JAKARTA - Program nasional Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) resmi diluncurkan di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai langkah strategis untuk menekan angka kematian bayi dan lansia akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah sejak dini. Program ini menjadi bagian dari delapan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI.
Kepala Dinas Kesehatan Sangihe, dr. Handry Pasandaran, menegaskan bahwa pelaksanaan PKG bertujuan untuk mendeteksi dini berbagai penyakit yang kerap menjadi penyebab utama kematian. “Kita ketahui bersama bahwa penyakit seperti diabetes, hipertensi dengan segala komplikasinya, kanker, kelainan jantung, hingga kelainan bawaan merupakan penyebab kematian tertinggi. Sayangnya, penyakit-penyakit ini umumnya baru terdeteksi dalam kondisi kritis sehingga pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat mahal,” ujarnya.
Menurut Pasandaran, melalui program ini, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan pemeriksaan kesehatan setidaknya satu kali dalam setahun. Langkah ini mencakup semua rentang usia, mulai dari bayi yang baru lahir hingga para lansia, guna mendeteksi potensi risiko penyakit berbahaya sejak dini. “Pemeriksaan ini dilakukan sejak bayi berusia dua hari hingga kakek-nenek. Semua harus diperiksa setidaknya satu kali dalam setahun untuk mendeteksi secara dini apakah ada risiko penyakit yang dapat dicegah atau ditangani lebih awal,” lanjutnya.
Dengan deteksi dini, masyarakat dapat mengetahui apakah mereka memiliki kondisi pra-penyakit yang dapat segera diatasi atau jika sudah memiliki penyakit dalam stadium awal yang masih bisa ditangani sebelum berkembang lebih parah. “Jadi, ketika ada tanda-tanda awal suatu penyakit, kita bisa segera mengambil tindakan sebelum kondisinya semakin serius,” tambah Pasandaran.
Kehadiran PKG memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh warga negara, mulai dari balita hingga lansia, dengan memastikan setiap individu mendapatkan pemeriksaan kesehatan setidaknya satu kali dalam setahun. Melalui pemeriksaan ini, risiko penyakit berbahaya bisa teridentifikasi lebih cepat, sehingga penanganan medis dapat dilakukan lebih efektif dan efisien untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular dan komplikasi lainnya.