni 2025, harga jual gas melon melonjak tajam dari harga eceran normal yang sebelumnya berkisar Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung, kini tembus hingga Rp25.000 bahkan mencapai Rp27.000 di beberapa tempat.
"Sudah sekitar seminggu ini gas melon sulit ditemukan di warung-warung. Pemilik warung bilang stoknya belum masuk lagi sejak Idul Adha," ungkap Sari, warga Kelurahan Kekalik Jaya.
Sari menambahkan, meski berhasil mendapatkan satu tabung gas melon, harga yang ditawarkan jauh lebih mahal dari biasanya. "Saya sempat beli seharga Rp27.000. Harapan kami, semoga distribusinya bisa kembali normal," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dini, warga Jempong. Ia bahkan harus berkeliling ke sejumlah warung hanya untuk mendapatkan satu tabung gas melon, namun hasilnya nihil. "Sudah keliling ke beberapa warung, semua habis. Beberapa hari ini ibu-ibu pada mengeluh susah dapat gas," tutur Dini.
Merespons keresahan masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram bergerak cepat. Plt. Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram, Lalu Martawang, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah pangkalan untuk memastikan ketersediaan gas melon.
"Sudah dilakukan pengecekan di pangkalan-pangkalan, tim juga sudah bergerak di lapangan. Kita berharap ada titik keseimbangan dari kelangkaan ini. Dan saya ingatkan lagi, jangan sampai ada yang melampaui (menjual gas dengan harga tinggi). Kalau ada yang berani, kita bisa mengambil langkah untuk mengintervensi," tegas Martawang.
Ia menegaskan bahwa apabila kelangkaan ini disebabkan oleh permainan harga di pasar, Pemkot tidak akan segan-segan melibatkan aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku yang memanfaatkan kondisi tersebut.
"Pasti akan kami tindak dan beri sanksi, kalau sudah meresahkan masyarakat kita, hanya karena ingin mendapatkan keuntungan sendiri (dari kelangkaan), maka pemerintah bisa mengambil langkah (tegas dengan pemberian sanksi)," imbuhnya.
Sebagai langkah antisipatif, Pemkot Mataram telah menyetujui rekomendasi penambahan pangkalan gas LPG resmi guna memperkuat suplai di wilayah terdampak. "Tadi saya sudah tanda tangani rekomendasi untuk penambahan satu pangkalan, yang mudah-mudahan bisa memperkuat suplai di pasaran. Sehingga kelangkaan dan peningkatan harga bisa segera terkendali dan kembali normal," jelas Martawang.
Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan ketersediaan gas elpiji bagi seluruh masyarakat Mataram. Selain itu, Pemkot juga berharap kerja sama aktif dari masyarakat, pengecer, serta pemilik pangkalan agar distribusi gas melon tetap merata dan harga tetap dalam batas wajar sesuai ketentuan.
"Kami berharap masyarakat bisa melapor jika ada indikasi permainan harga atau penimbunan. Kerja sama seluruh pihak diperlukan agar distribusi gas LPG 3 kg bisa berjalan lancar," katanya.
Di sisi lain, Martawang juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan (panic buying), karena langkah intervensi distribusi sedang dilakukan oleh pemerintah bersama pihak terkait.
"Kami memastikan stok akan kembali normal dalam waktu dekat, jadi masyarakat tidak perlu panik. Yang terpenting, jangan ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi," tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, Pemkot Mataram terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan distribusi gas melon di pasaran. Pemkot juga membuka saluran pengaduan masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk melaporkan kelangkaan atau harga gas melon yang tidak sesuai ketentuan.
Langkah tegas pemerintah ini diharapkan mampu menekan permainan harga oleh oknum nakal serta memastikan distribusi gas melon berjalan lancar hingga ke pelosok wilayah Kota Mataram dan sekitarnya.
Dengan penguatan distribusi dan penambahan pangkalan resmi, Pemkot Mataram optimistis kelangkaan gas melon bisa segera teratasi. Pemerintah juga memastikan bahwa upaya pemerataan pasokan energi seperti gas elpiji 3 kg merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.