Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) resmi mengumumkan susunan baru komisaris dan direksi setelah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 24 Maret 2025. Dalam pengumuman tersebut, bankir senior yang juga mantan Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), Hery Gunardi, ditunjuk sebagai Direktur Utama BRI menggantikan Sunarso, Selasa, 25 Maret 2025.
Hery Gunardi dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam industri perbankan nasional, terutama di sektor perbankan syariah. Penunjukannya sebagai Direktur Utama BRI diharapkan mampu memberikan angin segar dalam strategi bisnis BRI ke depan. Selain itu, perubahan ini dinilai sebagai bagian dari upaya BRI untuk memperkuat posisinya sebagai bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, kredit, dan dana pihak ketiga.
Selain pergantian pada jajaran direksi, BRI juga menambahkan anggota baru dalam komposisi komisaris independen. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI). Edi diangkat sebagai Komisaris Independen BRI, memperkuat dewan komisaris dengan pengalaman luas di bidang kebijakan ekonomi dan moneter.
“Dengan pengalaman panjang dalam menyusun regulasi di bidang moneter serta asesmen makroekonomi dan keuangan, kami yakin Edi Susianto dapat memberikan perspektif yang kaya dalam pengambilan keputusan strategis BRI,” ungkap perwakilan BRI dalam rilis resminya.
Edi Susianto memulai kariernya di Bank Indonesia sejak tahun 1993. Ia telah menduduki berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Singapura pada 2017-2018, Kepala Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran pada 2018-2019, serta Kepala Departemen Manajemen Risiko dari 2019 hingga 2022. Pengalamannya yang luas dalam menangani proyeksi makroekonomi, simulasi kebijakan moneter, hingga manajemen risiko dinilai menjadi modal penting dalam menjalankan tugas barunya di BRI.
Adapun pengangkatan anggota Dewan Komisaris baru ini baru dapat efektif dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai komisaris independen, Edi tidak memiliki afiliasi dengan pemegang saham utama, anggota direksi, maupun anggota dewan komisaris lainnya. Hal ini memastikan objektivitas dalam pengawasan dan pengambilan keputusan.
Perubahan susunan direksi dan komisaris BRI menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam memperkuat tata kelola yang lebih baik serta meningkatkan daya saing di industri perbankan. Terlebih, dengan tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, peran dewan komisaris dan direksi dalam menyusun kebijakan strategis yang adaptif menjadi semakin penting.
Analis perbankan, Dwi Hartono, menilai bahwa pergantian kepemimpinan di BRI ini dapat membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan. “Hery Gunardi memiliki latar belakang yang kuat di sektor perbankan syariah, sementara Edi Susianto memiliki pemahaman mendalam terkait kebijakan moneter. Kombinasi keduanya dapat membawa keseimbangan antara inovasi bisnis dan stabilitas kebijakan,” ujarnya.
BRI sendiri tercatat sebagai salah satu bank dengan aset terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, BRI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 18% pada tahun 2024 dengan total aset mencapai lebih dari Rp 2.000 triliun. Dengan jajaran pimpinan baru, BRI diharapkan mampu memperkuat posisinya di pasar perbankan domestik maupun internasional.
Ke depan, BRI diproyeksikan akan terus mengembangkan layanan perbankan digital serta memperluas penetrasi pasar di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi salah satu kekuatan utama BRI. Dukungan dari jajaran komisaris independen yang berpengalaman seperti Edi Susianto diharapkan mampu memperkuat tata kelola perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar global yang dinamis.