apa itu junk bond

Apa Itu Junk Bond adalah Karakteristik, Peringkat, dan Kelebihan

Apa Itu Junk Bond adalah Karakteristik, Peringkat, dan Kelebihan
apa itu junk bond

JAKARTA - Apa itu junk bond? Meskipun namanya terdengar kurang menjanjikan, junk bond sebenarnya adalah instrumen obligasi yang banyak diminati oleh investor. 

Istilah "junk" bukan berarti tidak bernilai, melainkan menunjukkan bahwa obligasi ini memiliki peringkat kredit lebih rendah dibandingkan obligasi investasi pada umumnya. Namun, karena risikonya lebih tinggi, imbal hasil yang ditawarkan juga lebih besar.

Banyak investor menggunakan junk bond sebagai strategi diversifikasi dalam portofolio mereka untuk mendapatkan potensi keuntungan yang lebih tinggi. 

Namun, sebelum berinvestasi, penting untuk memahami risikonya agar keputusan yang diambil tetap bijak. Jadi, kembali ke pertanyaan awal, apa itu junk bond? 

Ini adalah pilihan investasi dengan potensi imbal hasil tinggi yang tetap perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Apa Itu Junk Bond?

Apa itu junk bond? Secara sederhana, junk bond adalah jenis obligasi dengan tingkat bunga lebih tinggi dibandingkan obligasi investasi lainnya. Hal ini disebabkan oleh peringkat kreditnya yang lebih rendah, sehingga risiko gagal bayarnya lebih besar. 

Jika penerbit obligasi tidak mampu memenuhi kewajibannya, investor berisiko kehilangan pokok investasi serta bunga yang dijanjikan.

Untuk mengimbangi risiko tersebut, perusahaan penerbit junk bond menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi sebagai bentuk kompensasi. 

Biasanya, obligasi jenis ini diterbitkan oleh perusahaan besar dengan rasio utang tinggi atau startup yang masih berkembang tetapi memiliki potensi gagal bayar yang signifikan. 

Selain itu, junk bond juga dapat berasal dari obligasi yang peringkat investasinya telah menurun dan dianggap kurang kredibel.

Karakteristik Junk Bond

Junk bond adalah jenis obligasi yang menawarkan tingkat bunga lebih tinggi dibandingkan obligasi investasi lainnya karena memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar. 

Meskipun demikian, secara struktur, junk bond tidak jauh berbeda dari obligasi pada umumnya. 

Obligasi ini tetap merupakan bentuk sertifikat kepemilikan utang perusahaan, di mana terdapat ketentuan mengenai waktu jatuh tempo, jumlah tunggakan, serta perhitungan bunga pinjaman.

Perbedaan utama antara junk bond dan obligasi investasi terletak pada kelayakan kredit penerbitnya. Selain itu, junk bond memiliki beberapa karakteristik khas, di antaranya:

1. Fallen Angels

Fallen angels adalah obligasi yang awalnya memiliki peringkat investasi yang baik, tetapi mengalami penurunan akibat masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan penerbitnya. 

Kondisi ini umumnya terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan likuiditas atau bahkan terancam bangkrut sehingga kesulitan memenuhi kewajibannya kepada investor.

Ketika peringkat obligasi menurun, harganya biasanya menjadi lebih rendah, menarik perhatian investor yang mencari peluang spekulatif. 

Investor berharap bahwa kondisi keuangan perusahaan akan membaik di masa depan, sehingga nilai obligasi kembali meningkat dan memberikan keuntungan.

2. Rising Stars

Kebalikan dari fallen angels, rising stars adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang awalnya memiliki peringkat kredit rendah tetapi mengalami peningkatan karena kinerja bisnisnya semakin baik. 

Perusahaan yang menerbitkan rising stars umumnya masih baru dan belum memiliki riwayat utang yang panjang.

Seiring dengan meningkatnya kredibilitas perusahaan, obligasi yang diterbitkan pun semakin mendekati tingkat obligasi investasi. 

Hal ini membuat risiko gagal bayar menjadi lebih kecil dibandingkan junk bond pada umumnya, sehingga menarik minat investor yang mencari keseimbangan antara risiko dan potensi keuntungan.

Peringkat Junk Bond

Dalam pemeringkatan obligasi junk bond, terdapat kategori khusus yang menentukan tingkat risikonya. Jadi, bagaimana cara pemeringkatan ini dilakukan? 

Untuk memahami lebih lanjut, berikut adalah sistem pemeringkatan junk bond menurut dua lembaga internasional, yaitu Moody’s Investor Service dan Standard & Poor’s (S&P), yang digunakan untuk obligasi non-investment grade.

1. Risiko Tinggi

Obligasi junk bond yang termasuk dalam kategori risiko tinggi masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran, meskipun terdapat potensi gagal bayar yang cukup besar. 

Menurut Moody’s, junk bond dalam kategori ini diberi peringkat Ba atau B, sedangkan menurut S&P, obligasi dengan tingkat risiko serupa mendapat peringkat BB atau B.

2. Risiko Paling Tinggi

Obligasi dengan tingkat risiko paling tinggi menunjukkan bahwa perusahaan penerbitnya sangat bergantung pada kondisi finansial tertentu untuk tetap dapat membayar kewajibannya dan menghindari gagal bayar. 

Junk bond dalam kategori ini memiliki peluang gagal bayar yang jauh lebih besar dibandingkan kategori sebelumnya. 

Menurut Moody’s, peringkat untuk obligasi dengan risiko paling tinggi adalah CAA, Ca, atau C, sementara menurut S&P, peringkatnya adalah CCC, CC, atau C.

Pada peringkat ini, investor perlu lebih berhati-hati karena risiko kehilangan modal lebih tinggi, meskipun imbal hasil yang ditawarkan juga lebih besar dibandingkan obligasi dengan peringkat lebih baik.

Kelebihan Junk Bond

Junk bond menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi sebagian investor. Namun, seperti instrumen lainnya, junk bond memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan investasi. 

Berikut beberapa keunggulan dari junk bond yang bisa menjadi bahan pertimbangan:

1. Imbal Hasil yang Menggiurkan

Salah satu daya tarik utama dari junk bond adalah imbal hasilnya yang tinggi. Hal ini merupakan bentuk kompensasi dari penerbit obligasi kepada investor yang bersedia menanggung risiko gagal bayar yang lebih besar. 

Bunga yang diberikan dalam instrumen ini umumnya lebih besar dibandingkan obligasi berperingkat tinggi dan dibayarkan secara berkala hingga jatuh tempo pelunasan utang.

2. Jangka Waktu yang Panjang

Junk bond umumnya memiliki tenor panjang, yaitu sekitar 10 tahun, dengan kemungkinan penarikan kembali dalam 4 hingga 5 tahun setelah diterbitkan. 

Dalam kurun waktu tersebut, perusahaan penerbit memiliki peluang untuk memperluas bisnisnya dan meningkatkan stabilitas keuangan. 

Bahkan jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, adanya rentang waktu yang cukup panjang memberi kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki kondisi sebelum jatuh ke dalam kebangkrutan.

3. Instrumen untuk Diversifikasi Portofolio

Investasi yang hanya berfokus pada satu jenis aset bisa meningkatkan risiko secara keseluruhan. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio menjadi langkah yang bijak.

Menambahkan junk bond ke dalam portofolio investasi dapat membantu menyebarkan risiko. 

Jika terjadi kerugian di satu aset, aset lain dalam portofolio dapat membantu mengimbangi potensi kerugian tersebut, sehingga strategi investasi menjadi lebih seimbang.

Kekurangan Junk Bond

Di balik keuntungan yang ditawarkan, junk bond juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Berikut beberapa risiko yang melekat pada instrumen ini:

1. Risiko yang Sangat Tinggi

Dalam dunia investasi, semakin besar potensi keuntungan, semakin besar pula risikonya. Junk bond menawarkan imbal hasil yang menarik, tetapi diterbitkan oleh perusahaan dengan tingkat gagal bayar yang tinggi. 

Jika perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan hingga bangkrut, investor berisiko kehilangan seluruh modal yang telah ditanamkan. Oleh karena itu, instrumen ini lebih cocok bagi investor dengan profil risiko tinggi dan strategi spekulatif.

2. Dipengaruhi oleh Peringkat Kredit

Nilai junk bond sangat bergantung pada peringkat kredit perusahaan penerbitnya. Jika kredibilitas perusahaan meningkat, harga obligasi ini cenderung naik. Sebaliknya, jika reputasi perusahaan menurun, nilai junk bond bisa anjlok secara drastis. 

Hal ini membuat investor sulit untuk memprediksi pergerakan harga, karena perubahan peringkat kredit bisa terjadi kapan saja, tergantung pada kondisi keuangan dan operasional perusahaan.

3. Rentan terhadap Resesi Ekonomi

Saat terjadi perlambatan ekonomi atau resesi, perusahaan dengan fundamental yang lemah berisiko lebih tinggi mengalami kebangkrutan. 

Dalam kondisi ini, nilai junk bond cenderung turun, sehingga menjadi instrumen yang kurang direkomendasikan saat ekonomi sedang tidak stabil. 

Namun, ketika situasi ekonomi membaik, junk bond bisa menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin mencari keuntungan dari instrumen dengan imbal hasil tinggi.

Meskipun sering dianggap berisiko, junk bond tetap menjadi pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan, terutama bagi investor yang memahami cara mengelola risiko dengan baik. 

Dengan strategi yang tepat, junk bond dapat berperan sebagai bagian dari diversifikasi portofolio yang berpotensi memberikan keuntungan menarik.

Sebagai penutup, memahami apa itu junk bond dapat membantumu menilai peluang dan risiko sebelum berinvestasi dalam instrumen ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index