JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi resmi mengizinkan investor asing untuk memiliki dan menjual properti di negara tersebut, dengan syarat lokasi properti berada di luar wilayah suci Makkah dan Madinah. Langkah ini merupakan bagian dari strategi ekonomi Arab Saudi dalam menarik lebih banyak investasi asing di sektor real estat.
Dalam laporan terbaru yang dikutip dari Saudi Gazette pada Kamis 3 April 2025, Kementerian Investasi Arab Saudi menegaskan bahwa kepemilikan properti oleh investor asing harus memenuhi sejumlah persyaratan ketat. Salah satu syarat utama adalah bahwa properti yang dimiliki atau dijual tidak boleh berada dalam batas kota Makkah dan Madinah, yang selama ini menjadi wilayah dengan regulasi kepemilikan yang lebih ketat bagi pihak asing.
“Kami memastikan bahwa kebijakan ini tetap dalam koridor kepentingan nasional dan tidak mengarah pada spekulasi komersial yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan pasar properti,” kata juru bicara Kementerian Investasi Arab Saudi dalam pernyataan resminya.
Ketentuan Kepemilikan Properti bagi Investor Asing
Dalam aturan baru yang diterbitkan, kepemilikan properti oleh investor asing hanya diperbolehkan untuk tujuan tertentu, antara lain:
- Hunian pribadi bagi investor asing yang menetap di Arab Saudi.
- Kantor pusat perusahaan atau fasilitas industri.
- Kantor administrasi perusahaan asing yang beroperasi di Arab Saudi.
- Fasilitas tempat tinggal karyawan yang bekerja di perusahaan asing.
- Gudang penyimpanan untuk keperluan bisnis.
Kementerian Investasi juga menegaskan bahwa investor asing yang ingin memiliki properti harus mendapatkan izin resmi terlebih dahulu. “Layanan perizinan ini dapat diakses secara daring melalui portal layanan elektronik Kementerian Investasi Arab Saudi. Prosesnya memakan waktu sekitar lima hari kerja dan tidak dikenakan biaya tambahan,” tambah juru bicara tersebut.
Dampak Terhadap Sektor Properti dan Investasi
Kebijakan ini disambut baik oleh para pelaku bisnis dan investor internasional. Dengan adanya regulasi yang lebih terbuka, diharapkan sektor properti di Arab Saudi akan mengalami pertumbuhan yang lebih pesat dan menarik lebih banyak investor dari berbagai negara.
Menurut seorang analis properti di Riyadh, langkah ini dapat membuka peluang besar bagi perusahaan asing untuk berekspansi di Arab Saudi. “Ini adalah kebijakan progresif yang akan meningkatkan daya tarik Arab Saudi di mata investor global. Sektor real estat akan menjadi lebih dinamis dan kompetitif,” ujarnya.
Namun, sejumlah pakar juga mengingatkan bahwa pemerintah harus tetap mengawasi ketat implementasi kebijakan ini agar tidak disalahgunakan untuk tujuan spekulatif. “Jika tidak dikontrol dengan baik, pasar properti bisa mengalami inflasi harga yang tidak terkendali, terutama di kota-kota besar seperti Riyadh dan Jeddah,” kata seorang ekonom dari Universitas King Saud.
Strategi Arab Saudi Menarik Investasi Asing
Langkah terbaru ini sejalan dengan visi besar Arab Saudi, Vision 2030, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi negara yang selama ini bergantung pada sektor minyak dan gas. Dengan membuka akses lebih luas bagi investor asing, Arab Saudi berharap dapat menarik lebih banyak modal asing serta menciptakan peluang kerja di berbagai sektor.
Selain memberikan akses kepemilikan properti bagi investor asing, Arab Saudi juga telah meluncurkan berbagai inisiatif lain guna meningkatkan daya tarik investasi, termasuk reformasi regulasi bisnis, pembangunan proyek infrastruktur besar, serta insentif pajak bagi perusahaan asing yang beroperasi di negara tersebut.
“Ini adalah bagian dari reformasi ekonomi yang lebih luas. Kami ingin menjadikan Arab Saudi sebagai pusat investasi global dengan regulasi yang lebih fleksibel namun tetap terkontrol,” kata seorang pejabat tinggi di Kementerian Investasi.
Prospek Masa Depan
Dengan adanya regulasi baru ini, banyak pihak memperkirakan bahwa sektor properti di Arab Saudi akan mengalami lonjakan pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan. Kota-kota seperti Riyadh, Jeddah, dan Dammam diprediksi akan menjadi pusat investasi properti bagi perusahaan asing yang ingin memperluas bisnisnya di Timur Tengah.
Namun, pemerintah tetap diharapkan untuk memastikan kebijakan ini tidak berdampak negatif pada masyarakat lokal. “Investor asing harus tetap berkontribusi terhadap ekonomi lokal, bukan hanya mencari keuntungan jangka pendek dari fluktuasi harga properti,” kata seorang akademisi dari Universitas King Fahd.
Dengan regulasi baru ini, Arab Saudi semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi investasi yang menarik bagi investor global. Kebijakan ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi negara dan meningkatkan daya saing sektor properti di kawasan Timur Tengah.