Nikel

Bijih Nikel Diprediksi Jadi Pendorong Kinerja Vale Indonesia (INCO) di 2025

Bijih Nikel Diprediksi Jadi Pendorong Kinerja Vale Indonesia (INCO) di 2025
Bijih Nikel Diprediksi Jadi Pendorong Kinerja Vale Indonesia (INCO) di 2025

JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diproyeksikan akan memperoleh peningkatan pendapatan yang signifikan pada tahun 2025, didorong oleh penjualan bijih nikel yang mulai memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan.

Equity Analyst OCBC Sekuritas, Devi Harjoto, mengungkapkan bahwa saat ini INCO tengah melakukan revisi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025 guna mengakomodasi produksi dari tambang Bahodopi dan Pomalaa yang masih dalam tahap konstruksi. Kedua tambang ini diprediksi akan menyumbang sekitar 5% dari total pendapatan Vale Indonesia pada tahun 2025.

Kontribusi Tambang Pomalaa dan Bahodopi

Dalam riset yang dirilis pada Rabu (5/3), Devi menjelaskan bahwa tambang Pomalaa berpotensi memberikan kontribusi hingga 17% terhadap total penjualan bijih nikel di 2025. Strategi diversifikasi sumber penjualan ini menjadi langkah penting bagi Vale Indonesia di tengah ketidakstabilan pasokan global.

“Dari sisi volume, tambang Pomalaa diharapkan dapat berkontribusi sekitar 17% dari total penjualan bijih di 2025,” tulis Devi dalam laporan risetnya.

Devi menyoroti bahwa faktor eksternal seperti gangguan cuaca di Filipina yang menyebabkan penurunan pasokan bijih nikel turut berkontribusi pada kenaikan harga komoditas ini. Selain itu, kebijakan pemerintah Filipina yang berencana melarang ekspor bijih nikel mulai Juni 2025 diperkirakan akan semakin memperketat pasokan global.

Harga Nikel Diprediksi Stabil di 2025

Meskipun terjadi potensi pengurangan pasokan global, Devi memperkirakan bahwa harga nikel olahan tidak akan mengalami lonjakan signifikan. Hal ini dikarenakan pasar saat ini masih mengalami kelebihan pasokan.

“Kami memperkirakan harga nikel akan berkisar antara US$ 15.000 hingga US$ 16.000 per ton pada 2025, relatif datar dibandingkan kuartal IV-2024,” jelas Devi.

Ia juga menambahkan bahwa meskipun permintaan nikel masih tumbuh, laju pertumbuhannya cenderung melambat. Namun, kebijakan defisit anggaran China yang meningkat menjadi 4% pada 2025—lebih tinggi dibandingkan 3,6% selama pandemi Covid-19—dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan industri komoditas, termasuk nikel.

Proyek Pertumbuhan INCO

Sejalan dengan strategi ekspansi, INCO terus mengembangkan tiga proyek pertumbuhan utama.

-Tambang Pomalaa, yang mendukung proyek JV-HPAL dengan Zhejiang Huayou-Ford Motors Co.

-Tambang Sorowako Limonit, yang dikembangkan untuk JV-HPAL dengan Huayou Cobalt dan ditargetkan rampung pada kuartal III-2026.

-Tambang Morowali, yang akan mendukung JV-HPAL dengan GEMCo, Ltd.

Pengembangan ketiga proyek ini menjadi langkah strategis bagi Vale Indonesia dalam meningkatkan produksi dan memastikan pertumbuhan jangka panjang di industri nikel.

Kinerja Keuangan yang Kuat

Pada kuartal IV 2024, Vale Indonesia mencatatkan laba inti yang solid, tumbuh sebesar 44,5% secara kuartalan menjadi US$ 11,9 juta. Kenaikan laba ini didukung oleh peningkatan produksi sebesar 2,9% menjadi 18.528 ton serta efisiensi biaya akibat penurunan harga bahan bakar.

Secara tahunan, INCO berhasil mencapai produksi sebesar 71.311 ton, lebih tinggi 0,7% dibandingkan dengan target perusahaan. EBITDA perusahaan juga mengalami kenaikan 0,7% dibandingkan kuartal sebelumnya, menunjukkan stabilitas keuangan yang kuat.

Prospek Saham dan Rekomendasi Analis

Dengan capaian yang positif ini, OCBC Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi "buy" untuk saham INCO dengan target harga Rp 4.700 per lembar saham.

“Kami melihat harga saham saat ini masih cukup menarik, tetapi tetap ada risiko seperti potensi penurunan harga nikel, perubahan regulasi pemerintah terkait royalti, serta perkembangan proyek yang lebih lambat dari ekspektasi,” pungkas Devi Harjoto.

Dengan berbagai faktor tersebut, Vale Indonesia diharapkan mampu mempertahankan pertumbuhan positif dan memanfaatkan momentum pasar untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri nikel Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index