Bursa

Bursa Saham Indonesia Menguat, Investor Asing Kembali Masuk, Sektor Agribisnis Pimpin Kenaikan

Bursa Saham Indonesia Menguat, Investor Asing Kembali Masuk, Sektor Agribisnis Pimpin Kenaikan
Bursa Saham Indonesia Menguat, Investor Asing Kembali Masuk, Sektor Agribisnis Pimpin Kenaikan

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunjukkan performa positif di tengah pergerakan bursa global yang beragam. Pada pembukaan perdagangan Jumat, 13 April 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil tumbuh 0,5 persen ke level 4.159, memperkuat posisi pasar saham nasional di tengah tekanan eksternal.

Kinerja positif ini semakin menegaskan optimisme investor terhadap pasar saham domestik, terutama setelah IHSG mencatat pertumbuhan 0,9 persen dalam sebulan terakhir, dan 8,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menguatnya indeks Bursa Indonesia menjadi kontras dengan tren yang terjadi di pasar global. Di saat bursa-bursa utama Eropa justru mengalami pelemahan, dan bursa Asia serta Amerika Serikat masih berpacu dalam tren yang fluktuatif, BEI justru mampu mempertahankan tren positifnya. Hal ini memberikan sinyal bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu destinasi investasi menarik di kawasan Asia Tenggara.

Saham-Saham Penggerak IHSG

Menurut laporan dari Mandiri Sekuritas, penguatan IHSG pada perdagangan Jumat ini dipicu oleh sejumlah saham unggulan yang mengalami kenaikan signifikan. Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menjadi sorotan utama dengan lonjakan 13,9 persen ke posisi Rp 4.100 per lembar.

Selain EMTK, saham Astra International Tbk (ASII) juga mencatatkan kenaikan 0,7 persen ke level Rp 74.400 per saham. Sedangkan PT XL Axiata Tbk (EXCL) turut memberikan kontribusi positif dengan kenaikan 4 persen menjadi Rp 5.200 per lembar.

Namun demikian, tidak semua saham mencatatkan performa positif. PT Hero Supermarket Tbk (HERO) justru mengalami penurunan tajam sebesar 12,7 persen ke harga Rp 4.975 per saham. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga terkoreksi 2,8 persen ke Rp 41.700, sementara saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,6 persen ke posisi Rp 7.950 per saham.

Sektor Agribisnis Pimpin Kenaikan

Secara sektoral, seluruh sektor di BEI mengalami penguatan pada perdagangan Jumat ini. Sektor agribisnis menjadi motor utama penguatan IHSG dengan mencatat kenaikan 1,34 persen, didorong oleh sentimen positif terkait harga komoditas yang stabil dan meningkatnya permintaan global.

Di posisi kedua terdapat sektor industri dasar yang naik 0,74 persen, serta sektor infrastruktur dengan pertumbuhan 0,63 persen. Sentimen positif di sektor agribisnis didukung oleh optimisme terhadap prospek ekspor komoditas dan pertumbuhan ekonomi domestik yang terus membaik.

Meski IHSG mencatatkan pertumbuhan positif, total nilai transaksi justru mengalami sedikit penurunan. Pada perdagangan hari ini, nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,6 triliun, lebih rendah dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya yang mencapai Rp 4,9 triliun.

Investor Asing Mulai Kembali Masuk

Sinyal positif juga terlihat dari aktivitas investor asing di pasar saham Indonesia. Pada perdagangan Jumat ini, investor asing mencatatkan net buy atau aliran dana masuk sebesar Rp 179 miliar. Ini menjadi sinyal pemulihan setelah sebelumnya dalam dua hari berturut-turut investor asing mencatatkan net sell.

Jika dibandingkan dengan periode sebulan lalu, investor asing telah mencatatkan aliran dana masuk bersih sebesar Rp 1 triliun, dan meningkat signifikan menjadi Rp 11 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tren ini memperlihatkan meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap fundamental perekonomian Indonesia.

Namun di sisi lain, pasar obligasi pemerintah menunjukkan dinamika berbeda. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik menjadi 6,04 persen, meningkat 11 basis poin dibandingkan posisi sebulan lalu, dan naik 1 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Per 12 April 2012, kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) tercatat mengalami penurunan Rp 50 miliar menjadi Rp 227,1 triliun, atau setara 29,5 persen dari total obligasi pemerintah yang beredar. Angka ini mencerminkan adanya kehati-hatian dari investor asing dalam menghadapi dinamika pasar global, meskipun pasar saham menunjukkan tren positif.

Rupiah Menguat Tipis di Tengah Tekanan Global

Selain pasar saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) juga menunjukkan penguatan tipis. Rupiah tercatat menguat menjadi Rp 9.140 per USD, naik 0,02 persen dibandingkan posisi pekan sebelumnya.

Namun demikian, secara bulanan rupiah masih mengalami depresiasi sebesar 0,63 persen, dan jika dibandingkan dengan setahun lalu melemah sebesar 0,81 persen. Penguatan rupiah yang tipis ini memberikan sinyal adanya stabilitas relatif di pasar mata uang domestik, meskipun tantangan eksternal masih membayangi.

Tantangan Masih Membayangi

Meski tren penguatan IHSG memberikan optimisme baru, sejumlah tantangan tetap harus diwaspadai. Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, kinerja positif IHSG dalam dua hari terakhir belum sepenuhnya menutupi tekanan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

“Meskipun naik dalam dua hari terakhir, indeks Bursa Indonesia sejatinya masih turun tipis 0,2 persen dibandingkan perdagangan hari terakhir pekan lalu,” ujar Destry Damayanti.

Lebih lanjut, Destry menjelaskan bahwa meski terjadi aliran dana masuk hari ini, secara keseluruhan investor asing mencatat penjualan bersih sebesar Rp 399 miliar sepanjang pekan ini. Bahkan di pasar obligasi pemerintah, kepemilikan asing juga turun sebesar Rp 540 miliar dalam periode yang sama.

“Tekanan terhadap pasar masih ada, terutama dari faktor global. Namun secara fundamental, Indonesia masih memiliki daya tarik investasi, khususnya dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tetap positif,” tambah Destry.

Prospek Pasar Saham Indonesia

Kinerja positif IHSG pada perdagangan hari ini memperlihatkan bahwa pasar modal Indonesia tetap memiliki daya tarik di mata investor, baik lokal maupun asing. Penguatan sektor agribisnis yang dipimpin oleh sentimen positif terhadap harga komoditas menjadi pendorong utama.

Ke depan, prospek IHSG akan sangat dipengaruhi oleh dinamika global, termasuk perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, serta stabilitas harga komoditas global. Jika tren aliran dana asing ke pasar saham Indonesia dapat terus berlanjut, maka peluang penguatan indeks akan tetap terbuka.

Namun, para pelaku pasar diingatkan untuk tetap waspada terhadap fluktuasi global, termasuk potensi kenaikan suku bunga global dan gejolak geopolitik yang dapat memengaruhi arus modal ke pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Dengan pencapaian indeks 4.159 pada perdagangan Jumat ini, Bursa Efek Indonesia menunjukkan kekuatan fundamentalnya di tengah ketidakpastian global. Investor diharapkan tetap cermat dalam menyikapi pergerakan pasar, dengan memperhatikan perkembangan fundamental emiten serta dinamika ekonomi global secara keseluruhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index