Kereta Api

Pria 24 Tahun Tewas Tertemper Kereta Api di Jakarta Barat, Hidup Terlunta lunta Selama Empat Bulan

Pria 24 Tahun Tewas Tertemper Kereta Api di Jakarta Barat, Hidup Terlunta lunta Selama Empat Bulan
Pria 24 Tahun Tewas Tertemper Kereta Api di Jakarta Barat, Hidup Terlunta lunta Selama Empat Bulan

JAKARTA – Seorang pria berinisial ARN (24) mengalami nasib tragis setelah tertemper kereta api saat hendak menyeberangi perlintasan rel di Jalan Hadiah Raya, RT 12 RW 03, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Insiden nahas tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIB.

Akibat kecelakaan tersebut, ARN mengalami luka parah di bagian kepala dan nyawanya tak dapat diselamatkan. Jenazah korban saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk penanganan lebih lanjut.

Kehidupan ARN yang Memprihatinkan

Sebelum mengalami kejadian tragis ini, ARN diketahui menjalani kehidupan yang cukup memprihatinkan. Selama empat bulan terakhir, ia hidup terlunta-lunta di sekitar perlintasan rel kereta api dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut salah satu petugas keamanan bernama Tambur, ARN sering dikira sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) karena gaya hidupnya yang tidak menetap. Namun, ia menegaskan bahwa ARN tidak pernah melakukan tindakan kriminal atau mencuri.

"Dia tidak pernah berbuat kejahatan atau mencuri. Sehari-hari dia hanya mengumpulkan botol air mineral dan kardus untuk dijual agar bisa makan," ungkap Tambur.

Upaya Dinas Sosial untuk Membantu

Kondisi ARN yang hidup tanpa tempat tinggal membuat warga sekitar khawatir. Oleh karena itu, Dinas Sosial (Dinsos) sempat turun tangan untuk menawarkannya bantuan, baik dalam bentuk pemulangan ke kampung halamannya di Palembang maupun pembinaan di panti sosial. Namun, ARN menolak kedua opsi tersebut.

"Kata orang Dinsos, 'Kamu dipulangkan aja ke Palembang, masalah biaya enggak usah mikir.' Tapi dia tetap menolak," kata Tambur.

Selain itu, petugas Dinsos juga menawarkan agar ARN mau tinggal di panti sosial agar kehidupannya lebih tertata, tetapi tawaran itu pun ditolaknya.

"Kami tanya, 'Kamu lebih pilih mana, di panti sosial atau tetap di sini?' Tapi dia tetap tidak mau. Yang jelas, dia sudah sekitar empat bulan hidup terlunta-lunta di sini," tambahnya.

Karena penolakannya, akhirnya Dinsos hanya bisa memberikan peringatan kepada ARN agar tidak tidur di sembarang tempat dan tidak mengganggu ketertiban masyarakat.

"Waktu itu korban bilangnya iya, sampai saya bikin surat perjanjian dengan Dinsos, karena kan saya yang melaporkan," tutur Tambur.

Kronologi Kejadian Tragis

Pada hari kejadian, ARN diduga hendak menyeberangi rel tanpa menyadari adanya kereta yang melintas. Akibatnya, ia tertemper dan mengalami luka berat di bagian kepala.

Tambur menjelaskan bahwa ARN terserempet kereta api, bukan tertabrak secara langsung.

"Kalau tertabrak pasti hancur," ujarnya.

Kecelakaan ini pun menjadi perhatian warga sekitar yang selama ini sudah mengenal ARN sebagai sosok yang sering terlihat di sekitar perlintasan rel.

Proses Evakuasi dan Penanganan Lebih Lanjut

Setelah kejadian, petugas keamanan dan warga sekitar segera melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang. Tak lama kemudian, jenazah ARN dievakuasi ke RSCM untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

Hingga saat ini, belum diketahui apakah pihak keluarga korban telah menerima informasi mengenai kejadian ini. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden tersebut.

Kecelakaan yang dialami ARN menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api, mengingat tingginya risiko kecelakaan yang dapat terjadi jika tidak memperhatikan keselamatan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index