Minyak

Produksi Minyak Indonesia Bertambah 30.000 Barel per Hari, Peresmiannya Tunggu Presiden Prabowo

Produksi Minyak Indonesia Bertambah 30.000 Barel per Hari, Peresmiannya Tunggu Presiden Prabowo
Produksi Minyak Indonesia Bertambah 30.000 Barel per Hari, Peresmiannya Tunggu Presiden Prabowo

JAKARTA - Indonesia akan segera menambah produksi minyak nasional sebesar 30.000 barel per hari (bph) dalam waktu dekat. Tambahan produksi minyak mentah ini berasal dari salah satu blok minyak terbesar di Indonesia, yakni Wilayah Kerja (WK) Cepu, yang terletak di Jawa Tengah. Peresmian produksi tambahan tersebut direncanakan akan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa penambahan produksi minyak dari Blok Cepu menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi nasional, khususnya untuk mengejar target lifting minyak yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

“Nanti Bapak Presiden Prabowo yang akan meresmikan, ada penambahan minyak kita 30 ribu barel per hari di Cepu,” ujar Bahlil saat memberikan keterangan di fasilitas Kilang LNG Tangguh yang dioperasikan oleh BP di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Target Lifting Minyak 2025 Capai 605.000 Barel per Hari

Tambahan produksi minyak sebesar 30.000 bph dari Blok Cepu ini diyakini menjadi salah satu pendorong utama untuk mencapai target lifting minyak nasional sebesar 605.000 bph pada tahun 2025. Saat ini, produksi minyak dari Blok Cepu dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd., salah satu perusahaan minyak asing yang beroperasi di Indonesia.

Dengan adanya tambahan produksi ini, Bahlil optimistis target lifting minyak yang sudah lama menjadi pekerjaan rumah pemerintah dapat terealisasi. Sebab, selama lebih dari satu dekade terakhir, capaian lifting minyak Indonesia selalu berada di bawah target APBN.

“Coba cek, selama ini target lifting tidak pernah mencapai target APBN. Jadi ini sekarang lagi kita genjot, makanya hari Minggu pun kita turun kerja. Nih kalian juga mau ikut saya ke sini, itu luar biasa loh. Kalian nih pahlawan lifting ini,” tegas Bahlil kepada awak media yang menemaninya dalam kunjungan tersebut.

Menurutnya, upaya keras ini dilakukan pemerintah agar Indonesia tidak selalu bergantung pada impor minyak untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Apalagi, kebutuhan minyak nasional setiap tahunnya cenderung meningkat seiring pertumbuhan industri dan konsumsi masyarakat.

Penambahan Produksi Minyak Blok Cepu Capai 185.000–190.000 Bph

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa pada Mei 2025 lalu, produksi minyak dari Blok Cepu sudah mencapai sekitar 155.000 bph. Dengan adanya tambahan 30.000 bph, maka produksi dari blok ini diproyeksikan akan melonjak menjadi sekitar 185.000 hingga 190.000 bph pada periode Juli-Agustus 2025 mendatang.

Proyeksi kenaikan produksi ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi industri hulu migas nasional, yang selama bertahun-tahun menghadapi tantangan penurunan produksi dari lapangan-lapangan minyak tua.

“Dengan tambahan produksi ini, kita optimis lifting minyak bisa lebih baik tahun ini. Untuk gas bahkan realisasinya hampir melampaui target per kuartal,” kata Bahlil.

Sejak mulai berproduksi secara komersial pada 2009, Blok Cepu telah menjadi salah satu kontributor utama produksi minyak nasional. Blok ini mencatatkan produksi puncak (peak production) sebesar 220.000 bph pada tahun-tahun awal operasionalnya, namun seiring waktu terjadi penurunan produksi alamiah.

Melalui optimalisasi produksi dan pengembangan fasilitas tambahan, pemerintah berharap Blok Cepu dapat terus menopang kebutuhan minyak nasional, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan, sambil mencari sumber produksi baru di wilayah lain.

Peresmian Tunggu Jadwal Presiden Prabowo

Meski optimistis terhadap tambahan produksi ini, Bahlil menyebutkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menunggu jadwal dari Presiden Prabowo untuk meresmikan secara langsung tambahan produksi minyak tersebut. Peresmian ini juga menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.

“Kita sedang menunggu jadwal Bapak Presiden. Ini penting karena sejak 2008, realisasi lifting minyak kita tidak pernah mengalami peningkatan yang signifikan. Jadi sekarang saatnya kita buktikan bahwa Indonesia bisa meningkatkan produksi migas nasional,” kata Bahlil.

Peresmian tambahan produksi minyak ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor hulu migas Indonesia. Dengan stabilitas politik yang terjaga dan kepemimpinan baru, Indonesia diyakini memiliki peluang besar untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi migas, baik dari blok-blok yang sudah ada maupun wilayah kerja baru yang potensial.

Tantangan Produksi Minyak Nasional

Meski langkah tambahan produksi minyak dari Blok Cepu menjadi kabar baik, sektor migas nasional masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama terkait dengan decline rate atau penurunan produksi alami dari sumur-sumur tua. Untuk itu, pemerintah bersama SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) harus terus melakukan inovasi dan eksplorasi agar lifting minyak bisa terus meningkat.

Selain itu, faktor harga minyak dunia dan fluktuasi kurs rupiah juga menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas pendapatan negara dari sektor migas.

Namun demikian, dengan tambahan produksi dari Blok Cepu serta rencana pengembangan wilayah kerja lainnya seperti Blok Rokan dan potensi migas di kawasan Indonesia Timur, pemerintah optimistis target lifting migas dapat dikejar secara bertahap.

Dukungan Program Hilirisasi Energi Nasional

Penambahan produksi minyak nasional juga menjadi bagian integral dari strategi pemerintah dalam memperkuat program hilirisasi energi. Dengan produksi minyak yang meningkat, Indonesia diharapkan tidak hanya bergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi juga mendorong peningkatan kapasitas kilang minyak di dalam negeri.

Langkah ini akan mendukung kebijakan pemerintah untuk menekan impor BBM dan meningkatkan cadangan energi nasional. Dalam jangka panjang, keberhasilan meningkatkan lifting minyak juga akan memberikan dampak positif terhadap penerimaan negara dan keseimbangan neraca perdagangan migas.

Melalui kebijakan yang konsisten, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta sektor swasta, diharapkan produksi minyak Indonesia bisa kembali meningkat, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar energi global.

Dengan tambahan produksi 30.000 barel per hari dari Blok Cepu, Indonesia bersiap memasuki babak baru dalam sejarah produksi migas nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Kita optimis bisa mengejar target. Sekarang kita kerja keras, Presiden juga akan mendukung penuh langkah ini,” tutup Bahlil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index