UMKM

Industri Kreatif dan UMKM: Pilar Utama Perekonomian Jawa Timur di Tengah Tantangan Global

Industri Kreatif dan UMKM: Pilar Utama Perekonomian Jawa Timur di Tengah Tantangan Global
Industri Kreatif dan UMKM: Pilar Utama Perekonomian Jawa Timur di Tengah Tantangan Global

JAKARTA - Industri kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus menjadi sektor yang vital bagi perekonomian Jawa Timur, bahkan dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Kedua sektor ini tidak hanya bertahan pasca pandemi COVID-19, namun juga semakin menunjukkan eksistensinya sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.

Burhanudin, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jawa Timur, dalam kesempatan dialog interaktif di Pro1 RRI Surabaya, Senin, 14 April 2025, menegaskan bahwa sektor industri kreatif dan UMKM telah membuktikan diri sebagai pilar penting yang mampu bertahan dan berkembang meski di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Bisa kita lihat bahwa banyak anak muda yang kini terjun ke industri kreatif dan menjadi pelaku usaha, meski di tengah situasi yang penuh tantangan ini," ujarnya.

Pencapaian Menakjubkan UMKM di Jawa Timur

Menurut data Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, lebih dari 9,7 juta pelaku UMKM tersebar di seluruh wilayah provinsi ini. Dengan jumlah yang besar tersebut, sektor UMKM di Jawa Timur telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Pada tahun 2024, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur tercatat mencapai lebih dari 57 persen, sebuah pencapaian yang mencerminkan betapa besar pengaruh sektor ini terhadap struktur ekonomi daerah.

Burhanudin juga menyebutkan, peran pesantren dalam mendukung perkembangan UMKM dan industri kreatif sangat signifikan. Para santri di pesantren tidak hanya mengembangkan keterampilan mereka, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal. "Melalui karya-karya para santri, pesantren telah menjadi salah satu pendorong utama bagi UMKM dan industri kreatif, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong inovasi di berbagai sektor," tambah Burhanudin.

Tantangan dan Hambatan yang Masih Dihadapi

Meskipun sektor industri kreatif dan UMKM telah menunjukkan ketangguhan, Burhanudin tidak menutup mata terhadap tantangan yang masih ada. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah permodalan. Banyak pelaku usaha yang masih kesulitan mengakses pembiayaan untuk mengembangkan usaha mereka. Selain itu, kurangnya pelatihan dan pendampingan juga menjadi kendala yang menghambat potensi pengembangan UMKM di Jawa Timur.

“Kami bisa melihat bahwa sektor industri kreatif dan UMKM mampu menjadi motor penggerak ekonomi Jawa Timur, bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Namun, permodalan dan pelatihan masih menjadi tantangan yang harus segera diatasi,” ujar Burhanudin.

Ia juga menyoroti pentingnya program-program pemerintah yang lebih fokus pada pemberdayaan UMKM, seperti One Pesantren One Product (OPOP), yang memberikan peluang bagi santri untuk mengembangkan usaha mereka. Program ini, menurut Burhanudin, memberikan kesempatan bagi pesantren untuk lebih aktif dalam mendorong wirausaha santri yang berpotensi meningkatkan ekonomi lokal.

Perlu Dukungan Pemerintah untuk UMKM Meningkatkan Kualitas

Meskipun terdapat peluang besar untuk UMKM berkembang, Burhanudin menekankan bahwa pemerintah perlu memberikan stimulus yang lebih besar untuk mendukung sektor ini. “Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu UMKM untuk naik kelas, seperti peningkatan akses permodalan, penyediaan pelatihan yang lebih baik, dan pendampingan yang lebih intensif,” ujarnya.

Selain itu, penguatan jaringan distribusi dan pemasaran produk UMKM juga menjadi faktor penting dalam memperluas pasar bagi produk-produk lokal. Dengan demikian, UMKM akan lebih mampu bersaing di pasar yang lebih luas, baik secara domestik maupun internasional. Burhanudin mengharapkan, dengan fondasi yang kuat dan dukungan yang berkelanjutan, sektor industri kreatif dan UMKM akan tetap menjadi penopang utama perekonomian Jawa Timur dalam beberapa tahun ke depan.

Industri Kreatif dan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Masa Depan

Jawa Timur, yang memiliki berbagai potensi budaya dan sumber daya manusia yang melimpah, memiliki peluang besar untuk terus mengembangkan industri kreatif dan UMKM. Sebagai sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan mendorong inovasi, industri kreatif menjadi pilar ekonomi yang sangat strategis untuk masa depan.

Selain itu, UMKM juga memiliki peran besar dalam memperkuat ketahanan ekonomi daerah dengan menyuplai kebutuhan dasar masyarakat, dari sektor pangan hingga barang-barang konsumsi lainnya. Menurut Burhanudin, penguatan kedua sektor ini tidak hanya akan berdampak positif bagi perekonomian Jawa Timur, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

"Jika sektor industri kreatif dan UMKM diberi ruang yang lebih besar untuk berkembang, dengan dukungan permodalan dan pelatihan yang memadai, saya yakin sektor ini akan terus menjadi pilar utama dalam perekonomian Jawa Timur," kata Burhanudin mengakhiri pembicaraannya.

Industri kreatif dan UMKM di Jawa Timur telah terbukti menjadi sektor yang tangguh dan memiliki potensi besar untuk terus berkembang meskipun dalam situasi yang penuh tantangan. Dengan lebih dari 9,7 juta pelaku UMKM dan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB Jawa Timur, sektor ini berperan penting dalam mendongkrak perekonomian daerah.

Namun, untuk memastikan sektor ini dapat terus berkembang, diperlukan dukungan yang lebih kuat dari pemerintah, baik dalam hal permodalan, pelatihan, maupun pendampingan. Program-program seperti OPOP juga menjadi salah satu langkah positif dalam mendukung pertumbuhan UMKM dan industri kreatif. Dengan dukungan yang tepat, diperkirakan kedua sektor ini akan tetap menjadi penopang utama perekonomian Jawa Timur dalam beberapa tahun mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index