Listrik

Singapura Gandeng Indonesia Pasok 1 GW Listrik Surya untuk Energi Bersih 2035

Singapura Gandeng Indonesia Pasok 1 GW Listrik Surya untuk Energi Bersih 2035
Singapura Gandeng Indonesia Pasok 1 GW Listrik Surya untuk Energi Bersih 2035

JAKARTA - Dalam langkah strategis memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih, Pemerintah Singapura secara resmi memberikan izin bersyarat kepada Singa Renewables Pte Ltd. untuk mengimpor hingga 1 gigawatt (GW) listrik tenaga surya dari Indonesia.

Izin tersebut diumumkan oleh Otoritas Pasar Energi (Energy Market Authority/EMA) Singapura pada Sabtu, 31 Mei 2025, dan menjadi bagian dari rencana jangka panjang negeri tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi berbasis fosil, khususnya gas alam cair (LNG), yang selama ini menjadi tulang punggung pembangkit listrik di negara kota itu.

Singa Renewables Pte Ltd. merupakan perusahaan patungan antara TotalEnergies SE asal Prancis dan konglomerasi asal Indonesia, Royal Golden Eagle (RGE) Pte. Ltd., yang dikenal luas dalam pengembangan energi berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.

Melansir laporan dari Bloomberg, proyek ambisius ini turut melibatkan perusahaan Singapore Energy Interconnections Pte. Ltd., yang akan bertanggung jawab terhadap eksplorasi dan pengembangan kabel listrik bawah laut yang menghubungkan sistem kelistrikan Indonesia dan Singapura. Kabel listrik ini diproyeksikan menjadi infrastruktur kunci dalam mendukung integrasi jaringan listrik lintas negara ASEAN.

Meskipun hingga kini belum disebutkan secara resmi berapa total nilai investasi dan kapan target pelaksanaan proyek ini akan dimulai, para pengamat menyebut proyek ini akan menjadi salah satu skema ekspor energi bersih terbesar dari Indonesia ke Singapura dalam sejarah kerja sama kedua negara.

“Proyek ini adalah bagian dari langkah strategis Singapura untuk memenuhi target impor hingga 6 GW energi bersih pada tahun 2035. Kami melihat kerja sama lintas negara sangat penting untuk membangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ungkap pernyataan resmi EMA, dikutip dari Bloomberg.

Target 6 GW Energi Bersih, 3,4 GW Sudah Disetujui

Izin untuk Singa Renewables menjadi bagian dari komitmen Singapura dalam mengimpor total 6 gigawatt energi bersih pada tahun 2035, sesuai dengan peta jalan transisi energi nasional mereka. Hingga akhir Mei 2025 ini, tercatat sudah ada 3,4 GW proyek impor energi bersih dari Indonesia yang disetujui oleh EMA. Sebagian besar proyek tersebut bersumber dari listrik tenaga surya, yang dinilai lebih efisien, bersih, dan cepat untuk dikembangkan di wilayah tropis seperti Indonesia.

Dengan jumlah tersebut, Indonesia saat ini menjadi pemasok utama energi surya dalam skema ekspor energi ke Singapura. Tak hanya itu, Singapura juga terus menjajaki berbagai sumber energi terbarukan dari negara lain di kawasan, termasuk pembangkit tenaga angin dari Vietnam serta kerja sama pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan Malaysia, yang sudah ditandatangani sejak Februari lalu.

Koneksi Antarnegara Lewat ASEAN Power Grid

Inisiatif kabel listrik bawah laut antara Indonesia dan Singapura ini juga selaras dengan proyek ambisius ASEAN Power Grid, yakni sistem jaringan listrik antarnegara anggota ASEAN yang bertujuan menciptakan integrasi pasokan dan distribusi energi secara regional.

Dengan ASEAN Power Grid, negara-negara di Asia Tenggara dapat saling mendukung ketahanan energi masing-masing, berbagi beban pasokan, serta mendorong investasi dalam energi bersih lintas batas.

“Kami percaya bahwa infrastruktur kabel listrik lintas negara seperti ini akan memainkan peran penting dalam realisasi ASEAN Power Grid. Ini bukan hanya proyek bilateral, melainkan bagian dari transformasi energi kawasan,” jelas pernyataan Singa Renewables dalam siaran persnya.

ASEAN Power Grid sendiri telah menjadi bagian dari diskusi strategis negara-negara Asia Tenggara selama lebih dari satu dekade, namun proyek konkret yang berhasil dieksekusi masih terbatas. Inisiatif terbaru antara Indonesia dan Singapura ini dinilai sebagai milestone penting dalam mewujudkan rencana tersebut.

Didorong Kunjungan Presiden Prancis Macron

Pengumuman proyek impor listrik surya dari Indonesia ini juga bertepatan dengan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Singapura. Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, Macron dan pemimpin Singapura menandatangani berbagai nota kesepahaman strategis, termasuk dalam sektor energi bersih, pertahanan, dan keamanan siber.

TotalEnergies SE sebagai bagian dari konsorsium Singa Renewables memiliki hubungan erat dengan pemerintah Prancis dan telah berkomitmen pada transisi energi global.

“Keterlibatan TotalEnergies mencerminkan komitmen Prancis dalam memperluas kerja sama energi bersih dengan Asia Tenggara, termasuk mempercepat realisasi proyek-proyek strategis seperti ini,” ujar Macron dalam pernyataannya di Singapura.

Potensi Energi Surya Indonesia Besar, Perlu Akselerasi

Bagi Indonesia, proyek ini menandai babak baru dalam pemanfaatan potensi energi surya yang sangat besar namun belum tergarap optimal. Menurut data Kementerian ESDM, potensi energi surya Indonesia mencapai 207,8 GWp, namun kapasitas terpasang masih jauh di bawah 1%.

Kerja sama ekspor ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi swasta dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah dengan intensitas sinar matahari tinggi seperti Kepulauan Riau, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.

“Proyek ekspor energi bersih ini dapat menjadi katalisator percepatan investasi energi surya di Indonesia. Dengan meningkatnya permintaan dari luar negeri, investor akan lebih terdorong membangun kapasitas pembangkitan di dalam negeri,” jelas pengamat energi dari INDEF, Abra Talattov, saat dimintai tanggapan.

Masa Depan Energi Bersih di ASEAN

Proyek ekspor listrik tenaga surya dari Indonesia ke Singapura melalui Singa Renewables menjadi tonggak penting dalam kerja sama energi lintas negara di Asia Tenggara. Selain memperkuat ketahanan energi kedua negara, proyek ini juga menjadi contoh nyata bahwa transisi energi bersih bisa diwujudkan melalui kemitraan strategis lintas batas.

Dengan terus bertambahnya proyek-proyek serupa, ASEAN bisa menjadi kawasan yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga pemimpin dalam transformasi energi berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index