Mobil Listrik

BYD Siap Geser Tesla di Pasar Mobil Listrik Global pada 2025, Menurut Laporan Counterpoint

BYD Siap Geser Tesla di Pasar Mobil Listrik Global pada 2025, Menurut Laporan Counterpoint
BYD Siap Geser Tesla di Pasar Mobil Listrik Global pada 2025, Menurut Laporan Counterpoint

Jakarta - Persaingan di pasar kendaraan listrik global diprediksi akan mengalami perubahan besar pada tahun ini. Firma riset pasar terkemuka, Counterpoint Research, menyatakan bahwa BYD, produsen otomotif asal Tiongkok, akan menyalip Tesla dan menjadi pemimpin global dalam penjualan mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) pada 2025.

Menurut laporan yang dirilis pekan ini, BYD diperkirakan akan menguasai 15,7 persen pangsa pasar mobil listrik global pada akhir tahun, mengungguli Tesla yang selama ini memegang posisi dominan di sektor tersebut. Prediksi ini menjadi sorotan penting dalam lanskap industri otomotif yang tengah bertransformasi menuju era elektrifikasi, Selasa, 8 April 2025.

Tesla Tertekan, BYD Menanjak

Counterpoint mengungkapkan bahwa dominasi Tesla mulai terkikis akibat sejumlah tantangan internal dan eksternal. Salah satu faktor yang disebut berpengaruh besar adalah citra publik Elon Musk, pendiri sekaligus CEO Tesla, yang semakin kontroversial karena aktivitas politiknya.

“Beberapa konsumen di pasar kunci seperti Amerika Serikat dan Eropa mulai mengambil jarak dari merek Tesla, karena komentar dan aktivitas politik Elon Musk yang dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai mereka,” ujar Ivan Lam, analis senior dari Counterpoint Research.

Situasi ini memberikan peluang besar bagi BYD untuk memperkuat posisinya di pasar global. Perusahaan yang sebelumnya lebih dikenal sebagai produsen mobil hybrid ini kini fokus memperluas lini kendaraan listrik murni dan mempercepat ekspansi global.

Strategi BYD: Produksi Lokal dan Harga Terjangkau

Salah satu kunci keberhasilan BYD menurut Counterpoint adalah strategi produksi yang efisien dan fokus pada segmen harga menengah ke bawah. Model-model populer seperti BYD Dolphin dan BYD Seal telah mencatatkan angka penjualan yang kuat di berbagai negara, termasuk di pasar yang kompetitif seperti Eropa dan Asia Tenggara.

“BYD telah menunjukkan bahwa mereka mampu memproduksi kendaraan listrik berkualitas dengan harga yang jauh lebih kompetitif dibanding Tesla,” tambah Ivan Lam. “Pendekatan ini membuat mereka lebih mudah diterima di pasar negara berkembang yang sensitif terhadap harga.”

Tidak hanya itu, BYD juga mulai membangun fasilitas produksi di luar Tiongkok, termasuk di Thailand, Brasil, dan Hungaria. Langkah ini dinilai strategis untuk menghindari tarif impor dan mempercepat distribusi di pasar lokal.

Masalah Internal Menghambat Tesla

Sementara itu, Tesla menghadapi hambatan dari sisi produksi, regulasi, dan reputasi. Selain isu yang berkaitan dengan Musk, perusahaan ini juga tengah bergulat dengan penurunan permintaan, persaingan harga yang ketat, serta tantangan dalam memperluas produksi di luar AS.

Penurunan harga yang dilakukan Tesla dalam beberapa bulan terakhir untuk meningkatkan volume penjualan justru menggerus margin keuntungan perusahaan. Di sisi lain, model-model baru yang diharapkan menjadi game changer, seperti Cybertruck, belum sepenuhnya berhasil mencuri perhatian pasar secara luas.

“Tesla masih menjadi inovator penting, tetapi tekanan kompetitif dari BYD dan sejumlah merek lainnya membuat posisi mereka tidak lagi tak tergoyahkan,” jelas Lam dalam laporan tersebut.

Pasar Mobil Listrik Semakin Kompetitif

Laporan Counterpoint juga mencatat bahwa pasar mobil listrik global akan tumbuh pesat pada 2025, didorong oleh insentif pemerintah, regulasi emisi yang lebih ketat, dan peningkatan infrastruktur pengisian daya. Namun, pertumbuhan ini juga diiringi oleh kompetisi yang semakin sengit.

Selain BYD dan Tesla, merek-merek lain seperti Hyundai, Volkswagen, dan perusahaan rintisan seperti Nio dan Xpeng juga diperkirakan akan memperluas pangsa pasar mereka. Di tengah kompetisi ini, kepercayaan konsumen dan strategi harga akan menjadi faktor penentu utama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index