JAKARTA - Sebanyak 1.300 warga Kabupaten Mimika, Papua Tengah, memilih moda transportasi laut untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah tahun 2025. Jumlah ini tercatat dalam data resmi PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) Cabang Timika, yang mencatat dua kali puncak arus mudik tahun ini.
Berdasarkan data yang dirilis, ribuan warga tersebut meninggalkan Mimika untuk menuju kampung halaman mereka di berbagai wilayah di Indonesia. Kepala PELNI Cabang Timika, Rahmansyah Chaidir, mengungkapkan bahwa puncak arus mudik pertama terjadi pada 22 Maret, dengan 630 penumpang yang diberangkatkan menggunakan KM Sirimau. Sementara itu, puncak kedua terjadi pada 26 Maret, dengan 760 pemudik yang berangkat menggunakan KM Tatamelau.
“Secara total, sekitar 1.300 lebih penumpang telah berangkat dari Timika untuk mudik Lebaran tahun ini,” ungkap Rahmansyah.
Faktor Peningkatan Pemudik dengan Kapal Laut
Peningkatan jumlah pemudik yang menggunakan kapal laut tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah harga tiket kapal yang lebih terjangkau dibandingkan dengan tiket pesawat. Menurut Rahmansyah, harga tiket pesawat yang tinggi membuat banyak masyarakat memilih kapal laut sebagai alternatif utama untuk perjalanan mudik mereka.
“Peningkatan ini sekitar dua persen dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor utama yang mendorongnya adalah harga tiket pesawat yang saat ini cukup mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif yang lebih ekonomis,” jelasnya.
Selain itu, Rahmansyah juga menegaskan bahwa peningkatan jumlah penumpang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi laut yang disediakan oleh PELNI.
Persiapan Arus Balik dan Prediksi Lonjakan Penumpang
Setelah arus mudik, PELNI Cabang Timika juga telah melakukan persiapan untuk menghadapi arus balik Lebaran. Diperkirakan lonjakan arus balik akan terjadi pada 6 April 2025. Rahmansyah memperkirakan jumlah penumpang pada arus balik akan meningkat sekitar dua hingga tiga persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, PELNI telah menyiapkan tiga kapal utama yang akan digunakan untuk mengangkut penumpang kembali ke Timika setelah libur Lebaran, yaitu KM Sabuk 75, KM Tatamelau, dan KM Sirimau.
“Sampai saat ini, masih ada tiga kapal yang disiapkan, yaitu KM Sabuk 75, KM Tatamelau, dan KM Sirimau. Sementara itu, kapal Louser saat ini masih diperbantukan untuk melayani rute di wilayah Kalimantan dari Semarang, Kumai, dan Sampit,” paparnya.
Rahmansyah juga memastikan bahwa PELNI terus memantau perkembangan arus balik dan akan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Jika lonjakan penumpang melebihi kapasitas yang tersedia, pihaknya akan berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk menambah armada atau mengatur jadwal keberangkatan tambahan.
Kenyamanan dan Keamanan Penumpang Jadi Prioritas
Dalam menghadapi tingginya jumlah penumpang, PELNI memastikan bahwa aspek keselamatan dan kenyamanan pemudik tetap menjadi prioritas utama. Seluruh kapal yang dioperasikan telah melewati proses pemeriksaan rutin untuk memastikan kelayakan operasionalnya.
“Kami selalu mengutamakan aspek keselamatan dalam setiap perjalanan. Setiap kapal yang digunakan telah diperiksa secara berkala, dan awak kapal juga telah diberikan pelatihan keselamatan untuk menghadapi berbagai situasi darurat,” ujar Rahmansyah.
Tak hanya itu, fasilitas di dalam kapal juga telah ditingkatkan agar memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman bagi para pemudik. Mulai dari kebersihan kapal, ketersediaan tempat duduk yang memadai, hingga pelayanan makanan dan minuman selama perjalanan.
“Harapan kami, dengan peningkatan fasilitas ini, penumpang bisa merasa lebih nyaman dan aman selama perjalanan mereka menuju kampung halaman maupun kembali ke Mimika nanti,” tambahnya.
Dukungan Pemerintah untuk Transportasi Mudik
Pemerintah daerah juga turut serta dalam mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. Sejumlah langkah antisipatif telah diambil, termasuk koordinasi dengan pihak kepolisian dan instansi terkait guna memastikan keamanan dan ketertiban selama periode mudik.
Pemerintah Kabupaten Mimika juga mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan mereka dengan baik dan memastikan ketersediaan tiket sebelum keberangkatan guna menghindari kepadatan di pelabuhan.
“Pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar proses mudik dan arus balik berjalan lancar. Masyarakat juga diharapkan dapat memahami aturan yang berlaku dan mematuhi jadwal keberangkatan yang telah ditetapkan,” kata salah satu pejabat Pemerintah Kabupaten Mimika.
Mudik Lebaran 2025 di Kabupaten Mimika menunjukkan peningkatan jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi laut. Dengan lebih dari 1.300 warga yang telah berangkat menggunakan kapal PELNI, tren ini menjadi bukti bahwa transportasi laut masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat, terutama di tengah tingginya harga tiket pesawat.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh PELNI, termasuk penyediaan armada yang memadai dan peningkatan fasilitas di kapal, diharapkan perjalanan mudik tahun ini dapat berlangsung dengan aman, nyaman, dan lancar. Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah serta kerja sama masyarakat dalam mengikuti aturan mudik yang berlaku juga menjadi faktor penting dalam kelancaran arus transportasi selama Lebaran.
Sebagai bagian dari tradisi tahunan yang dinanti-nanti, mudik Lebaran bukan hanya tentang perjalanan kembali ke kampung halaman, tetapi juga tentang mempererat silaturahmi dengan keluarga. Dengan adanya moda transportasi laut yang semakin baik, harapan untuk mudik yang lebih nyaman dan efisien bagi masyarakat Mimika dapat semakin terwujud.