Wisata

Desa Wisata Sade Lombok Jadi Percontohan Eco Village, Kemenparekraf Dorong Wisata Bersih dan Berkelanjutan

Desa Wisata Sade Lombok Jadi Percontohan Eco Village, Kemenparekraf Dorong Wisata Bersih dan Berkelanjutan
Desa Wisata Sade Lombok Jadi Percontohan Eco Village, Kemenparekraf Dorong Wisata Bersih dan Berkelanjutan

JAKARTA - Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia secara resmi menetapkan Desa Wisata Sade yang berada di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai percontohan program Eco Village. Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang bertujuan mendukung pembangunan destinasi wisata yang berkelanjutan, bersih, dan memiliki daya tarik kuat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Langkah ini ditandai dengan peluncuran resmi atau kick-off program Eco Village di Desa Sade, yang dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Luh Putu Elva Puspa Dewi, Jumat (tanggal kegiatan).

Fokus pada Kebersihan sebagai Pondasi Destinasi Wisata Berkualitas

Dalam sambutannya, Wamenparekraf Ni Luh Puspa menekankan pentingnya aspek kebersihan sebagai fondasi utama dalam pengembangan pariwisata. Menurutnya, upaya menciptakan destinasi wisata yang berkualitas tidak bisa terlepas dari komitmen bersama dalam menjaga lingkungan yang bersih dan nyaman.

“Ini salah satu upaya untuk meningkatkan daya tarik wisatawan di destinasi wisata. Yang paling penting dalam membangun pariwisata yang berkualitas adalah kebersihan, karena hal itu paling mendasar dan sederhana untuk dilaksanakan,” ujar Ni Luh Puspa di hadapan warga dan tokoh masyarakat Desa Sade.

Ia melanjutkan dengan analogi sederhana, bahwa jika rumah sendiri bersih dan nyaman, maka tamu yang datang tidak akan merasa nyaman untuk mengotori tempat tersebut. Prinsip yang sama, katanya, berlaku pula dalam konteks pariwisata.

“Bersih dulu. Destinasi wisata harus bersih. Jika tempatnya bersih dan tertata, wisatawan akan betah dan tidak sembarangan membuang sampah,” jelasnya.

Kolaborasi Menjadi Kunci Sukses Program Eco Village

Wamen Ni Luh Puspa juga menegaskan bahwa keberhasilan program Eco Village tidak akan terwujud tanpa kolaborasi semua pihak. Kemenparekraf, kata dia, tidak dapat berjalan sendiri, melainkan harus bersinergi dengan pemerintah daerah, pelaku wisata lokal, masyarakat desa, serta pihak swasta.

“Ini adalah program untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing, tapi tidak bisa dilakukan sendiri. Kunci suksesnya program ini adalah kolaborasi,” tegasnya.

Melalui gerakan wisata bersih ini, pemerintah ingin menciptakan desa wisata yang tidak hanya indah dari segi budaya dan kearifan lokal, tetapi juga menjadi contoh dari destinasi ramah lingkungan dengan pengelolaan sampah yang tertib dan berwawasan ekologi.

Dukungan Pemerintah Daerah untuk Kelola Sampah Wisata

Wakil Bupati Lombok Tengah, H. M. Nursiah, dalam kesempatan yang sama, menyatakan komitmen penuh dari pemerintah kabupaten untuk mendukung pengelolaan sampah di destinasi wisata, termasuk di Desa Sade.

“Pengelolaan sampah tetap menjadi komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan pariwisata yang bersih dan nyaman bagi wisatawan,” tutur Nursiah.

Pemerintah daerah, menurutnya, telah dan akan terus memberikan pembinaan intensif kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) serta masyarakat lokal agar aktif dalam kegiatan bersih-bersih desa dan memilah sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Lebih lanjut, Nursiah mengharapkan Kemenparekraf terus menggulirkan berbagai bentuk program pendampingan, pelatihan, dan pemberdayaan masyarakat desa wisata di seluruh Lombok.

“Jika ada program yang dilaksanakan dari Kementerian Pariwisata, kami siap mendukung sepenuhnya untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kualitas destinasi wisata kami,” tambahnya.

Peran Swasta: Otsuka Indonesia Dukung Gerakan Wisata Bersih

Dalam peluncuran Eco Village Desa Sade, pihak swasta juga turut ambil bagian. Perusahaan farmasi dan makanan kesehatan PT Otsuka Indonesia, melalui Director of Human Capital and Corporate Communication Sudarmadi Widodo, menyatakan dukungan terhadap gerakan wisata bersih.

“Desa Wisata Sade telah menjadi ikon wisata budaya di NTB, sehingga kebersihan dan kelestarian lingkungan menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar,” kata Sudarmadi.

Ia menjelaskan bahwa dukungan Otsuka bersifat edukatif dan implementatif, terutama dalam mengubah kebiasaan masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah wisata.

“Program ini sederhana, tapi sangat penting. Masyarakat kami dorong untuk memilah sampah dari rumah. Sampah organik dan anorganik dipisah, supaya tidak semuanya menumpuk di TPA,” ungkapnya.

Desa Sade: Simbol Kearifan Lokal dan Potensi Wisata Hijau

Desa Sade sendiri selama ini dikenal sebagai desa adat suku Sasak yang tetap mempertahankan keaslian arsitektur rumah, pola hidup tradisional, dan seni budaya. Dengan menjadi bagian dari program Eco Village, desa ini kini dituntut untuk menyeimbangkan kekayaan budaya tersebut dengan konsep ekowisata berkelanjutan.

Program ini diproyeksikan menjadi inspirasi bagi desa wisata lain di NTB dan seluruh Indonesia. Dengan pendekatan edukasi lingkungan, pengelolaan sampah terpilah, serta pelibatan komunitas lokal, Desa Sade diharapkan mampu menjadi benchmark pengembangan desa wisata berbasis lingkungan.

Sinergi Semua Pihak untuk Pariwisata Berkelanjutan

Gerakan wisata bersih melalui program Eco Village yang digagas Kemenparekraf bersama mitra swasta, didukung pemerintah daerah dan masyarakat lokal, menjadi contoh nyata sinergi pentahelix dalam membangun sektor pariwisata Indonesia yang tidak hanya eksotis, tetapi juga lestari.

Dengan adanya komitmen bersama dari semua pihak, program ini diharapkan tidak hanya menjadi seremoni seremonial belaka, namun juga mendorong lahirnya desa-desa wisata baru yang bersih, kreatif, dan memberdayakan.

“Dengan kolaborasi lintas sektor, kita optimistis pariwisata Indonesia akan lebih berkualitas, kompetitif, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” pungkas Wamenparekraf Ni Luh Puspa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index