Pertamina kembali memberikan informasi terbaru terkait harga LPG yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia per Kamis, 19 Desember 2024. Harga ini meliputi LPG 3 kg, yang biasa dikenal sebagai "gas melon", serta Bright Gas non-subsidi berukuran 5,5 kg dan 12 kg.

Menurut pernyataan resmi dari Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, tidak ada perubahan harga untuk LPG non-subsidi ini. “Harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg masih sama dengan November 2024,” ungkap Heppy Wulansari kepada Kompas.com. Hal ini berarti, harga LPG non-subsidi tetap stabil dan tidak mengalami kenaikan, yang mengindikasikan adanya kestabilan di sektor penyediaan energi rumah tangga tersebut.

Sementara itu, untuk LPG bersubsidi berukuran 3 kg, yang lebih dikenal dengan sebutan "gas melon", tetap dibanderol dengan harga Rp 18.000 per tabung. Meskipun pada bulan September sempat ada penyesuaian harga, sejak bulan Oktober hingga Desember 2024, harga LPG 3 kg tetap tidak berubah.

Sumarno, salah satu narasumber yang juga dikutip dari Kompas.com, mengonfirmasi bahwa perubahan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang terjadi sebelumnya bukanlah kenaikan, tetapi hanya penyesuaian belaka. “Sebetulnya bukan naik, tapi menyesuaikan saja,” jelas Sumarno. Penyesuaian ini menurutnya telah melalui pertimbangan matang dari berbagai pihak dan turut dipengaruhi oleh faktor inflasi yang mempengaruhi hampir semua sektor.

Menurut Sumarno, HET LPG 3 kg telah rata di berbagai area dan harga ini berlaku konsisten sejak tahun 2015. Faktor inflasi dianggap sebagai salah satu penyebab kenaikan harga yang sementara tersebut namun kembali dinetralisir oleh pemerintah dan Pertamina untuk menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah.

Untuk LPG non-subsidi Bright Gas, harga bervariasi tergantung lokasi, mencerminkan biaya distribusi dan operasional di tiap daerah. Berikut adalah rincian harga Bright Gas per wilayah:

-Aceh (seperti Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe) hingga Sumatera Barat (seperti Padang dan Payakumbuh) memiliki harga Rp 94.000 untuk 5,5 kg dan Rp 194.000 untuk 12 kg.
-Kepulauan Riau seperti Batam dan Bintan hingga Bengkulu menunjukkan harga serupa dengan wilayah Sumatera yang lain.
-Bangka Belitungdan beberapa daerah di Kalimantan seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan memiliki harga sedikit lebih tinggi yaitu Rp 97.000 untuk 5,5 kg dan Rp 202.000 untuk 12 kg.
-Kalimanatan Utara dan lebih jauh ke Maluku dan Papua menunjukkan harga tertinggi di Rp 107.000 hingga Rp 117.000 untuk 5,5 kg dan Rp 229.000 hingga Rp 249.000 untuk 12 kg.

Perbedaan harga ini dikarenakan perbedaan jarak serta biaya distribusi yang bervariasi di setiap provinsi. Meskipun begitu, pertimbangan harga yang dilakukan tetap mengedepankan harga yang wajar dan terjangkau untuk masyarakat lokal di setiap wilayahnya.

Dengan stabilnya harga LPG ini, harapannya dapat memberikan ketenangan bagi masyarakat yang terus menggunakan LPG sebagai salah satu sumber energi utama bagi kebutuhan rumah tangga. Pertamina terus berkomitmen dalam menyediakan pasokan LPG yang cukup dan dengan harga yang stabil.

Pertamina mengajak semua pihak untuk bijak dalam menggunakan energi terutama LPG dan tetap waspada akan informasi yang tidak benar terkait harga. Sosialisasi terkait penggunaan LPG yang aman juga terus dilakukan oleh Pertamina melalui berbagai platform dan media.

Masyarakat diimbau untuk selalu membeli LPG di agen resmi atau outlet yang telah dipercaya guna memastikan mendapatkan produk yang asli dan sesuai dengan standar keamanan serta harga yang berlaku.

Langkah lanjut dari Pertamina akan terus dipantau sesuai dengan perkembangan ekonomi dan sosial yang terjadi secara nasional dan regional. Komitmen pemerintah terkait subsidi dan kestabilan harga terus menjadi prioritas agar masyarakat dapat merasakan manfaat yang maksimal dari dukungan yang diberikan.