ASDP

ASDP Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2025, Dorong Ekonomi Sirkular dengan Daur Ulang 100 Kg Limbah Tekstil

ASDP Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2025, Dorong Ekonomi Sirkular dengan Daur Ulang 100 Kg Limbah Tekstil
ASDP Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2025, Dorong Ekonomi Sirkular dengan Daur Ulang 100 Kg Limbah Tekstil

JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali mengukuhkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dengan meluncurkan program daur ulang 100 kilogram limbah tekstil. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara ASDP dan Pable, perusahaan pengelolaan limbah tekstil yang memiliki pengalaman dalam mendaur ulang barang-barang bekas menjadi produk yang bermanfaat. Kali ini, ASDP mendaur ulang seragam bekas karyawan yang sudah tidak terpakai lagi sebagai bagian dari Program Pengelolaan Seragam Bekas (Uniform Disposal Program).

Program ini memiliki tujuan yang lebih besar untuk mengurangi volume limbah tekstil yang berakhir di tempat pembuangan akhir, sekaligus mendukung ekonomi sirkular dan keberlanjutan perusahaan. "Program ini adalah bagian dari upaya Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ASDP untuk menekan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah tekstil. Langkah ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-12 mengenai Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab," ungkap Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP.

Proses Daur Ulang Seragam Bekas dan Manfaatnya bagi Lingkungan

Pengelolaan limbah tekstil ini dimulai dengan pengumpulan seragam bekas yang sudah tidak layak pakai. Hal ini dipicu oleh kebijakan ASDP yang melakukan rebranding dengan peluncuran logo baru pada tahun 2023, dalam rangka memperingati HUT ASDP yang ke-50. Akibatnya, seragam lama yang menggunakan logo sebelumnya tidak dapat digunakan lagi. Melalui program ini, seragam-seragam bekas tersebut dikumpulkan dan diproses dengan menggunakan teknologi modern.

Proses daur ulang dimulai dengan tahap penguraian serat (fiber processing) yang bertujuan untuk memisahkan bahan dari seragam yang sudah tidak terpakai. Setelah serat terpisah, proses berikutnya adalah pemintalan benang (yarn spinning), di mana serat-serat tersebut dipintal untuk menghasilkan benang yang bisa ditenun menjadi kain baru. Hasil dari proses daur ulang ini adalah kain yang bisa digunakan kembali untuk berbagai keperluan, termasuk pembuatan seragam daur ulang bagi karyawan ASDP itu sendiri.

Dengan metode ini, limbah tekstil yang tadinya dianggap tidak bernilai ekonomis dapat diolah kembali menjadi produk yang berguna dan bernilai, yang sekaligus memberikan kontribusi dalam pengurangan sampah dan pemanfaatan bahan-bahan daur ulang.

Mendorong Kesadaran Ekonomi Sirkular di Kalangan Karyawan

Lebih jauh lagi, Shelvy Arifin menegaskan bahwa program ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran karyawan ASDP tentang pentingnya penerapan ekonomi sirkular dalam kehidupan sehari-hari. "Kami berharap, selain memberikan manfaat bagi lingkungan, program ini juga menginspirasi lebih banyak pihak untuk peduli terhadap pengelolaan limbah tekstil secara bertanggung jawab. Kami ingin menjadikan ini contoh bagi sektor lain yang bisa mengikuti prinsip keberlanjutan yang kami terapkan," tambah Shelvy.

Melalui program ini, ASDP berharap dapat mengedukasi karyawan dan masyarakat luas mengenai pentingnya pengelolaan limbah secara bertanggung jawab, serta memberikan contoh nyata mengenai bagaimana daur ulang limbah tekstil dapat mendukung upaya pengurangan dampak lingkungan.

Limbah Tekstil dan Dampaknya terhadap Emisi Karbon Global

Limbah tekstil, yang merupakan salah satu penyumbang utama sampah global, ternyata juga berdampak besar pada emisi karbon. Berdasarkan data dari World Resources Institute, industri tekstil menyumbang sekitar 10% dari total emisi gas rumah kaca di dunia. Proses produksi tekstil yang intensif energi serta pembuangan tekstil yang tidak dikelola dengan baik dapat memperburuk dampak perubahan iklim.

Melihat hal ini, program daur ulang yang dilakukan oleh ASDP menjadi langkah strategis untuk mengurangi jejak karbon yang ditimbulkan oleh industri tekstil. Proses daur ulang seragam bekas diharapkan dapat mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir sekaligus mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai target net-zero emission di masa depan.

Inisiatif Keberlanjutan ASDP Lainnya: Reverse Vending Machine untuk Sampah Plastik

Selain program pengelolaan limbah tekstil, ASDP juga berfokus pada pengelolaan sampah plastik melalui program Reverse Vending Machine (RVM). Hingga akhir 2024, ASDP berhasil mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik, setara dengan 92.334 botol plastik yang didaur ulang. Program ini memiliki dampak signifikan dalam mengurangi sampah plastik, sekaligus membantu menyelamatkan 1.458 meter persegi ruang lingkungan dan mengurangi jejak karbon hingga 9.000 kilogram.

Program RVM ini juga menjadi salah satu langkah penting dalam upaya ASDP untuk melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan, dengan memberikan insentif bagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam mendaur ulang sampah plastik.

Komitmen ASDP ke Depan dalam Pengelolaan Limbah

Shelvy Arifin menambahkan, bahwa ASDP akan terus memperluas peran aktifnya dalam pengelolaan limbah dan keberlanjutan. Ke depannya, perusahaan ini berkomitmen untuk menjajaki lebih banyak kemitraan strategis dengan berbagai pihak, baik industri maupun komunitas lingkungan. “Kami akan terus berusaha untuk meningkatkan program-program keberlanjutan kami. Dengan kolaborasi lebih luas, kami berharap dapat mempercepat transisi menuju ekosistem yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Shelvy.

Dengan program-program yang terus berkembang, ASDP bertekad untuk tidak hanya berfokus pada peningkatan layanan transportasi yang andal, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan Indonesia. Setiap langkah konkret yang diambil oleh ASDP dalam mengelola limbah tekstil dan plastik ini menjadi bukti nyata dari kontribusi perusahaan dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Mewujudkan Masa Depan yang Lebih Hijau dan Berkelanjutan

Sebagai bagian dari komitmennya terhadap lingkungan, ASDP terus berupaya mewujudkan masa depan yang lebih hijau melalui berbagai program keberlanjutan yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap bumi. Program daur ulang seragam bekas yang diluncurkan pada Hari Peduli Sampah Nasional ini, selain mengurangi limbah, juga memberikan contoh tentang bagaimana prinsip ekonomi sirkular dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Diharapkan, langkah-langkah yang diambil oleh ASDP ini dapat menginspirasi lebih banyak perusahaan di Indonesia untuk ikut serta dalam pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab, serta berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan planet ini. ASDP akan terus bergerak maju untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, dengan langkah-langkah konkret yang mendukung keseimbangan antara perkembangan industri dan keberlanjutan lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index