JAKARTA - Pemerintah menargetkan sebanyak 80 persen moda transportasi yang beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada tahun 2045 akan berbasis kendaraan umum dan kendaraan listrik. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari visi besar menjadikan IKN sebagai kota hijau, cerdas, dan berkelanjutan di masa depan.
Langkah ini juga menjadi strategi utama dalam mendukung target pemerintah untuk mencapai netral karbon sekaligus menciptakan lingkungan perkotaan yang bersih, nyaman, dan sehat bagi seluruh warganya. Upaya ini menjadi salah satu pilar dalam pengembangan IKN agar selaras dengan konsep kota pintar dan ramah lingkungan.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Silvia Halim, menegaskan komitmen tersebut dalam keterangannya. Ia menyebutkan bahwa sejak awal, konsep IKN memang dirancang untuk mengedepankan sistem transportasi ramah lingkungan.
“Kami memiliki target yaitu 80 persen perjalanan menggunakan transportasi publik dan mobilitas aktif,” ujarnya.
Menurut Silvia, kendaraan pribadi masih tetap diperbolehkan beroperasi di IKN. Namun, kendaraan-kendaraan tersebut harus berbasis listrik agar mendukung konsep kota rendah emisi. Dengan skema tersebut, hanya sekitar 20 persen dari total kendaraan di wilayah IKN yang merupakan kendaraan pribadi.
Selain kendaraan listrik pribadi, pemerintah juga tengah menyiapkan sejumlah moda transportasi umum berbasis listrik, seperti kereta ringan (LRT), bus listrik, hingga angkutan umum berbasis jalan tanpa awak atau autonomous vehicle. Semua moda transportasi tersebut akan saling terintegrasi dalam satu ekosistem mobilitas cerdas.
Pemerintah memastikan bahwa ke depan, kendaraan berbasis energi fosil tidak akan lagi beroperasi di kawasan IKN. Hal ini dilakukan guna mendukung target pengurangan emisi karbon, serta mendorong transisi energi nasional menuju sumber energi baru dan terbarukan.
Tidak hanya itu, IKN juga dirancang untuk mendukung konsep kota 10 menit atau 10-minute city, di mana seluruh kebutuhan masyarakat mulai dari perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, hingga ruang terbuka hijau dapat diakses dalam waktu maksimal 10 menit dengan berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan angkutan umum berbasis listrik.
“Konsep ini akan membuat mobilitas di IKN lebih efisien, sehat, dan ramah lingkungan. Kami memastikan integrasi antarmoda akan berjalan optimal,” lanjut Silvia.
Dalam mendukung kebijakan tersebut, pemerintah juga tengah membangun infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan infrastruktur energi hijau, mulai dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hingga pembangkit berbasis energi air skala mikro.
Selain menghadirkan kendaraan listrik, rencana jangka panjang pemerintah juga mencakup pengembangan moda transportasi berbasis teknologi mutakhir, seperti kendaraan otonom tanpa pengemudi hingga pengembangan taksi terbang. Kehadiran moda-moda transportasi ini akan semakin mempertegas posisi IKN sebagai pusat inovasi mobilitas masa depan.
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menuturkan bahwa pengembangan transportasi publik berbasis kendaraan listrik menjadi prioritas utama dalam pembangunan IKN. Ia menyebutkan bahwa berbagai teknologi baru juga akan diadopsi untuk mendukung ekosistem transportasi cerdas.
“Di sana ada taksi terbang, drone, dan robot yang akan memantau semua perkembangan kota. Kendaraan yang ada nanti harus kendaraan listrik. Untuk angkutan umum juga kami rancang agar bisa tanpa pengemudi,” ungkap Bambang.
Ia juga menegaskan bahwa IKN tidak hanya sekadar menjadi ibu kota baru, melainkan akan menjadi contoh penerapan pembangunan berkelanjutan berbasis teknologi.
Untuk mendukung implementasi penuh kebijakan ini, pemerintah telah menetapkan peta jalan pengembangan IKN hingga 2045. Peta jalan tersebut meliputi lima tahapan pembangunan, mulai dari infrastruktur dasar hingga implementasi kendaraan listrik dan pengembangan teknologi transportasi masa depan.
Pemerintah menargetkan seluruh kendaraan bermotor di IKN sudah berbasis listrik pada 2045. Bersamaan dengan itu, 100 persen sumber energi listrik di kawasan tersebut juga ditargetkan berasal dari energi baru dan terbarukan.
Selain aspek transportasi, kebijakan ini juga akan berdampak positif terhadap sektor ekonomi dan sosial. Dengan transisi menuju kendaraan listrik dan transportasi publik ramah lingkungan, IKN diproyeksikan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan, infrastruktur kendaraan listrik, serta industri manufaktur terkait.
Tak hanya itu, kualitas udara yang lebih baik juga akan memberikan dampak signifikan bagi kesehatan masyarakat. Pengurangan polusi udara akan menekan angka penyakit yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Pemerintah optimistis bahwa konsep mobilitas hijau ini dapat terealisasi dengan baik melalui kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku industri, hingga masyarakat luas. Koordinasi intensif juga dilakukan dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan transisi ini berjalan mulus dan memberikan manfaat jangka panjang.
Dengan dukungan berbagai pihak, IKN diharapkan tidak hanya menjadi pusat pemerintahan baru, tetapi juga menjadi simbol kemajuan Indonesia menuju era baru yang berkelanjutan. Transformasi mobilitas ini menjadi langkah konkret menuju Indonesia Emas 2045, di mana keberlanjutan, inovasi, dan kemajuan teknologi menjadi fondasi utama pembangunan nasional.
“Ini bukan sekadar membangun ibu kota, melainkan membangun masa depan Indonesia,” tutup Bambang.
Dengan langkah-langkah progresif tersebut, IKN diproyeksikan menjadi salah satu kota paling maju di kawasan Asia Tenggara dalam hal penerapan konsep kota hijau dan transportasi masa depan. Pemerintah meyakini, dengan visi jangka panjang dan pelaksanaan bertahap, target 80 persen kendaraan berbasis transportasi publik dan 100 persen kendaraan listrik pada 2045 akan tercapai.