Bisnis Bank

BSI Kembangkan Bisnis Bank Emas untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

BSI Kembangkan Bisnis Bank Emas untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
BSI Kembangkan Bisnis Bank Emas untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) semakin memperkokoh perannya sebagai pengelola bisnis bank emas atau bullion bank. Langkah ini semakin kuat sejak BSI memperoleh izin resmi untuk menjalankan usaha bulion pada 26 Februari 2025. Kehadiran BSI sebagai bank emas diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional serta meningkatkan daya saing industri perbankan syariah di Indonesia.

Potensi Besar Industri Emas di Indonesia

Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menegaskan bahwa bisnis emas di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar. Berdasarkan data, konsumsi emas per kapita di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, yaitu hanya 0,16 gram per orang. Padahal, menurut kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, mencakup sektor hulu hingga hilir.

Sementara itu, jumlah emas batangan yang beredar diproyeksikan mencapai 321 ton, yang merupakan aset bernilai tinggi dan dapat dimonetisasi. Potensi ini semakin besar mengingat Indonesia memiliki cadangan emas terbesar ke-6 di dunia, dengan total cadangan sekitar 2.600 ton.

Tak hanya itu, Indonesia juga termasuk dalam daftar 10 besar produsen emas global, dengan total produksi sekitar 100 ton emas pada tahun 2020. Fakta ini menegaskan bahwa pengembangan ekosistem emas di Indonesia memiliki prospek cerah bagi perekonomian nasional.

BSI Bank Emas sebagai Game Changer Perbankan Syariah

Melihat peluang besar ini, BSI berkomitmen untuk menjadikan bisnis bank emas sebagai game changer dalam industri perbankan syariah. Anton Sukarna menegaskan bahwa bisnis emas tidak hanya memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga memungkinkan optimalisasi aset emas yang kurang produktif.

“Diresmikannya BSI sebagai salah satu entitas yang menjalankan bisnis bank emas berpotensi memberikan manfaat besar bagi masyarakat, industri, dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah,” ujar Anton.

Lebih lanjut, Anton menjelaskan bahwa bisnis bank emas juga menarik bagi para pelaku industri, mulai dari sektor hulu hingga hilir. Hilirisasi logam mulia dapat meningkatkan nilai tambah bijih emas hingga 10 kali lipat, yang pada akhirnya berdampak positif pada perekonomian nasional.

Keunggulan Bisnis Bank Emas BSI

BSI menawarkan berbagai keunggulan dalam bisnis bank emas yang dikelolanya. Salah satu layanan unggulannya adalah BSI Gold dengan kadar 99,99% yang telah memiliki sertifikasi SNI dan MUI. Selain itu, BSI juga memiliki jaringan luas dengan lebih dari 110.000 agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini memungkinkan layanan bank emas BSI dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Selain itu, BSI juga menghadirkan layanan digital yang inovatif, yaitu melalui aplikasi BYOND by BSI. Dengan adanya layanan ini, nasabah dapat mengakses produk investasi emas kapan saja dan di mana saja.

Lonjakan Pertumbuhan Bisnis Emas BSI

Bisnis emas BSI terus mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan. Produk unggulan seperti Gadai Emas, Cicil Emas, BSI Emas Digital, dan BSI Gold semakin diminati masyarakat. Sepanjang tahun 2024, total emas yang dikelola BSI telah mencapai 17,5 ton, dengan volume transaksi mencapai 29,7 ton.

Dengan izin usaha bulion yang telah dikantongi, BSI kini fokus mengembangkan tiga layanan utama dalam bisnis bank emasnya:

-BSI Emas Digital, yaitu layanan jual beli dan penitipan emas yang dapat diakses melalui BYOND by BSI.

-BSI Gold, yaitu kemudahan bagi masyarakat untuk membeli emas fisik secara tunai atau cicilan dengan harga kompetitif.

-BSI ATM Emas, layanan inovatif yang memungkinkan nasabah mencetak emas secara langsung di pusat maupun cabang BSI. Layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia dalam industri perbankan syariah.

Anton menambahkan bahwa optimisme BSI dalam bisnis emas ini juga didukung oleh basis nasabah yang besar. Saat ini, BSI memiliki sekitar 21 juta nasabah, dengan 8 juta di antaranya merupakan pengguna super app BYOND by BSI. Selain itu, jaringan operasional BSI mencakup 1.130 kantor cabang di seluruh Indonesia, diperkuat oleh lebih dari 600 tenaga profesional penaksir emas.

Ke depan, BSI juga berencana menambah sekitar 50 unit BSI ATM Emas untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada masyarakat.

Investasi Emas Sebagai Solusi Keuangan Syariah

Investasi emas semakin diminati masyarakat sebagai salah satu solusi keuangan yang stabil dan sesuai prinsip syariah. Selain sebagai instrumen investasi, emas juga dapat digunakan sebagai persiapan biaya ibadah haji, mengingat masa tunggunya yang panjang, berkisar antara 15 hingga 20 tahun.

“Investasi emas bisa menjadi solusi untuk kesiapan pelunasan ibadah haji yang masa tunggunya 15-20 tahun. Hal ini karena nilai emas terus naik tiap tahunnya,” tutup Anton.

Dengan berbagai inovasi dan strategi yang dijalankan, BSI optimistis bahwa bisnis bank emas akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional serta semakin memperkuat ekosistem perbankan syariah di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index