JAKARTA - Daerah tambang emas terbesar di Indonesia menjadi salah satu kekayaan alam yang sangat berharga dengan cadangan logam mulia yang melimpah.
Berdasarkan data dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM pada tahun 2021, Indonesia berhasil memproduksi sekitar 117,5 ton emas, menjadikan negara ini sebagai penghasil emas terbesar kesembilan di dunia.
Produksi tambang emas di Indonesia memiliki volume besar sehingga menarik perhatian negara-negara besar untuk ikut berpartisipasi dalam sektor pertambangan tersebut.
Emas sendiri dianggap sebagai logam berharga karena sifatnya yang tahan korosi, titik cairnya yang tinggi, serta kemudahan dalam pembentukan.
Hal inilah yang membuat emas tetap menjadi alat tukar yang menguntungkan dalam kebijakan moneter hingga kini.
Selain digunakan dalam investasi dan perhiasan, emas juga berperan penting dalam industri seperti pembuatan alat elektronik, peralatan industri, dan keramik.
Sekitar 40 persen emas yang diproduksi digunakan sebagai investasi, termasuk cadangan bank sentral untuk menghadapi inflasi dan resesi, sementara 50 persen lainnya digunakan sebagai bahan perhiasan.
Indonesia menyumbang sekitar 5,8 persen dari cadangan emas dunia dan diperkirakan memproduksi sekitar 48 ton emas setiap tahunnya.
Menurut Booklet Tambang Emas Perak 2020 dari Kementerian ESDM, Indonesia juga masuk dalam lima besar negara dengan bahan baku emas terbesar di dunia.
Itulah sebabnya daerah tambang emas terbesar di Indonesia menjadi pusat perhatian penting dalam industri logam mulia global.
Daftar Daerah Tambang Emas Terbesar di Indonesia
Daerah tambang emas terbesar di Indonesia selalu menjadi topik menarik untuk dibahas. Indonesia memiliki banyak wilayah penghasil emas yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, menjadikannya salah satu produsen emas terbesar di dunia.
Di Asia, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penghasil emas terbesar. Berdasarkan laporan, produksi emas di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 48 ton setiap tahunnya, dengan kontribusi sekitar 5,8 persen dari cadangan emas dunia.
Berikut ini adalah beberapa wilayah utama penghasil tambang emas terbesar di Indonesia.
Sumatera
Pulau Sumatera menyimpan cadangan emas yang cukup besar, diperkirakan mencapai 168 juta ton, sementara cadangan peraknya mencapai sekitar 103 juta ton.
Kandungan emas di wilayah ini mulai dikenal sejak 2008, bertepatan dengan dimulainya pembangunan tambang emas di sana.
Produksi direncanakan berlangsung hingga tahun 2033, berdasarkan kontrak karya yang disepakati dengan pemerintah Indonesia. Area tambang tersebut memiliki luas sekitar 1.303 km persegi.
Saat ini, terdapat dua area tambang terbuka (pit) yang beroperasi, dan pengembangan pit ketiga tengah dilakukan. Di lokasi ini juga berdiri pabrik pengolahan bijih emas dengan metode carbon in leach yang menggunakan teknik konvensional.
Selain fasilitas utama untuk eksplorasi dan pengolahan emas, terdapat pula fasilitas pendukung seperti klinik kesehatan, tempat tinggal pekerja (camp), gedung administrasi, dan beberapa bangunan lainnya.
PT Agincourt Resources adalah perusahaan yang memegang izin untuk eksplorasi dan pengelolaan emas di Martabe, yang terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Maluku dan Papua
Wilayah Maluku dan Papua memiliki potensi besar sebagai penghasil emas dan perak. Papua, khususnya, menjadi daerah dengan cadangan emas yang sangat melimpah, mencapai 1.876 juta ton, dan cadangan perak sebanyak 1.875 juta ton.
Pengelolaan tambang emas di Papua dilakukan oleh PT Freeport Indonesia melalui tambang Grasberg, sebuah perusahaan yang sudah sangat dikenal di Indonesia karena lama beroperasi dan berkontribusi besar terhadap sektor pertambangan nasional.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat juga menjadi wilayah dengan cadangan emas yang signifikan, diperkirakan sekitar 507 juta ton bijih, dengan cadangan perak sekitar 490 juta ton bijih.
Tambang emas terbesar di daerah ini berada di Pulau Sumbawa, yang dikelola oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Selain itu, Pulau Sumbawa menyimpan cadangan emas dan perak di daerah Dompu, yang masih tergolong tambang baru dan dioperasikan oleh PT Sumbawa Timur Mining.
Tambang Batu Hijau yang sebelumnya berada di bawah Newmont kini dikelola oleh Merdeka Copper Gold.
Batu Hijau memiliki cadangan emas yang terbukti mencapai 5,6 juta ons, dengan potensi cadangan emas yang belum dieksplorasi diperkirakan mencapai 19,7 juta ons.
Penambangan di Batu Hijau dimulai pada tahun 2000, saat ditemukan emas mentah sebanyak 2,77 juta ons. Pada 2005, cadangan tembaga di lokasi tersebut tercatat sebanyak 2,77 juta ton, dengan kadar emas 0,69 gram per ton.
Produksi emas dari tambang ini sudah mencapai 100 kilo ons, sementara produksi tembaganya mencapai 197 juta pon.
Pada periode akhir 2020 hingga awal 2021, PT Amman Mineral menyelesaikan fase ketujuh penambangan di Batu Hijau, yang menghasilkan 4,12 juta ons emas dan 4,47 miliar pon tembaga.
Pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat merupakan daerah tambang terbesar kedua setelah Tembagapura.
Pada tahun 2020, tambang emas bawah tanah di Pulau Sumbawa mulai beroperasi di bawah pengelolaan PT Sumbawa Timur Mining (STM), sebuah perusahaan patungan antara Eastern Star Resources Pty Ltd (anak perusahaan Vale SA) yang memegang 80 persen saham, dan PT Antam Tbk yang memiliki 20 persen saham.
Jawa
Tahukah kamu bahwa Pulau Jawa juga menjadi salah satu wilayah penghasil tambang emas di Indonesia?
Mungkin masih banyak yang belum mengetahui fakta ini, karena Jawa sering kali identik dengan wilayah pertanian dan lahan persawahan yang luas.
Padahal, Pulau Jawa menyimpan cadangan emas sekitar 397 juta ton bijih dan cadangan perak sebesar 98 juta ton bijih. Meski jumlahnya masih lebih kecil dibanding Papua, potensi tambang emas di Jawa tetap signifikan.
Lokasi utama penghasil logam mulia di Jawa berada di Jawa Barat, tepatnya di daerah Bogor. Tambang emas ini dikelola oleh PT Aneka Tambang Tbk yang beroperasi di wilayah Pongkor, Bogor.
Nama perusahaan ini mungkin sudah cukup dikenal, terutama karena produknya berupa logam mulia berbentuk batangan yang sudah terkenal di pasaran.
Pujon, Kalimantan Tengah
Kalimantan dikenal sebagai salah satu daerah dengan kekayaan sumber daya alam melimpah, termasuk emas. Wilayah ini memiliki cadangan emas mencapai 40 juta ton dan cadangan perak sekitar 16 juta ton.
Salah satu pusat tambang emas terbesar berada di Desa Pujon, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Meski lokasinya cukup terpencil dan aksesnya terbatas, Desa Pujon dijuluki sebagai Desa Emas karena sebagian besar penduduknya bekerja sebagai penambang emas.
Cadangan emas di Tambang Pujon diperkirakan masih cukup untuk bertahan dan digunakan selama beberapa dekade ke depan, menjadikan desa ini sebagai salah satu titik penting dalam industri pertambangan emas di Kalimantan.
Tujuh Bukit, Banyuwangi
Tambang emas Tujuh Bukit, yang juga dikenal sebagai Tumpang Pitu, berlokasi di Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.
Tambang ini termasuk dalam daftar daerah tambang emas terbesar di tanah air, menempati posisi kedua. Cadangan emas di sini diperkirakan mencapai 28 juta ons.
Sejak produksi pertamanya pada tahun 2017, tambang ini dikelola oleh PT Bumi Suksesindo Tbk (BSI), anak perusahaan dari PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Sejak tahun 2012, BSI mulai melakukan eksplorasi emas dan perak di kawasan Gunung Tujuh Bukit.
Di dalam gunung tersebut, BSI berhasil menggali lima lubang tambang, dengan kandungan emas dan perak yang bervariasi di setiap lokasi.
Proses ekstraksi menggunakan teknologi heap leach, yang memanfaatkan larutan sianida dan reagen khusus untuk memisahkan emas dengan tingkat keberhasilan sekitar 80 persen.
Teknologi ini dianggap ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah merkuri atau tailing yang berbahaya.
Sayangnya, teknologi heap leach masih jarang diterapkan di perusahaan tambang lain di Indonesia.
Selain BSI, hanya PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang juga menggunakan metode ini. Tambang Tujuh Bukit direncanakan memiliki umur operasi selama 9 tahun.
Pada tahun 2017, BSI berhasil memproduksi emas sebanyak 142.468 ons dan meningkat menjadi antara 155.000 hingga 170.000 ons pada tahun 2018.
Total produksi mineral mencapai 4 juta ton, dan kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 8 juta ton per tahun yang selesai pada 2019.
Hingga 31 Desember 2020, cadangan mineral di Tujuh Bukit diperkirakan mencapai 702.000 ons emas dan 29.352 ons perak, dengan sumber daya mineral di lapisan oksida sebesar 1.970 ons emas dan 77.800 ons perak.
Daftar Perusahaan Tambang Emas Terbesar di Indonesia
Mengetahui bahwa cadangan emas di Indonesia sangat melimpah, banyak perusahaan besar yang tertarik untuk menambang di tanah air. Berikut ini adalah lima perusahaan tambang emas terbesar yang beroperasi di Indonesia:
Freeport
Freeport Indonesia termasuk salah satu perusahaan tambang emas terbesar yang ada di Indonesia. Perusahaan ini merupakan joint venture antara Freeport-McMoRan dan PT Industri Asahan Aluminium Persero.
Meskipun Freeport tidak memproduksi emas murni, hasil produksinya berupa konsentrat yang mengandung emas, tembaga, dan perak, yang kemudian diekspor ke luar negeri.
Metode pertambangan yang digunakan adalah terbuka (open pit) dan bawah tanah (underground). Freeport sudah beroperasi sejak tahun 1972, dengan izin operasi yang masih berlaku hingga 2041 berdasarkan IUPK.
Martabe
Martabe adalah perusahaan tambang emas yang dimiliki oleh PT Agincourt Resources dan berlokasi di Sumatera Utara. Pada tahun 2020, perusahaan ini berhasil memproduksi emas sekitar 135 ton.
Martabe mulai beroperasi sejak 2012 dan memiliki konsesi lahan seluas 130 ribu hektar. Proses pengolahan emas di sini menggunakan metode Carbon-in-Leach yang dinilai lebih mahal dibandingkan metode Heap Leach.
Produksi emasnya mencapai sekitar 10 ton per tahun, dengan kapasitas pabrik pengolahan yang besar yaitu sekitar 6 juta ton bijih per tahun.
Toka Tindung
Tambang emas Toka Tindung dimiliki secara resmi oleh PT Archi Indonesia Tbk, yang memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya di Sulawesi Utara.
Tambang ini mulai beroperasi sejak 2009 dengan produksi pertama di tahun 2011 dan cadangan emas sebesar 122 ton. Konsesi lahan yang dimiliki sekitar 40 ribu hektar dengan kandungan emas berjenis sulfidasi rendah.
Kapasitas produksinya mencapai 4 juta ton bijih per tahun dengan total produksi emas antara 7 sampai 8 juta ton. Pertumbuhan produksi di Toka Tindung sangat pesat, bahkan melebihi produksi tambang Merauke.
Tujuh Bukit
Tambang emas Tujuh Bukit, yang terletak di Jawa Timur, merupakan milik PT Merdeka Copper Gold Tbk dan mulai beroperasi pada 2016.
Perusahaan ini menggunakan teknologi Heap Leach yang memiliki biaya operasional lebih rendah serta tingkat recovery yang efisien.
Luas area konsesinya sekitar 12 ribu hektar dengan cadangan emas mencapai 22 ton pada akhir tahun.
Pabrik pengolahannya mampu menangani hingga 8 juta ton bijih per tahun dan menghasilkan emas sebanyak 1,7 ton. Cadangan emas di Tujuh Bukit diperkirakan akan habis pada tahun 2024.
Gosowong
Tambang emas Gosowong dikelola oleh PT Indotan Halmahera Bangkit dan PT Aneka Tambang, namun operasionalnya dijalankan oleh PT Nusa Halmahera Minerals.
Lokasinya berada di Halmahera bagian utara dengan luas konsesi sekitar 29 ribu hektar. Sistem pertambangan yang digunakan adalah bawah tanah dan masih menyimpan cadangan emas sekitar 9 ton.
Indonesia memang kaya akan sumber daya emas yang dibuktikan oleh banyaknya perusahaan tambang besar yang beroperasi dan menghasilkan jutaan ton emas.
Cadangan yang masih ada juga menunjukkan potensi besar untuk masa depan industri pertambangan emas di Indonesia.
Sebagai penutup, daerah tambang emas terbesar di Indonesia terus berkembang dan menjadi sumber kekayaan alam yang penting bagi perekonomian nasional.