JAKARTA - Pembangunan kota futuristik The Line di megaproyek NEOM di Arab Saudi, sebuah ambisi besar yang digagas untuk mewujudkan visi masa depan yang inovatif, terus bergulir di tengah berbagai tantangan dan kontroversi. Proyek yang sempat didera isu terkait perlakuan tak manusiawi terhadap para pekerja dan kesulitan memperoleh pendanaan ini tetap menjadi pusat perhatian dunia sebagai salah satu proyek perkotaan paling ambisius dan revolusioner saat ini.

Peluncuran Proyek Ambisius The Line

The Line dirancang sebagai kota vertikal yang tidak hanya futuristik dari segi arsitektural tetapi juga pengelolaan, yang sepenuhnya akan menggunakan kecerdasan buatan dan energi hijau. Berlokasi di jantung NEOM, The Line akan menjadi inti dari proyek transformasi raksasa yang menghubungkan berbagai aspek kehidupan modern dengan keberlanjutan lingkungan. Al Arabiya melaporkan dalam tur media pada Kamis 20 Februari 2025, bahwa pembangunan tahap pertama The Line ini tengah berlangsung dengan masif, dan ditargetkan selesai pada tahun 2034. Waktu ini bertepatan sebelum Arab Saudi menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA.

Desain Revolusioner dan Ramah Lingkungan

Merupakan sebuah kejutan bahwa proyek konstruksi yang begitu luar biasa ini direncanakan dengan panjang hingga 170 kilometer. Panjang ini setara dengan jarak antara Pantai Ancol di Jakarta Utara dan Pantai Tiris di Kabupaten Indramayu, menjadikannya sebagai sebuah gedung terpanjang di dunia. Desain vertikalnya memungkinkan The Line untuk mengurangi jejak karbon dan memaksimalkan penggunaan ruang vertikal, dengan pemanfaatan teknologi hijau.

Menurut pernyataan dari salah satu pejabat NEOM yang dilansir dalam laporan Al Arabiya, ide besar di balik desain The Line adalah untuk menciptakan komunitas yang terintegrasi sempurna dengan teknologi canggih sambil tetap menjaga harmoni dengan alam. "The Line akan menampilkan integrasi sempurna antara manusia dan alam, menjadikannya sebagai simbol modernisasi dan keberlanjutan," ujarnya.

Kontroversi dan Tantangan

Tentu, sebuah proyek sebesar dan seambisius ini tidak luput dari berbagai tantangan. Beberapa laporan mengemuka mengenai perlakuan tidak manusiawi terhadap para pekerja yang terlibat dalam pembangunan ini, isu yang terus menjadi perhatian organisasi internasional dan kelompok hak asasi manusia. Selain itu, pendanaan menjadi tantangan tersendiri di tengah ketidakpastian ekonomi global, meskipun pemerintah Arab Saudi berkomitmen penuh untuk memastikan pendanaan proyek ini.

Dukungan dan Antisipasi Publik

Meski didera berbagai isu, proyek ini juga mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan yang meyakini visinya akan menciptakan standar baru dalam kehidupan urban. Dengan kontrol lalu lintas berbasis kecerdasan buatan, transportasi umum yang bersih, hingga fasilitas publik bebas karbon, banyak yang beranggapan bahwa The Line akan menjadi model kota masa depan bagi dunia.

Pihak pengembang proyek terus berusaha meraih dukungan publik dan investor dengan menyampaikan berbagai kepastian mengenai dampak positif dari The Line. "Kami berkomitmen untuk memberikan ruang hidup yang jauh lebih sehat dan lebih hijau. Masyarakat akan menjadi saksi dari sebuah perubahan besar dalam cara kita hidup sehari-hari," ungkap seorang juru bicara NEOM dalam siaran persnya.

Strategi Energi dan Teknologi

Aspek inti dari proyek ini adalah pemanfaatan energi terbarukan dan teknologi canggih. Dalam mewujudkan kota yang 100% didukung oleh energi hijau, The Line diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan menjadi pelopor dalam inovasi energi.
“Ini tentang mengubah cara pandang dan langkah kita menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. The Line memiliki potensi tak terbatas untuk mengeksplorasi solusi-solusi energik cerdas,” ujar seorang ahli energi terbarukan yang terlibat dalam konsultasi proyek ini.