JAKARTA - PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), salah satu emiten pertambangan batu bara nasional, mencatatkan kinerja gemilang sepanjang tahun buku 2024. Perusahaan berhasil merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34 persen dari target tahunan, dengan total volume mencapai 21,35 juta metrik ton (MT).
Capaian positif ini menjadi bukti komitmen BSSR dalam menjaga stabilitas dan efisiensi operasional di tengah fluktuasi harga komoditas global dan dinamika industri batu bara yang terus bergerak.
Tak hanya berhasil memenuhi target produksi, BSSR juga mencatatkan volume penjualan batu bara sebesar 20,79 juta MT atau setara 101,96 persen dari target yang ditetapkan. Meski terdapat sedikit penurunan dibandingkan realisasi tahun sebelumnya, manajemen BSSR menilai capaian ini tetap menunjukkan soliditas fundamental bisnis perusahaan.
"Meski terdapat penurunan tipis sebesar 1,02 persen dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian ini mencerminkan stabilitas dan efisiensi operasional di tengah dinamika industri batu bara," ungkap Direktur Utama BSSR, Widada.
Sebagai apresiasi atas dukungan para pemegang saham, perusahaan membagikan dividen dalam jumlah besar. Total dividen yang dibagikan untuk tahun buku 2024 mencapai USD 75 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (mengacu kurs tengah BI per 27 Mei 2025 sebesar Rp 16.207 per dolar AS). Pembagian dividen ini dilakukan dalam dua tahap, yakni interim dan final.
Pada tahap pertama, dividen interim sebesar USD 30 juta telah dibayarkan kepada para pemegang saham sejak 21 November 2024. Dividen interim tersebut dibagikan kepada 2.616.500.000 lembar saham, setara dengan Rp 178,78 per lembar saham.
Sementara itu, untuk dividen final, BSSR akan mendistribusikan sebesar USD 20 juta kepada pemegang saham yang namanya tercatat pada recording date 19 Juni 2025. Dengan asumsi jumlah saham yang sama, dividen final per saham ditetapkan sebesar USD 0,00764 atau sekitar Rp 123,82 per saham. Pembayaran dividen final ini akan dilakukan selambat-lambatnya 30 hari kalender setelah pengumuman ringkasan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Jika digabungkan, dividen interim dan final tersebut memberikan nilai sekitar Rp 302,6 per saham kepada para investor yang loyal mendukung kinerja perusahaan.
Laba Bersih Tembus USD 131,55 Juta
Keputusan membagikan dividen dalam jumlah besar bukan tanpa alasan. Sepanjang tahun 2024, PT Baramulti Suksessarana Tbk membukukan laba bersih mencapai USD 131.551.678 atau sekitar Rp 2,13 triliun (kurs BI 27 Mei 2025). Ini mencerminkan fundamental bisnis yang sehat di tengah berbagai tantangan industri pertambangan global.
Seluruh keputusan terkait pembagian dividen serta pengesahan laporan keuangan disetujui dalam RUPST yang digelar pada awal Juni 2025. Para pemegang saham dalam rapat tersebut secara resmi menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024, termasuk laporan Direksi dan pengawasan dari Dewan Komisaris.
Laporan Keuangan Perseroan pun mendapat opini "Wajar Dalam Semua Hal yang Material" dari Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan, yang turut memberikan legitimasi atas kinerja finansial perusahaan sepanjang tahun lalu.
Keputusan Penting dalam RUPST
Selain menyetujui laporan keuangan dan pembagian dividen, RUPST BSSR juga memberikan beberapa mandat strategis. Salah satunya adalah memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris—berdasarkan rekomendasi Komite Audit—untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2025.
Para pemegang saham juga memberikan kuasa kepada pemegang saham mayoritas untuk menentukan honorarium Dewan Komisaris, serta remunerasi dan tunjangan Direksi untuk tahun 2025. Penetapan ini dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi, guna memastikan transparansi dan profesionalisme tata kelola perusahaan.
Perubahan Susunan Dewan Komisaris
Dalam agenda RUPST yang sama, terjadi perubahan penting dalam susunan Dewan Komisaris BSSR. Gi Ock Han resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Perseroan. Sebagai gantinya, pemegang saham menyetujui pengangkatan Jeong Woo Yoo untuk mengisi posisi tersebut hingga masa jabatan berakhir pada penutupan RUPST tahun buku 2026, yang direncanakan berlangsung pada 2027.
"Perseroan menyampaikan apresiasi atas kontribusi Gi Ock Han selama masa jabatannya di Dewan Komisaris BSSR," kata Widada, menambahkan.
Dengan perubahan tersebut, susunan lengkap Direksi dan Dewan Komisaris BSSR per Juni 2025 adalah sebagai berikut:
Direksi:
Direktur Utama: Widada
Wakil Direktur Utama: Kamlesh Kumar
Direktur: Deden Ramdhan
Direktur: Wong Liong Tje
Direktur: Arun Viswanathan
Direktur: Sangwon Lee
Direktur: Fahreza Deshandi
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama: Badrodin Haiti
Wakil Komisaris Utama: Sanjeev Churiwala
Komisaris: Adikin Basirun
Komisaris: J.V Patil
Komisaris: Jeong Woo Yoo
Komisaris Independen: Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc
Komisaris Independen: RR Assistia Semiawan
Komisaris Independen: Paul Tambunan
Prospek Industri Batu Bara
Di tengah meningkatnya kampanye transisi energi ke sumber energi terbarukan, batu bara masih menjadi tulang punggung energi di berbagai negara, terutama negara berkembang. Harganya yang relatif murah dan ketersediaannya yang melimpah membuatnya tetap menjadi pilihan utama untuk pembangkit listrik maupun kebutuhan industri lainnya.
BSSR sendiri melalui anak usahanya, PT Antang Gunung Meratus (AGM), tetap berkomitmen mendukung kebutuhan energi nasional dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
Ke depan, strategi operasional BSSR tetap fokus pada efisiensi biaya, peningkatan produktivitas tambang, serta menjaga hubungan baik dengan seluruh pemangku kepentingan. Langkah ini diharapkan dapat mempertahankan posisi BSSR sebagai salah satu pemain utama dalam industri batu bara nasional.
Dengan realisasi produksi yang melampaui target, laba yang solid, serta konsistensi dalam memberikan dividen kepada pemegang saham, BSSR semakin memperkuat reputasinya sebagai perusahaan tambang yang berorientasi pada nilai tambah bagi pemegang saham dan kontribusi terhadap perekonomian nasional.