JAKARTA - Pengertian banjir merupakan hal yang penting untuk dipahami mengingat fenomena ini sudah sangat sering terjadi di Indonesia.
Banjir bukanlah kejadian yang langka, terutama di wilayah perkotaan yang padat penduduk dan memiliki sistem drainase yang kurang memadai.
Beberapa daerah yang kerap mengalami banjir di antaranya adalah Jakarta dan kawasan Demak di Jawa Tengah, yang belakangan juga sering dilanda genangan air.
Meski sudah umum, banyak yang masih belum sepenuhnya memahami definisi banjir secara tepat.
Secara sederhana, banjir dapat diartikan sebagai bencana alam di mana air meluap hingga menutupi area yang biasanya kering, seperti jalanan dan rumah-rumah warga.
Dari pengamatan tersebut, kita tahu bahwa banjir membawa dampak negatif, seperti meningkatnya risiko penyebaran berbagai penyakit akibat air yang tercemar.
Lalu, apa sebenarnya penyebab utama terjadinya banjir dan bagaimana definisi banjir yang lebih tepat? Untuk memahami hal ini dengan jelas, penting untuk menggali informasi secara lebih mendalam mengenai pengertian banjir.
Pengertian Banjir
Pernahkah kamu melihat berita tentang banjir di televisi atau media sosial? Reaksi masyarakat terhadap berita tersebut biasanya berbeda-beda. Orang dewasa cenderung lebih menyadari risiko dan kerugian yang ditimbulkan oleh banjir.
Namun, anak-anak yang belum memahami bahaya banjir seringkali menganggapnya sebagai kesempatan bermain air dengan leluasa. Padahal, banjir, terutama yang berupa banjir bandang, dapat sangat berbahaya.
Oleh karena itu, pemahaman tentang bencana banjir penting untuk dimiliki oleh semua kalangan, tidak hanya orang dewasa, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, apa sebenarnya banjir itu?
Menurut sumber tertentu, banjir adalah sebuah bencana alam yang terjadi ketika daratan tergenang air dengan volume yang melebihi kapasitas normal.
Selain itu, banjir juga diartikan sebagai peristiwa alam di mana suatu wilayah yang biasanya kering tiba-tiba terendam air karena peningkatan volume air yang cukup besar.
Meskipun banjir kerap terjadi di kota-kota besar, bencana ini juga bisa muncul di daerah pedesaan yang memiliki daerah resapan air yang luas. Namun, penyebab banjir di perkotaan dan pedesaan bisa berbeda.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung, banjir sering terjadi secara rutin terutama saat musim hujan tiba.
Sementara di pedesaan, banjir biasanya dipicu oleh penggundulan hutan yang menyebabkan debit air sungai membesar hingga akhirnya terjadi banjir bandang. Itulah pengertian banjir secara lebih luas dan kondisi yang sering memicunya.
Penyebab Bencana Banjir
Dari penjelasan mengenai definisi banjir, sekarang sudah jelas bahwa penyebab banjir yang terjadi di daerah perkotaan dengan yang ada di pedesaan berbeda. Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang bisa memicu terjadinya bencana banjir.
Topografi Wilayah
Salah satu faktor penyebab banjir adalah bentuk topografi wilayah. Topografi merupakan gambaran permukaan suatu daerah.
Wilayah yang berada di dataran rendah cenderung memiliki risiko banjir lebih tinggi dibandingkan daerah yang terletak di dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Banjir biasanya terjadi di daerah hilir sungai karena ketinggiannya lebih rendah dibandingkan daerah hulu.
Intensitas Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi dan berlangsung dalam waktu lama sangat berpotensi menyebabkan banjir. Fenomena seperti El Nino juga bisa memengaruhi jumlah curah hujan.
Ketika tanah sudah mencapai titik jenuh dalam menyerap air, air hujan yang terus turun akan mengalir ke saluran air seperti sungai. Jika volume air melebihi kapasitas sungai, air akan meluap dan menimbulkan banjir.
Daerah Resapan Air
Ketersediaan daerah resapan air yang terbatas juga menjadi penyebab utama banjir, terutama di kawasan perkotaan yang padat penduduk. Area seperti hutan kota dan ruang terbuka hijau sangat penting untuk menyerap air hujan.
Ketika tanah tidak bisa menyerap air karena permukaan tertutup aspal atau beton, air cenderung meluap dan menyebabkan genangan. Jalanan yang diberi rongga atau kavling lebih baik daripada yang diaspal penuh karena memungkinkan air meresap.
Biasanya, solusi untuk daerah beraspal adalah membuat saluran air seperti selokan agar air dapat mengalir. Namun, masalah yang sering terjadi adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga daerah resapan dan saluran air.
Banyak orang masih membuang sampah sembarangan atau membangun bangunan ilegal di area resapan, yang memperparah risiko banjir.
Masalah ini menjadi tantangan besar di kota-kota besar seperti Jakarta, yang memerlukan perhatian dari pemerintah dan masyarakat.
Aliran Sungai
Kapasitas aliran air di sungai dan selokan juga berpengaruh besar terhadap banjir. Jika aliran terhambat oleh sampah atau material lain, air tidak dapat mengalir dengan lancar dan akhirnya meluap ke permukaan.
Penyumbatan ini sering terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Kebiasaan ini sulit diubah jika tidak ada edukasi yang baik, terutama untuk generasi muda.
Kondisi Hutan
Hutan tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru bumi, tetapi juga sebagai area resapan air yang sangat besar. Vegetasi di hutan membantu menahan dan menyerap air sehingga mengurangi risiko banjir.
Namun, apabila hutan mengalami kerusakan akibat alih fungsi lahan atau penebangan liar, volume air di sungai akan meningkat dan memicu banjir, terutama di hilir.
Sistem Pengelolaan Kota
Kesalahan dalam mengatur daerah aliran sungai dan perencanaan tata kota dapat memicu terjadinya banjir.
Pemerintah harus menetapkan dan menegakkan aturan yang melarang aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan dan meningkatkan risiko banjir, misalnya pembangunan permukiman di sekitar sungai atau pengawasan yang kurang terhadap proyek waduk dan sejenisnya.
Badai dan Angin Kencang di Wilayah Pantai
Angin yang sangat kuat, termasuk angin topan, dapat mendorong air laut hingga ke daratan pantai yang biasanya kering, sehingga menyebabkan banjir. Kondisi ini akan semakin parah jika disertai hujan deras.
Selain itu, dalam kondisi tertentu, tsunami dapat membawa gelombang air laut besar ke daratan dan menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Kerusakan Bendungan
Bendungan dibangun di tepi sungai dengan tujuan untuk menahan air yang berlebih agar tidak menggenangi wilayah sekitarnya. Selain itu, bendungan juga memanfaatkan energi air untuk pembangkit listrik.
Namun, jika volume air di bendungan terlalu tinggi, bendungan bisa mengalami kerusakan yang berpotensi menyebabkan luapan air.
Untuk mencegah hal ini, kelebihan air biasanya dialirkan dari bendungan agar risiko kerusakan dan banjir dapat diminimalisir.
Pencairan Salju dan Es
Di daerah dengan iklim dingin, lapisan salju tebal dan es di puncak gunung biasanya bertahan selama musim dingin.
Namun, jika suhu naik secara tiba-tiba, salju dan es tersebut akan mencair dalam jumlah besar, menyebabkan aliran air deras ke wilayah yang biasanya kering. Fenomena ini dikenal sebagai banjir akibat pencairan salju (snowmelt flood).
Penyumbatan Sistem Drainase
Banjir dapat terjadi saat salju mencair atau hujan deras tidak dapat dialirkan dengan baik karena sistem drainase tersumbat atau tidak berfungsi dengan semestinya.
Ketika saluran drainase tersumbat, air akan meluap ke permukaan dan menyebabkan banjir terus berulang sampai sistem pengelolaan air hujan atau saluran air tersebut diperbaiki.
Jenis-jenis Bencana Banjir
Setelah mengetahui berbagai penyebab banjir, kini sudah jelas bahwa bencana ini dapat muncul karena faktor manusia maupun alam.
Selain itu, banjir juga bisa dibedakan berdasarkan sumber air yang menyebabkan terjadinya banjir tersebut. Berikut ini adalah beberapa jenis banjir berdasarkan sumber airnya:
Banjir Bandang
Banjir ini terjadi secara tiba-tiba dan air yang mengalir membawa material seperti lumpur, batu, dan pohon, sehingga menimbulkan kerusakan berat di wilayah yang dilalui.
Penyebab utama banjir bandang adalah hujan deras yang turun dengan intensitas tinggi di daerah pegunungan serta adanya kerusakan hutan atau deforestasi yang mengurangi fungsi penahan air alami.
Banjir Air Biasa
Jenis banjir ini terjadi ketika air dari sungai, danau, parit, atau saluran air meluap hingga menenggelamkan daerah sekitarnya.
Banjir air biasa adalah tipe yang paling sering dialami oleh masyarakat, biasanya akibat meningkatnya volume air karena hujan deras yang berlangsung cukup lama.
Banjir Rob
Banjir rob adalah genangan air yang muncul di wilayah pesisir akibat pasang naiknya permukaan air laut.
Fenomena ini sering terjadi di daerah pantai yang tanahnya lebih rendah dibandingkan permukaan laut, sehingga air laut mudah menggenangi wilayah tersebut.
Banjir Lahar Dingin
Banjir lahar dingin terjadi ketika material hasil letusan gunung api seperti abu, pasir, kerikil, dan batuan bercampur dengan air hujan di daerah hulu, lalu mengalir deras melewati lereng gunung atau sungai-sungai di sekitarnya.
Dampak Bencana Banjir
Banjir merupakan bencana alam yang pasti menimbulkan kerugian baik bagi manusia maupun lingkungan sekitarnya. Dampak dari banjir dapat dirasakan dalam bentuk kerugian materi maupun non-materi.
Namun, apakah banjir juga bisa membawa manfaat? Simak uraian mengenai dampak dari bencana banjir berikut ini.
Aspek Ekonomi
Ketika banjir terjadi, khususnya banjir bandang, berbagai infrastruktur seperti jalan, lahan pertanian, rumah, jembatan, dan kendaraan bisa mengalami kerusakan serius. Banyak orang kehilangan tempat tinggal sehingga menjadi tunawisma.
Pemerintah biasanya akan menyiapkan bantuan dengan mengerahkan petugas seperti pemadam kebakaran, kepolisian, dan perlengkapan darurat untuk membantu korban banjir.
Semua tindakan tersebut tentu memerlukan biaya besar yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah.
Komunitas terdampak banjir biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bangkit kembali, begitu pula bisnis yang harus pulih sebelum bisa berjalan normal seperti sebelumnya.
Aspek Lingkungan
Lingkungan juga mengalami dampak buruk ketika banjir melanda. Bahan kimia dan zat berbahaya berpotensi mencemari air, menyebabkan pencemaran sumber air di daerah yang tergenang.
Contohnya adalah tsunami di Jepang pada tahun 2011, ketika air laut membanjiri wilayah pesisir. Banjir tersebut juga berdampak parah pada fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir yang menyebabkan kebocoran radiasi tinggi.
Di Fukushima, tingkat radiasi yang ditemukan ternyata 18 kali lebih tinggi dari perkiraan awal, sehingga menimbulkan kekhawatiran besar.
Selain itu, banjir menyebabkan kematian banyak hewan, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem.
Banjir memang membawa banyak dampak negatif seperti kematian, kerugian materi, serta risiko penyebaran penyakit menular. Namun di sisi lain, banjir juga mempunyai dampak positif.
Meskipun sering menimbulkan kerugian bagi manusia, banjir dapat memberikan manfaat terutama ketika terjadi di dataran banjir dan area pertanian.
Air banjir mengandung nutrisi yang dibawa dari tanah lain, sehingga membuat tanah di dataran tersebut menjadi sangat subur dan cocok untuk bercocok tanam.
Meski begitu, tentu kamu tidak menginginkan rumah atau pemukimanmu terendam banjir, bukan? Oleh karena itu, langkah pencegahan seperti meningkatkan kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya sangat penting dilakukan.
Sebagai penutup, pengertian banjir menunjukkan bagaimana air yang meluap dapat membawa dampak besar, sehingga penting untuk memahami dan mencegahnya sejak dini.