Minyak

Warga Enggano Minta Tambahan Jatah Minyak Tanah, Harga LPG Tak Terjangkau

Warga Enggano Minta Tambahan Jatah Minyak Tanah, Harga LPG Tak Terjangkau
Warga Enggano Minta Tambahan Jatah Minyak Tanah, Harga LPG Tak Terjangkau

BENGKULU UTARA – Warga Pulau Enggano, sebuah pulau terluar di Kabupaten Bengkulu Utara, mengungkapkan harapan besar mereka agar jatah minyak tanah dapat ditambah. Meskipun gas LPG tersedia, banyak warga masih memilih minyak tanah dan kayu bakar untuk memasak karena faktor ekonomi.

Dengan harga jual gas LPG yang cukup tinggi, warga Enggano lebih memilih alternatif lain. Nana, salah satu warga setempat, menyatakan bahwa penggunaan minyak tanah tidak hanya lebih murah tetapi juga lebih hemat dalam pemakaian sehari-hari.

"Kalau saya lebih suka pakai minyak tanah ya, karena harganya sudah jelas lebih murah, terus kalau kita masak pakai minyak tanah itu juga lebih hemat," ujar Nana dengan menekankan perbedaan signifikan biaya antara kedua bahan bakar tersebut.

Sebagai gambaran, di SPBU Enggano, 1 liter minyak tanah dijual dengan harga 6.000 rupiah. Sementara itu, harga gas LPG ukuran 5,5 kilogram mencapai 170 ribu rupiah per tabung, dan untuk ukuran 12 kilogram dibandrol 270 ribu rupiah. Selisih harga yang signifikan ini membuat minyak tanah menjadi pilihan utama bagi sebagian besar warga Enggano.

Cuaca buruk yang sering kali menyebabkan penundaan pengiriman bahan bakar ke pulau menjadi sumber kekhawatiran lainnya bagi warga. Dalam situasi di mana suplai bahan bakar terhenti, ketersediaan stok bahan bakar alternatif seperti minyak tanah menjadi sangat krusial.

"Kami sangat berharap jatah minyak tanah untuk Enggano bisa ditambah," ungkap Nana lagi. "Karena kami masih sering kekurangan minyak tanah, apalagi kalau kapal lagi macet seperti saat ini," tambahnya, menggambarkan kesulitan yang dihadapi warga ketika suplai terhambat.

Problematika transportasi dan distribusi menjadi tantangan tersendiri bagi Pulau Enggano. Sebagai pulau terluar, situasi logistik yang tidak menentu sering kali menempatkan warga dalam kondisi sulit, terutama dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar sehari-hari.

Warga Pulau Enggano kini berharap pemerintah daerah dan pihak terkait dapat mengambil langkah nyata untuk meningkatkan pasokan minyak tanah ke pulau mereka pada tahun 2025 mendatang. Tidak hanya untuk mengatasi kekurangan pasokan akibat penundaan transportasi, tetapi juga untuk mengatasi disparitas harga yang memberatkan sebagian besar penduduk pulau.

Dengan demikian, meningkatnya kebutuhan minyak tanah di Pulau Enggano tidak hanya disebabkan oleh harga yang lebih ekonomis dibandingkan LPG, tetapi juga oleh kekhawatiran akan keterlambatan suplai di masa depan. Harapan warga Enggano adalah agar pemerintah dapat mendengar dan menindaklanjuti permohonan mereka sehingga kehidupan sehari-hari mereka tidak lagi terganggu akibat kelangkaan bahan bakar utama tersebut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index