JAKARTA - Tanggal 24 Maret 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memerangi penyakit Tuberkulosis (TBC), seiring dengan peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk menghentikan penyebaran TBC dengan meluncurkan kampanye bertajuk GIATKAN (Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata). Kampanye ini dimaksudkan untuk menghimpun kekuatan bersama dari seluruh lapisan masyarakat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak terkait dalam mewujudkan Indonesia bebas TBC pada tahun 2030.
Melalui Surat Edaran Nomor HK.02.03/C/376/2025, Kemenkes menegaskan tujuan dari peringatan HTBS 2025 untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan peran serta masyarakat dalam upaya eliminasi TBC. Ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC yang mewajibkan pendekatan lintas sektor dalam strategi penanggulangan penyakit menular ini.
Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, menyampaikan pentingnya dukungan dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat, "Eliminasi TB bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi membutuhkan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat. Dengan deteksi dini, pengobatan tepat, serta dukungan sosial bagi pasien, kita bisa mengakhiri TBC di Indonesia. Saatnya kita bergerak bersama, giatkan komitmen dan aksi nyata untuk Indonesia bebas TBC!"
Strategi dan Inisiatif untuk Memerangi TBC
Untuk mencapai tujuan ini, Kemenkes mengarahkan sejumlah kegiatan di tingkat nasional dan daerah. Kampanye kesadaran melalui media sosial diluncurkan dengan tagar resmi #GIATKAN2025, #GerakanIndonesiaAkhiriTBC, #KomitmendanAksiNyataTBC, #YesWeCanEndTB, #EliminasiTBC2030, dan #TOSSTBC. Upaya ini bertujuan untuk menggugah partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam pemberantasan TBC.
Berbagai inisiatif konkret juga telah disiapkan, seperti edukasi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit dan bahaya TBC. Pendekatan ini juga mencakup mobilisasi deteksi dini TBC dan integrasi layanan pencegahan serta pengobatan TBC dengan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Peran Aktif Masyarakat dan Pelibatan Lintas Sektor
Kementerian Kesehatan mengimbau seluruh jajaran kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat luas untuk mengambil peran aktif dalam mengeliminasi TBC. Pendekatan ini mencakup:
1. Deteksi Dini dan Penemuan Kasus Aktif: Mengintegrasikan proses ini dengan Terapi Pencegahan TB (TPT) untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
2. Pendampingan Pengobatan Pasien: Edukasi tentang pentingnya pengobatan hingga tuntas dan pencegahan penularan di keluarga serta komunitas.
3. Kolaborasi Lintas Sektor: Mengajak kerjasama dengan pemerintah daerah, organisasi profesi, komunitas, dan media untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya TBC.
4. Kampanye Edukasi TOSS TB (Temukan TB, Obati Sampai Sembuh): Implementasi melalui berbagai platform seperti media sosial, media massa, webinar, dan promosi publik.
5. Menghilangkan Stigma: Mendorong peran masyarakat dalam menghapuskan stigma terhadap penderita TB agar mereka dapat mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Dukungan Menuju Eliminasi TBC 2030
Dengan semangat "Gerak Bersama, Sehat Bersama", Kemenkes RI mengajak semua elemen masyarakat untuk menyatukan langkah dalam mendukung target eliminasi TBC 2030. Langkah ini dipandang sebagai bagian vital dari upaya kolektif untuk mencapai Indonesia yang lebih sehat dan bebas dari penyakit menular.
TBC masih menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang perlu perhatian serius, terutama di tengah target ambisius untuk eliminasi pada tahun 2030. Dalam konteks ini, inisiatif GIATKAN menjadi lebih dari sekedar kampanye, melainkan gerakan bersama untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Penguatan kolaborasi lintas sektor dan inklusi masyarakat dalam tindakan nyata adalah kunci keberhasilan dari misi ini.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi fondasi bagi pencapaian Indonesia tanpa TBC, yang membawa masyarakat ke arah kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera di masa depan. Dalam perjalanan menuju 2030, setiap langkah dan kontribusi dari semua pihak sangat berarti demi tercapainya Indonesia bebas TBC.