BMKG

BMKG: 14 Titik Panas Terpantau di Sumatera Utara, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem

BMKG: 14 Titik Panas Terpantau di Sumatera Utara, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG: 14 Titik Panas Terpantau di Sumatera Utara, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya 14 titik panas (hot spot) yang tersebar di sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Utara. Fenomena ini terpantau berdasarkan pemantauan sensor satelit terkini yang menunjukkan potensi peningkatan suhu dan ancaman kebakaran lahan di wilayah tersebut.

Informasi tersebut disampaikan oleh Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Defri Mendoza, yang menjelaskan bahwa titik panas tersebut dideteksi menggunakan sistem pantauan canggih dari Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20.

"Sebanyak 14 titik panas terpantau berdasarkan pantauan sensor medis yakni Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20," kata Defri.

Titik Panas Terbanyak di Tapanuli Utara

Defri merinci bahwa titik panas tersebut tersebar di beberapa wilayah, dengan Tapanuli Utara menjadi daerah dengan jumlah titik panas terbanyak, yaitu delapan titik. Sementara itu, dua titik panas ditemukan di Mandailing Natal, dua titik di Tapanuli Tengah, serta masing-masing satu titik di Labuhanbatu Selatan dan Dairi.

Sebaran titik panas ini menunjukkan potensi kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama memasuki musim kemarau. Kondisi ini patut diwaspadai, mengingat Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah rawan terjadinya kebakaran hutan saat musim kering melanda.

"Kami mengimbau agar masyarakat, khususnya yang berada di sekitar lokasi titik panas, lebih waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," ujar Defri.

Kondisi Cuaca Sumatera Utara

BMKG juga memaparkan prakiraan cuaca di Sumatera Utara untuk Minggu, 15 Juni 2025. Pada pagi hari, sebagian besar wilayah Sumatera Utara diperkirakan berawan dengan potensi hujan ringan di beberapa daerah. Cuaca diperkirakan tetap berawan hingga siang dan sore hari, dengan hujan ringan kemungkinan terjadi di wilayah Labuhan Batu, Toba, dan sekitarnya.

Malam hari diperkirakan hujan ringan merata di hampir seluruh wilayah Sumatera Utara, sedangkan pada dini hari, potensi hujan ringan hingga sedang berpeluang terjadi di beberapa daerah seperti Humbang Hasundutan, Sibolga, Langkat, Mandailing Natal, Pakpak Bharat, Samosir, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Utara.

Secara umum, suhu udara di Sumatera Utara berada pada kisaran 15–35 derajat Celsius, dengan tingkat kelembapan antara 60 hingga 98 persen. Sementara itu, arah angin bertiup dari Tenggara hingga Barat dengan kecepatan 4–8 kilometer per jam.

BMKG Imbau Warga Kurangi Aktivitas Luar Ruangan

Dengan meningkatnya suhu udara dan terpantau titik panas, BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem, terutama terkait dengan risiko kesehatan akibat panas terik dan angin kencang yang menyertai perubahan cuaca tersebut.

"Kepada masyarakat diimbau tetap waspada terhadap terjadinya suhu panas dan angin kencang. Untuk itu masyarakat diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan dan selalu pantau informasi terkini dari BMKG," tegas Defri.

Langkah antisipasi ini penting, mengingat perubahan cuaca dapat memicu gangguan kesehatan seperti dehidrasi, heatstroke, hingga gangguan pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Fenomena titik panas ini menjadi sinyal peringatan dini bagi pemerintah daerah, aparat terkait, dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sumatera Utara dalam beberapa tahun terakhir kerap menjadi salah satu provinsi yang terdampak karhutla, dengan kerugian ekologis dan ekonomi yang tidak sedikit.

BMKG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pembakaran lahan secara sembarangan, serta meningkatkan partisipasi dalam melaporkan titik-titik api yang terdeteksi di wilayah masing-masing. Peran serta masyarakat sangat penting agar kebakaran bisa dicegah sebelum meluas.

Selain itu, pemerintah daerah juga diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk melalui pembentukan posko siaga karhutla di daerah-daerah yang rawan.

Peran Teknologi Satelit dalam Pemantauan Titik Panas

Deteksi 14 titik panas ini tidak lepas dari penggunaan teknologi satelit modern. Satelit seperti Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20 berfungsi untuk memantau perubahan suhu permukaan bumi secara real time. Data yang diperoleh menjadi acuan penting bagi BMKG, pemerintah daerah, dan lembaga terkait dalam mengambil langkah cepat guna mencegah kebakaran.

Dengan teknologi ini, BMKG dapat memberikan peringatan dini kepada wilayah yang terdampak, sekaligus mendukung upaya mitigasi risiko bencana kebakaran.

Waspada Cuaca Ekstrem, Ikuti Informasi Resmi BMKG

BMKG mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya informasi cuaca dari sumber yang tidak jelas. Untuk memperoleh data yang akurat dan terpercaya, masyarakat dapat mengakses informasi cuaca melalui website resmi BMKG (www.bmkg.go.id), aplikasi Info BMKG, atau kanal media sosial resmi BMKG.

"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG agar terhindar dari informasi palsu yang bisa menimbulkan kepanikan," tambah Defri.

Penanganan Dini Jadi Kunci

Menghadapi potensi kebakaran dan perubahan cuaca yang ekstrem, penanganan sejak dini menjadi kunci utama. BMKG bersama pemerintah daerah dan instansi terkait terus memperkuat koordinasi agar bencana bisa dicegah sebelum berkembang menjadi lebih besar.

Dengan sinergi yang baik antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan potensi kerugian akibat kebakaran hutan, dampak kesehatan karena cuaca panas ekstrem, serta risiko bencana lainnya bisa ditekan seminimal mungkin.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index