JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025, diperkirakan akan melanjutkan tren positif dengan menguji resistance di level 7.254. Potensi penguatan ini didorong oleh sentimen global dan domestik yang saling mempengaruhi pergerakan pasar. Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi tiga saham pilihan yang layak dicermati oleh para investor hari ini, yakni BUMI, ANTM, dan ENRG.
Analis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan bahwa IHSG saat ini sedang menguji area resistance di level 7.254. Meski ada peluang penguatan, pergerakan indeks diperkirakan masih akan terbatas seiring sejumlah sentimen eksternal dan internal yang berkembang.
"Indeks hari ini berpotensi menguji resistance di kisaran 7.254, namun diperkirakan bergerak terbatas di tengah sentimen global yang beragam," tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset pagi, Kamis, 12 Juni 2025
Sentimen Global Pengaruhi Pergerakan IHSG
Di level global, kekhawatiran pasar masih berpusat pada data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan tren kenaikan. Inflasi AS yang meningkat menimbulkan spekulasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), akan mengambil kebijakan moneter ketat untuk menahan laju inflasi. Potensi kenaikan suku bunga menjadi perhatian utama pelaku pasar global, termasuk di pasar saham Indonesia.
Selain itu, ketidakpastian juga muncul dari putusan pengadilan terkait kebijakan tarif Presiden AS sebelumnya, Donald Trump. Kebijakan tersebut kembali menjadi sorotan setelah pengadilan federal AS mengkaji ulang tarif-tarif yang diberlakukan terhadap sejumlah barang impor dari Tiongkok, termasuk komoditas logam dan elektronik. Ketidakpastian inilah yang menimbulkan kekhawatiran tambahan di kalangan pelaku pasar.
Pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh tren bursa saham dunia. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, indeks utama Wall Street tercatat melemah. Dow Jones Industrial Average turun tipis sebesar 0,0026%, S&P 500 melemah 0,27%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi lebih dalam sebesar 0,50%. Kondisi ini turut memberikan tekanan terhadap bursa saham Asia, termasuk Indonesia.
Namun demikian, analis menilai bahwa peluang penguatan IHSG tetap terbuka didukung oleh kekuatan sektor-sektor domestik yang mulai menunjukkan performa positif.
Rekomendasi Saham Hari Ini
Di tengah peluang penguatan IHSG, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan tiga saham pilihan yang layak dipertimbangkan investor. Saham-saham tersebut diproyeksikan memiliki potensi pertumbuhan jangka pendek seiring dengan sentimen sektor yang mendukung.
Berikut daftar rekomendasi saham beserta target harganya:
BUMI Resources (BUMI)
Target Harga: Rp140 - Rp150
Saham BUMI direkomendasikan beli karena adanya prospek peningkatan harga batu bara global serta rencana ekspansi produksi perusahaan.
Aneka Tambang (ANTM)
Target Harga: Rp3.550 - Rp3.650
ANTM didukung oleh prospek positif komoditas nikel dan emas, terutama terkait permintaan logam untuk industri kendaraan listrik (EV).
Energi Mega Persada (ENRG)
Target Harga: Rp256 - Rp266
Saham ENRG dinilai menarik dengan potensi pertumbuhan bisnis energi yang masih cukup besar, seiring meningkatnya harga minyak global.
Sebaliknya, saham PT Timah Tbk (TINS) direkomendasikan jual, seiring dengan tren koreksi harga timah internasional dan potensi tekanan kinerja keuangan emiten tersebut dalam jangka pendek.
"Secara teknikal, ketiga saham tersebut memiliki peluang rebound yang cukup besar. Untuk TINS, kami melihat ada risiko tekanan lebih lanjut," tulis analis BRI Danareksa Sekuritas.
Net Buy Asing dan Kinerja Sektor
Menariknya, meskipun IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin, investor asing justru mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp79,04 miliar. Pembelian asing tersebut didominasi oleh saham-saham unggulan seperti BRMS, TLKM, dan BKSL.
Pada perdagangan Rabu (11/6/2025), IHSG ditutup melemah tipis sebesar 8,28 poin atau 0,11%, berakhir di posisi 7.222. Penurunan IHSG ini justru berbanding terbalik dengan mayoritas sektor saham yang menunjukkan penguatan. Sektor-sektor yang mencatatkan kenaikan signifikan antara lain:
Material Dasar: naik 2,00%
Properti: naik 1,00%
Teknologi: naik 1,07%
Energi: naik 0,65%
Consumer Non-Primary: naik 0,61%
Sektor keuangan menjadi satu-satunya sektor yang melemah dengan penurunan sebesar 0,30%.
Saham-Saham Top Performer
Terlepas dari pelemahan IHSG, terdapat beberapa saham yang berhasil mencatatkan penguatan signifikan hingga menyentuh auto reject atas (ARA). Berikut daftar saham dengan performa terbaik:
PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM)
Naik 34,72% ke harga Rp260 per saham.
PT Charnic Capital Tbk (NICK)
Menguat 25% menjadi Rp1.000 per saham.
PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE)
Melesat 24,79% ke posisi Rp755 per saham.
PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI)
Naik 24,77% menjadi Rp680 per saham.
Saham-saham ini diperkirakan mendapatkan sentimen positif dari laporan keuangan, aksi korporasi, maupun spekulasi investor yang mendorong kenaikan harga secara cepat.
Prospek IHSG ke Depan
Melihat perkembangan pasar, analis memproyeksikan bahwa pergerakan IHSG dalam jangka pendek masih akan dipengaruhi oleh dinamika global, khususnya terkait arah kebijakan moneter The Fed dan perkembangan geopolitik internasional. Meski demikian, aliran dana asing yang tetap masuk ke pasar domestik memberikan optimisme bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu tujuan investasi menarik di kawasan Asia Tenggara.
"Secara jangka pendek IHSG memang masih bergerak mixed, tetapi sentimen positif dari sektor komoditas dan teknologi bisa menjadi katalis penguatan berikutnya," ujar analis BRI Danareksa Sekuritas.
Bagi para investor, strategi selektif dalam memilih saham menjadi kunci untuk memaksimalkan peluang cuan di tengah dinamika pasar yang penuh tantangan.