Proyek Tol

Proyek Tol Gilimanuk–Mengwi Jalan Lagi, Bupati Jembrana Dorong Integrasi Transportasi dan Ekonomi Lokal

Proyek Tol Gilimanuk–Mengwi Jalan Lagi, Bupati Jembrana Dorong Integrasi Transportasi dan Ekonomi Lokal
Proyek Tol Gilimanuk–Mengwi Jalan Lagi, Bupati Jembrana Dorong Integrasi Transportasi dan Ekonomi Lokal

JAKARTA  – Pemerintah Kabupaten Jembrana memberikan dukungan penuh terhadap kelanjutan proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi yang kini ditetapkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek infrastruktur ini diharapkan dapat menjadi pendorong percepatan pembangunan dan pemerataan ekonomi di Bali Barat, khususnya wilayah Jembrana yang selama ini menjadi gerbang masuk Pulau Dewata dari arah barat.

Setelah sempat tertunda, proyek tol yang dirancang menghubungkan Gilimanuk di ujung barat Bali dengan Mengwi di Kabupaten Badung kini kembali mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat. Hal ini ditandai dengan dilakukannya survei lapangan oleh tim dari Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Tim Pengembangan Kawasan Provinsi Bali.

Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, yang mendampingi langsung tim survei tersebut, menyatakan optimismenya bahwa proyek tol ini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi daerahnya. Ia bahkan mengusulkan sejumlah inisiatif strategis agar proyek tersebut dapat terintegrasi dengan potensi lokal Jembrana.

Penambahan Pintu Tol dan Integrasi dengan Destinasi Lokal

Dalam kunjungannya ke sejumlah titik strategis, Bupati Kembang menyampaikan pentingnya penambahan gate tol di kawasan sekitar Pura Rambut Siwi. Menurutnya, kawasan ini tidak hanya memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat Bali, namun juga telah dilengkapi dengan fasilitas Anjungan Cerdas Rambut Siwi yang dibangun oleh Kementerian PUPR.

“Kawasan Pura Rambut Siwi ini adalah tempat yang sangat penting bagi masyarakat, terutama bagi umat Hindu yang ingin melakukan persembahyangan sebelum melanjutkan perjalanan. Kami harap pemerintah mempertimbangkan penambahan gate tol di area ini dan menjadikannya rest area yang terintegrasi,” ujar Bupati Kembang.

Ia juga menyebut bahwa integrasi proyek tol dengan berbagai potensi lokal seperti Pelabuhan PPN Pengambengan, Pelabuhan Gilimanuk, serta kawasan Kerthi Bali Semesta (KBS) seluas 1.200 hektare akan memperkuat dampak ekonomi dari proyek ini. KBS sendiri direncanakan sebagai kawasan ekonomi hijau terpadu di Jembrana, yang diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru di Bali Barat.

Solusi Atasi Kerusakan Jalan Nasional

Lebih lanjut, Bupati Kembang menekankan pentingnya pengaturan arus lalu lintas kendaraan berat yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kerusakan jalan nasional di jalur Denpasar–Gilimanuk. Ia mengusulkan agar gate tol di Seksi 1 Gilimanuk dapat langsung terhubung dengan Terminal Kargo Gilimanuk. Dengan begitu, distribusi kendaraan logistik bisa lebih tertata dan tidak lagi membebani jalur utama.

“Jangan sampai keberadaan tol ini malah membuat kerusakan jalan nasional semakin parah karena arus lalu lintas yang tidak teratur. Justru sebaliknya, proyek ini harus bisa menjadi solusi permanen untuk memperbaiki sistem transportasi dan logistik di Bali,” tegasnya.

Menurutnya, selama ini jalur Denpasar–Gilimanuk menanggung beban kendaraan berat yang sangat tinggi, terutama dari arus logistik antarprovinsi. Hal ini menyebabkan jalan cepat rusak dan memperbesar biaya perawatan jalan nasional di wilayah Bali Barat.

Pemerintah Pusat Ambil Alih, Proyek Tol Siap Dibangun Ulang

Sementara itu, Ketua Tim Pengembangan Kawasan Provinsi Bali, Lala Rizki Larasati, menyampaikan bahwa proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi sebelumnya diinisiasi oleh pihak swasta. Namun kini, dengan status PSN, pemerintah pusat mengambil alih penuh pengelolaan proyek tersebut, termasuk dalam hal pembiayaan dan pembebasan lahan.

“Kami datang ke Jembrana untuk memastikan kesiapan wilayah, memetakan potensi lokal yang dapat diintegrasikan, dan tentu saja untuk menyusun langkah konkret dalam mendukung realisasi proyek ini,” kata Lala Rizki.

Ia juga menjelaskan bahwa sesuai arahan Gubernur Bali, pembangunan fisik tol akan dimulai dari Seksi 3 terlebih dahulu. Seksi ini dinilai memiliki return of investment (ROI) paling cepat. Namun demikian, Seksi 1 yang mencakup kawasan pelabuhan Gilimanuk tetap dianggap krusial karena terhubung dengan PSN lainnya, seperti pengembangan kawasan pelabuhan dan terminal logistik.

Kunjungan ke Titik Strategis Jembrana

Dalam rangkaian survei yang dilakukan oleh tim Kementerian PUPR dan Pemprov Bali, sejumlah titik penting dikunjungi, antara lain Pura Rambut Siwi, Anjungan Cerdas Rambut Siwi, serta lokasi calon Exit Tol Simpang Susun Negara. Kawasan-kawasan tersebut dinilai memiliki potensi strategis sebagai pusat aktivitas ekonomi dan spiritual yang bisa mendukung konsep pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal.

“Dengan memanfaatkan titik-titik ini secara maksimal, kami ingin proyek tol ini tidak sekadar menjadi jalan bebas hambatan, tetapi juga menjadi infrastruktur yang mendukung pariwisata, logistik, dan pemberdayaan ekonomi lokal,” tambah Lala.

Proyek Sempat Mangkrak, Kini Diharapkan Segera Terealisasi

Sebagai informasi, proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi sejatinya telah dimulai dengan seremoni peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali I Wayan Koster pada 10 September 2022 di Pekutatan, Jembrana. Namun dalam perjalanannya, proyek ini sempat mengalami stagnasi dan tidak menunjukkan perkembangan signifikan.

Kini, dengan status sebagai Proyek Strategis Nasional, proyek tersebut kembali dihidupkan dan diharapkan segera memasuki tahap konstruksi pada akhir tahun 2025. Pemerintah pusat memastikan bahwa kendala pembiayaan dan teknis yang sebelumnya menghambat proyek ini sudah mulai diatasi.

Dampak Ekonomi dan Sosial yang Diharapkan

Proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi diprediksi akan membawa dampak ekonomi besar bagi Bali Barat, termasuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan aksesibilitas kawasan terpencil, serta mempercepat distribusi barang dan jasa.

Dengan panjang lebih dari 95 kilometer, tol ini juga akan memangkas waktu tempuh dari Gilimanuk ke Mengwi dari sekitar 3,5 jam menjadi hanya sekitar 1,5 jam. Efisiensi ini diperkirakan akan meningkatkan daya tarik investasi ke wilayah Jembrana dan sekitarnya.

“Ini momentum penting bagi kami. Kami ingin memastikan bahwa tol ini akan menjadi tol yang hidup, yang berfungsi bukan hanya sebagai penghubung antardaerah, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal,” pungkas Bupati Kembang Hartawan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index