Garuda Indonesia

Garuda Indonesia Group Percepat Optimalisasi Produksi Penerbangan di Tengah Tantangan Global Supply Chain

Garuda Indonesia Group Percepat Optimalisasi Produksi Penerbangan di Tengah Tantangan Global Supply Chain
Garuda Indonesia Group Percepat Optimalisasi Produksi Penerbangan di Tengah Tantangan Global Supply Chain

JAKARTA – Di tengah tekanan global terhadap rantai pasok suku cadang pesawat, Garuda Indonesia Group terus mendorong upaya optimalisasi kapasitas produksi penerbangan demi menjawab lonjakan permintaan dan memastikan keselamatan operasional tetap terjaga. Langkah strategis ini menjadi bagian penting dalam menjaga keberlangsungan bisnis sekaligus memperkuat posisi perusahaan di industri penerbangan nasional dan global.

Garuda Indonesia Group, yang membawahi maskapai Garuda Indonesia dan Citilink, mencatat sebanyak 15 armada yang terdiri dari 1 pesawat Garuda Indonesia dan 14 pesawat Citilink saat ini sedang menunggu jadwal perawatan rutin atau heavy maintenance. Perawatan tersebut melibatkan inspeksi menyeluruh hingga penggantian suku cadang utama yang dibutuhkan agar armada kembali laik terbang sesuai standar keselamatan internasional.

Gangguan Rantai Pasok Global Hambat Jadwal Perawatan

Situasi ini bukan hal yang terisolasi. Tantangan pada rantai pasok global, khususnya dalam ketersediaan suku cadang pesawat, tengah melanda hampir seluruh maskapai di dunia. Proses pemeliharaan berat yang biasanya berlangsung dalam waktu tertentu kini menjadi lebih lama dari biasanya karena keterbatasan suplai komponen penting.

“Tidak dapat dipungkiri kondisi keterbatasan supply chain atas suku cadang saat ini tengah dihadapi hampir seluruh pelaku industri penerbangan, sehingga menyebabkan pelaksanaan heavy maintenance membutuhkan waktu yang lebih panjang,” ungkap Dicky Irchamsyah, Head of Corporate Communications PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., mengutip pernyataan Direktur Teknik Garuda Indonesia, Rahmat Hanafi.

Rahmat menegaskan bahwa proses perawatan menyeluruh sangat krusial, bukan hanya untuk memastikan kesiapan armada secara teknis, tapi juga untuk menjamin standar keselamatan dan kelaikan terbang yang menjadi pilar utama operasional perusahaan.

“Dapat kami sampaikan pula bahwa proses heavy maintenance sendiri diperlukan guna memastikan standar keselamatan dan kelaikan terbang tetap terjaga untuk pesawat yang akan dioperasikan,” jelasnya.

Penambahan Armada Baru Sebagai Strategi Optimalisasi

Sejalan dengan upaya percepatan optimalisasi armada, Garuda Indonesia telah melakukan penambahan armada narrow-body dengan mendatangkan empat unit Boeing 737-800NG. Dua unit di antaranya, yakni PK-GUF dan PK-GUG, telah tiba sejak akhir 2024. Sementara itu, dua unit lainnya, PK-GUH dan PK-GUI, mulai beroperasi efektif pada kuartal kedua 2025.

Langkah penambahan armada ini diambil berdasarkan proyeksi peningkatan permintaan perjalanan udara yang terus tumbuh pascapandemi, serta sejalan dengan pemulihan sektor pariwisata nasional.

“Optimalisasi kapasitas produksi ini yang ke depannya akan terus kami selaraskan dengan outlook kinerja perusahaan sesuai dengan pertumbuhan demand pasar, guna memastikan penguatan landasan kinerja usaha dapat senantiasa terjaga secara berkelanjutan,” ujar Rahmat.

Transformasi Berkelanjutan Menuju Maskapai yang Agile

Meskipun dihadapkan pada tantangan rantai pasok dan perlambatan perawatan armada, Garuda Indonesia tetap menatap optimis ke depan. Perusahaan terus menanamkan semangat transformasi menuju maskapai yang agile, tangguh, dan mampu beradaptasi cepat terhadap dinamika pasar dan perubahan global.

“Garuda Indonesia optimis dapat terus bertransformasi menjadi maskapai yang agile dan berdaya saing, menghadirkan layanan udara yang aman dan andal bagi masyarakat,” tegas Rahmat.

Upaya ini diperkuat dengan strategi integrasi antara Garuda Indonesia dan Citilink, tidak hanya dalam manajemen armada dan rute, tetapi juga dalam efisiensi operasional dan digitalisasi layanan untuk meningkatkan kualitas customer experience.

Optimisme Mengiringi Pemulihan Industri Penerbangan

Pasar penerbangan domestik dan internasional perlahan mulai pulih setelah dilanda pandemi COVID-19. Kinerja sektor ini kembali menunjukkan tren positif seiring dibukanya rute-rute penerbangan baru, peningkatan frekuensi penerbangan, dan pertumbuhan permintaan perjalanan udara dari masyarakat.

Dalam konteks ini, optimalisasi kapasitas produksi menjadi langkah krusial untuk memastikan perusahaan tidak kehilangan momentum pemulihan industri. Garuda Indonesia Group juga berupaya menjaga reliabilitas armada serta ketepatan jadwal penerbangan agar bisa menjawab ekspektasi pelanggan secara konsisten.

Dukungan dari Pemerintah dan Regulator

Selain upaya internal, Garuda Indonesia Group juga terus menjalin koordinasi intensif dengan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan regulator terkait, guna memastikan proses perawatan pesawat tetap sesuai ketentuan dan mendapatkan dukungan logistik yang diperlukan.

Industri penerbangan nasional memang tengah berada dalam fase transisi dan pemulihan. Di tengah kenaikan harga bahan bakar avtur, fluktuasi kurs, serta tekanan global lainnya, komitmen Garuda Indonesia untuk menjaga kinerja operasional dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama.

Optimalisasi kapasitas produksi yang tengah dijalankan Garuda Indonesia Group bukan sekadar upaya teknis pemeliharaan armada, tetapi merupakan bagian dari strategi besar dalam pemulihan dan penguatan bisnis perusahaan secara berkelanjutan. Dengan penambahan armada baru, penyesuaian jadwal perawatan, serta sinergi dengan berbagai pihak, Garuda Indonesia menegaskan posisinya sebagai maskapai andalan yang tetap menjaga standar tinggi keselamatan dan layanan.

Langkah ini diharapkan mampu menopang pemulihan kinerja keuangan, peningkatan loyalitas pelanggan, dan kontribusi nyata terhadap pemulihan sektor transportasi udara serta pariwisata nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index