BRI

Marak Hoaks Mengatasnamakan BRI, Masyarakat Diminta Waspada Modus Penipuan Digital

Marak Hoaks Mengatasnamakan BRI, Masyarakat Diminta Waspada Modus Penipuan Digital
Marak Hoaks Mengatasnamakan BRI, Masyarakat Diminta Waspada Modus Penipuan Digital

JAKARTA - Kejahatan siber semakin marak, terutama di momen-momen penting seperti Ramadan dan musim mudik Lebaran. Baru-baru ini, beredar hoaks di media sosial yang mengatasnamakan Bank Rakyat Indonesia (BRI), yaitu program mudik gratis dan kupon hadiah BRImo FSTVL Ramadan. Kedua modus penipuan ini dirancang untuk mencuri data pribadi masyarakat melalui tautan palsu yang terlihat meyakinkan.

Pelaku menggunakan metode social engineering untuk mengelabui korban agar secara sukarela memasukkan informasi pribadi, seperti nomor telepon, alamat email, hingga data rekening perbankan. Jika korban terpancing dan mengklik tautan yang diberikan, data pribadi mereka bisa disalahgunakan untuk akses ilegal ke rekening bank.

Direktur Bisnis Konsumer BRI, Andrijanto, menegaskan bahwa masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menerima informasi dari media sosial. "Kami mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan memberikan informasi pribadi, terutama terkait perbankan, seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan password internet banking, OTP, serta informasi sensitif lainnya kepada situs yang tidak terverifikasi," ujarnya.

Salah satu hoaks yang tengah beredar luas adalah program Mudik Gratis BRI 2025. Sebuah unggahan di Facebook menyebutkan bahwa BRI menyediakan fasilitas mudik gratis dengan rute Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Wonogiri, dan Jakarta-Surabaya. Dalam unggahan tersebut, masyarakat diminta mendaftar melalui tautan tertentu yang diklaim sebagai situs resmi pendaftaran.

Namun, setelah dilakukan verifikasi, informasi tersebut dinyatakan tidak benar. Tautan yang disebarkan ternyata mengarah ke situs phishing yang bertujuan mengumpulkan data pribadi masyarakat. Ini merupakan modus yang sering digunakan oleh pelaku kejahatan digital untuk mencuri informasi seperti nomor telepon, alamat email, dan bahkan data rekening bank.

BRI sendiri memang memiliki program mudik gratis bagi nasabahnya, tetapi seluruh pendaftarannya dilakukan melalui situs resmi bri.co.id. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu.

Selain modus mudik gratis, beredar juga penipuan berkedok Kupon Hadiah BRImo FSTVL Ramadan. Hoaks ini muncul dalam bentuk unggahan Facebook dari akun yang mengatasnamakan BRI. Dalam unggahan tersebut, pengguna diarahkan untuk mengunjungi tautan tertentu guna mendaftar dan mendapatkan kupon hadiah.

Sama seperti penipuan sebelumnya, situs yang digunakan dalam modus ini bukanlah situs resmi BRI. Setelah calon korban memasukkan informasi pribadinya, pelaku dapat mengakses akun perbankan dan melakukan transaksi ilegal tanpa sepengetahuan pemilik rekening.

Menurut Andrijanto, BRI tidak pernah meminta nasabahnya untuk mengisi data pribadi melalui tautan atau situs di luar kanal resmi bank. "Segala informasi resmi terkait promo atau program dari BRI hanya diumumkan melalui situs resmi bri.co.id dan akun media sosial resmi @bankbri_id," tegasnya.

Masyarakat diminta untuk lebih teliti dalam menerima informasi, terutama jika berkaitan dengan data pribadi dan keuangan. Untuk menghindari modus penipuan digital seperti ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Cek Sumber Informasi – Pastikan informasi yang diterima berasal dari sumber resmi, seperti situs web atau media sosial resmi BRI. Jika ragu, hubungi langsung pihak bank untuk memastikan kebenarannya.

Jangan Klik Tautan Sembarangan – Hindari mengklik tautan mencurigakan, terutama jika berasal dari pesan dari nomor yang tidak dikenal atau unggahan di media sosial yang tidak diverifikasi.

Jangan Berikan Data Pribadi – BRI tidak pernah meminta data pribadi seperti PIN, OTP, atau username dan password internet banking melalui tautan atau pesan di luar kanal resmi.

Laporkan ke Pihak Berwenang – Jika menemukan informasi mencurigakan, segera laporkan ke pihak BRI melalui layanan pelanggan atau ke pihak berwenang agar bisa ditindaklanjuti.

Dalam beberapa tahun terakhir, modus penipuan digital semakin canggih dan sulit dibedakan dari komunikasi resmi perbankan. Oleh karena itu, kesadaran digital masyarakat perlu terus ditingkatkan agar tidak menjadi korban kejahatan siber.

BRI juga mengingatkan masyarakat agar tidak menyebarkan informasi hoaks yang belum terverifikasi. "Jika menerima informasi yang belum jelas kebenarannya, sebaiknya jangan langsung membagikannya. Cek dulu di situs resmi atau tanyakan langsung kepada pihak bank," ujar Andrijanto.

Dengan meningkatnya kewaspadaan dan pemahaman terhadap modus penipuan digital, masyarakat dapat lebih aman dalam bertransaksi dan terhindar dari ancaman kejahatan siber. Jangan mudah percaya dengan tawaran yang terlalu menggiurkan, dan selalu pastikan bahwa informasi yang diterima berasal dari sumber yang valid dan terpercaya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index