JAKARTA - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Rabu, 28 Mei 2025. Setelah sempat naik Rp 4.000 pada hari sebelumnya, harga emas Antam anjlok tajam hingga Rp 28.000 per gram, tercatat di angka Rp 1.895.000 per gram.
Berdasarkan data resmi dari situs logammulia.com, harga emas Antam hari ini mengalami koreksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan harga perdagangan Selasa, 27 Mei 2025 yang mencapai Rp 1.923.000 per gram.
Harga Buyback Antam Turun Bersamaan
Penurunan harga emas Antam juga diikuti oleh harga buyback atau harga pembelian kembali oleh Antam yang turun sebesar Rp 28.000 menjadi Rp 1.739.000 per gram. Harga buyback ini berlaku bagi konsumen yang ingin menjual emas mereka kembali ke Antam.
Data ini menunjukkan tekanan signifikan pada pasar emas fisik domestik yang mungkin dipengaruhi oleh dinamika pasar global dan sentimen investor dalam negeri.
Rekam Jejak Harga Emas Antam Terakhir
Untuk gambaran lebih luas, harga emas Antam sempat mencetak rekor tertinggi pada 22 April 2025 dengan nilai Rp 2.016.000 per gram. Pada saat itu, harga buyback juga mencapai titik tertinggi Rp 1.865.000 per gram.
Berikut daftar harga emas Antam per Rabu, 28 Mei 2025:
0,5 gram: Rp 997.500
1 gram: Rp 1.895.000
2 gram: Rp 3.730.000
3 gram: Rp 5.570.000
5 gram: Rp 9.250.000
10 gram: Rp 18.445.000
25 gram: Rp 45.987.000
50 gram: Rp 91.895.000
100 gram: Rp 183.712.000
250 gram: Rp 459.015.000
500 gram: Rp 917.820.000
1.000 gram: Rp 1.835.600.000
Sentimen Pasar Emas Dunia dan Pengaruhnya terhadap Harga Emas Antam
Penurunan harga emas Antam ini sejajar dengan tren harga emas dunia yang juga mengalami tekanan. Mengutip laporan CNBC, harga emas dunia pada pasar spot turun sebesar 1,2% menjadi USD 3.302,10 per ons pada Rabu (23/5/2025) setelah sebelumnya naik hampir 5% dalam satu pekan.
Harga emas berjangka di Amerika Serikat juga ditutup di level 1,9% lebih rendah, berada di angka USD 3.300,40 per ons.
Menurut Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, volatilitas harga emas masih tinggi akibat ketidakpastian tarif perdagangan global. “Harga emas mengalami banyak volatilitas karena terus terjadi perubahan tarif. Saat ini, pasar mungkin beranggapan bahwa akan ada kesepakatan yang harus dicapai dan hal itu menekan harga emas,” ujarnya.
Pasar sempat mendapat dorongan positif ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan pengenaan tarif 50% pada impor dari Uni Eropa yang sebelumnya dijadwalkan berlaku bulan depan. Panggilan telepon antara Trump dan Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen menjadi sinyal mulai terbukanya jalan perundingan dagang yang dapat meredam ketegangan.
Namun, penguatan Dolar AS yang berlanjut serta melonjaknya indeks saham berjangka juga memberi tekanan pada harga emas. Dolar yang kuat dan meningkatnya sentimen risiko pasar mendorong investor berpindah ke aset berisiko tinggi, sehingga melemahkan permintaan emas sebagai aset safe haven.
Analisis dan Prospek Harga Emas ke Depan
Harga emas yang terus mengalami fluktuasi tajam ini menjadi sinyal bahwa pasar masih menunggu kepastian situasi geopolitik dan ekonomi global. Investor dan pembeli emas di Indonesia, khususnya konsumen Antam, diharapkan tetap waspada dengan pergerakan harga yang cepat dan dinamis.
Sebagaimana dijelaskan oleh Bart Melek, perubahan tarif perdagangan dan hasil negosiasi antarnegara akan sangat menentukan arah pergerakan harga emas dalam beberapa waktu ke depan. Selain itu, faktor penguatan dolar AS dan sentimen pasar saham global akan terus menjadi variabel penting.
Sementara itu, bagi konsumen yang berencana membeli emas Antam sebagai investasi, penurunan harga saat ini bisa menjadi peluang membeli pada harga relatif lebih rendah. Namun, para ahli menyarankan untuk tetap memperhatikan risiko volatilitas harga dalam jangka pendek.