JAKARTA - Media sosial kembali diramaikan dengan kabar mengejutkan yang menyebutkan bahwa Permadi Arya, atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Janda, diangkat menjadi komisaris di salah satu anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO). Kabar ini memicu reaksi beragam dari warganet, terutama di platform X (dulu Twitter), setelah beredar sebuah poster digital yang memuat ucapan selamat kepada Abu Janda atas jabatan barunya tersebut.
Poster yang viral itu memuat foto Abu Janda lengkap dengan tulisan mencolok: "Selamat dan Sukses untuk Permadi Arya sebagai komisaris PT Jasamarga Toll Road Operator." Poster ini pertama kali mencuat pada Senin, 7 April 2025, dan dengan cepat menyebar luas, memancing beragam spekulasi serta perdebatan panas di ruang digital.
Namun, di tengah ramainya perbincangan, pihak JMTO akhirnya angkat bicara untuk meluruskan kabar tersebut. Dalam keterangan resmi yang disampaikan kepada media, JMTO dengan tegas membantah informasi yang menyebutkan bahwa Abu Janda ditunjuk sebagai komisaris perusahaan.
JMTO Klarifikasi: Abu Janda Bukan Komisaris
Melalui pernyataan resminya, manajemen PT Jasamarga Tollroad Operator memastikan bahwa informasi yang beredar di media sosial itu tidak benar. Mereka menegaskan bahwa hingga saat ini, daftar komisaris JMTO tidak mengalami perubahan, dan nama Permadi Arya atau Abu Janda tidak tercantum dalam jajaran komisaris perusahaan.
"Informasi yang beredar di media sosial mengenai pengangkatan Permadi Arya atau Abu Janda sebagai komisaris PT Jasamarga Tollroad Operator adalah tidak benar," tegas manajemen JMTO dalam keterangan resminya yang dikutip pada Selasa, 8 April 2025.
Pihak JMTO juga menambahkan bahwa poster yang beredar di media sosial tersebut bukanlah materi resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Mereka mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi dan selalu memeriksa kebenarannya melalui sumber resmi perusahaan.
"Kami tegaskan bahwa poster yang beredar bukan merupakan materi resmi dari JMTO. Masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, serta memverifikasi kebenarannya melalui saluran resmi kami," lanjut pernyataan tersebut.
Viral di Media Sosial, Warganet Bereaksi Keras
Poster ucapan selamat kepada Abu Janda yang beredar luas di media sosial tersebut memicu berbagai reaksi dari warganet. Ada yang terkejut, tidak sedikit pula yang meragukan kebenaran kabar tersebut sejak awal. Beberapa pengguna X mempertanyakan integritas proses penunjukan komisaris di lingkungan BUMN, sementara yang lain menilai poster tersebut hanyalah hoaks yang sengaja dibuat untuk menciptakan kegaduhan.
Seorang pengguna X dengan akun @indonesiabersuara menulis, "Apakah ini benar? Kok bisa Abu Janda jadi komisaris di JMTO? Mohon klarifikasinya pihak terkait."
Sementara itu, akun lain dengan nama @politikcerdas mencuit, "Hati-hati hoaks. Jangan mudah percaya, cek dulu sumber resminya."
Spekulasi terus bergulir hingga akhirnya klarifikasi resmi dari JMTO muncul dan menepis semua keraguan publik.
Ahli: Hoaks Semacam Ini Bisa Goyahkan Kepercayaan Publik
Menanggapi viralnya kabar tersebut, seorang pakar komunikasi digital dari Universitas Indonesia menyebutkan bahwa penyebaran hoaks seperti ini berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap institusi negara, khususnya BUMN. Menurutnya, dalam era digital yang serba cepat seperti sekarang, penyebaran informasi palsu sangat berbahaya karena dapat menciptakan persepsi negatif sebelum fakta yang sebenarnya terungkap.
"Informasi yang belum terverifikasi namun terlanjur viral bisa menurunkan kepercayaan publik, apalagi jika menyangkut institusi penting seperti BUMN. Ini harus menjadi perhatian serius," ujar pakar tersebut.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar perusahaan-perusahaan pelat merah maupun lembaga pemerintah memperkuat kanal komunikasi resmi mereka guna menangkal penyebaran berita bohong.
"Langkah cepat JMTO dalam mengklarifikasi kabar ini patut diapresiasi. Respons yang tanggap bisa memutus rantai penyebaran hoaks," tambahnya.
Perlunya Literasi Digital untuk Masyarakat
Kasus viralnya kabar palsu mengenai Abu Janda ini kembali menjadi pengingat betapa pentingnya literasi digital di kalangan masyarakat. Di era informasi yang mengalir deras tanpa henti, masyarakat perlu dibekali dengan keterampilan untuk memverifikasi berita sebelum ikut menyebarkannya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga terus mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh kabar yang belum jelas kebenarannya. Kominfo menegaskan komitmennya untuk terus memantau ruang digital dan menindak penyebaran informasi hoaks.
"Kami selalu mengimbau masyarakat agar lebih cermat dalam menyaring informasi, khususnya yang beredar di media sosial," kata juru bicara Kominfo dalam pernyataannya kepada media.
Dengan adanya klarifikasi resmi dari JMTO, kabar mengenai penunjukan Abu Janda sebagai komisaris di perusahaan pengelola jalan tol tersebut dipastikan tidak benar. Publik diharapkan untuk lebih bijak dalam mencerna informasi yang beredar, terutama yang berkaitan dengan posisi strategis di perusahaan milik negara.
Pihak JMTO sendiri menegaskan komitmennya untuk terus menjaga transparansi dan profesionalitas dalam menjalankan bisnis perusahaan, serta memastikan bahwa setiap informasi penting yang menyangkut perusahaan akan disampaikan secara resmi melalui saluran komunikasi yang terpercaya.
"Transparansi adalah prinsip yang kami junjung tinggi. Semua informasi resmi mengenai perusahaan akan selalu kami sampaikan melalui kanal yang sah," tutup manajemen JMTO.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bahwa di tengah derasnya arus informasi digital, kewaspadaan dan kecermatan sangat diperlukan agar tidak terjebak dalam pusaran hoaks yang bisa merusak kepercayaan publik.