JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa gagasan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN) baru, terinspirasi dari pemikiran almarhum ayahnya, Prof. Soemitro Djojohadikusumo.
Prabowo mengatakan, ide pembentukan lembaga pengelola dana investasi negara seperti Danantara telah lama dirintis oleh sang ayah, yang merupakan seorang ekonom dan pernah menjabat sebagai menteri serta penasihat Presiden ke-2 RI, Soeharto.
“Cita-cita ini sudah lama, saya kira sudah lama, karena saya pun terinspirasi ini oleh, sekali lagi oleh almarhum ayahanda saya, seorang waktu itu dia ekonom, dia profesor ekonomi,” ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, ide serupa Danantara pernah diajukan ayahnya kepada Presiden Soeharto, namun saat itu tidak mendapatkan persetujuan. Prabowo mengaku sering mendengar cerita-cerita ini di meja makan saat sang ayah pulang dari pertemuan dengan Presiden.
“Dia waktu itu menteri, penasihannya Presiden Soeharto, bolak-balik, kadang-kadang saya di meja makan, beliau cerita, beliau pulang dari ketemu Presiden, berusaha yakinkan Presiden untuk membentuk dana terpusat ini, hanya waktu itu tidak disetujui, begitu,” ungkapnya.
Prabowo menambahkan, setelah sekian dekade, ia akhirnya dapat merealisasikan gagasan tersebut ketika menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Baginya, pembentukan Danantara bukan semata inisiatif pribadi, tetapi juga bagian dari cita-cita nasional yang telah lama digagas.
“Jadi beliau, ya cerita ke saya, saya mendengarkan saja. Rupanya sekian puluh tahun, jadi saya yang bisa, apa ya, bisa wujudkan, karena ini cita-cita banyak,” ucap Prabowo.
Meskipun demikian, Prabowo tidak menampik bahwa proses pembentukan Danantara sudah dimulai sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Beberapa langkah awal, termasuk penyusunan payung hukum, telah dikerjakan pada masa pemerintahan sebelumnya.
“Saya tahu pemerintah Pak Joko Widodo pun punya niat seperti ini, jadi saya sebetulnya tinggal meneruskan, bahkan rencana undang-undang BUMN yang memungkinkan adanya Danantara ini, sebenarnya sudah dimulai di pemerintahan Pak Joko Widodo,” jelas Prabowo.
Prabowo juga menanggapi anggapan publik yang menyebut pembentukan Danantara berlangsung sangat cepat. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut dimungkinkan karena fondasi regulasi dan perencanaan sudah disusun jauh sebelumnya.
“Jadi sekarang dianggap, oh kok cepat sekali, ya kan, undang-undangnya, itu sebenarnya prosesnya sudah lama, dan tinggal kita, ya mungkin namanya baru ada dan sebagainya, kira-kira itu,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Danantara di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta. Badan ini dibentuk untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan negara, baik berupa sumber daya alam maupun aset lainnya, agar dapat memberikan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan bagi pembangunan nasional.
Pemerintah berharap Danantara akan memainkan peran strategis dalam mendorong proyek-proyek nasional berskala besar, termasuk di bidang infrastruktur, energi, dan sektor-sektor unggulan lainnya. Keberadaan Danantara diharapkan dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional sekaligus mempercepat transformasi pembangunan Indonesia di masa depan.