ENERGI

Rusia dan Ukraina Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Laut Hitam dan Fasilitas Energi

Rusia dan Ukraina Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Laut Hitam dan Fasilitas Energi
Rusia dan Ukraina Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Laut Hitam dan Fasilitas Energi

JAKARTA - Rusia dan Ukraina telah menyepakati gencatan senjata di Laut Hitam serta larangan serangan terhadap infrastruktur energi masing-masing. Kesepakatan ini dimediasi oleh Amerika Serikat dalam upaya meredakan ketegangan yang telah berlangsung selama tiga tahun sejak pecahnya perang pada 2022.

Kesepakatan Bersejarah di Tengah Konflik Panjang

Perundingan yang berlangsung di Arab Saudi menghasilkan kesepakatan yang bertujuan untuk memastikan keamanan navigasi di Laut Hitam dan melindungi fasilitas energi sipil dari serangan. Sumber diplomatik yang terlibat dalam negosiasi menyatakan bahwa Amerika Serikat bertindak sebagai penjamin untuk memastikan implementasi perjanjian ini.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan bahwa negaranya akan mengawasi ketat kepatuhan Rusia terhadap kesepakatan ini.

“Jika mereka melanggar, ini buktinya, kami meminta sanksi, kami meminta senjata, dan lain-lain,” ujar Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters pada Rabu 26 Maret 2025.

Pandangan Skeptis Rusia terhadap Perjanjian

Di pihak Rusia, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov memberikan tanggapan yang lebih skeptis terkait kesepakatan ini.

“Kami akan membutuhkan jaminan yang jelas. Dan mengingat pengalaman menyedihkan dari kesepakatan hanya dengan Kyiv, jaminan tersebut hanya dapat menjadi hasil perintah dari Washington kepada Zelensky dan timnya untuk melakukan satu hal dan bukan yang lain,” ujar Lavrov.

Kesepakatan ini muncul setelah upaya negosiasi intensif yang diprakarsai oleh Presiden AS, Donald Trump. Ia berkomitmen untuk segera mengakhiri perang dan merestrukturisasi kebijakan Washington terhadap konflik Rusia-Ukraina.

Perubahan Sikap AS dan Dampaknya

Sebelumnya, Amerika Serikat secara tegas mendukung Ukraina dalam konflik ini. Namun, dengan adanya kesepakatan ini, tampak ada pergeseran kebijakan AS ke arah yang lebih netral, termasuk janji Washington untuk membantu Rusia mendapatkan kembali akses ke pasar ekspor pertanian dan pupuk. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak sanksi yang telah lama membatasi ekonomi Rusia.

Sebagai bagian dari perjanjian, Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, mengingatkan bahwa setiap pergerakan kapal militer Rusia di luar bagian timur Laut Hitam akan dianggap sebagai pelanggaran.

“Dalam hal ini, Ukraina akan memiliki hak penuh untuk membela diri,” tegas Umerov.

Sementara itu, Rusia menyatakan bahwa serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina adalah bagian dari strategi perang, mengingat jaringan energi tersebut berperan dalam mendukung upaya militer Ukraina. Sebagai balasan, Ukraina juga meluncurkan serangan terhadap fasilitas energi Rusia yang dianggap memasok bahan bakar bagi pasukan Kremlin.

Kekhawatiran Eropa dan Dampak Global

Meskipun kesepakatan ini disambut baik oleh sebagian pihak, negara-negara Eropa dan sekutu-sekutu Ukraina tetap waspada. Mereka khawatir bahwa pendekatan Trump yang berusaha cepat menyelesaikan konflik dapat berisiko menguntungkan Rusia secara sepihak, termasuk kemungkinan pencabutan sanksi dan konsesi wilayah yang diklaim oleh Moskow.

“Kami ingin kedua belah pihak segera mengakhiri perang ini,” kata Trump dalam pernyataannya setelah kesepakatan dicapai.

Selain dampak politik, kesepakatan ini juga berpotensi mempengaruhi ekonomi global. Sejak 2023, Ukraina telah berusaha membuka kembali pelabuhan-pelabuhannya di Laut Hitam setelah mengalami blokade Rusia. Perjanjian sebelumnya yang difasilitasi oleh PBB untuk ekspor makanan melalui Laut Hitam gagal, sehingga kesepakatan baru ini dapat menjadi peluang bagi Ukraina untuk meningkatkan ekspor biji-bijiannya.

Seiring berjalannya implementasi gencatan senjata ini, dunia internasional akan terus mengawasi apakah Rusia dan Ukraina benar-benar mematuhi perjanjian ini atau apakah ketegangan akan kembali meningkat di kawasan tersebut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index