Transportasi

KAI Perkenalkan Fitur Jejak Karbon untuk Transportasi Hijau yang Berkelanjutan

KAI Perkenalkan Fitur Jejak Karbon untuk Transportasi Hijau yang Berkelanjutan
KAI Perkenalkan Fitur Jejak Karbon untuk Transportasi Hijau yang Berkelanjutan

JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI kembali melangkah jauh dalam inovasi transportasi berkelanjutan dengan meluncurkan fitur Jejak Karbon. Pengembangan ini sejalan dengan komitmen KAI untuk menyediakan solusi transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan di tengah kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon global.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, menggarisbawahi pentingnya inisiatif ini dalam konteks keberlanjutan sektor transportasi di Indonesia. "Langkah ini mencerminkan komitmen KAI untuk terus menghadirkan solusi transportasi inovatif dan ramah lingkungan," ujarnya dalam peluncuran fitur tersebut.

Sebagai salah satu moda transportasi utama di Indonesia, KAI memiliki peran penting dalam mempromosikan praktek-praktek ramah lingkungan. Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menjelaskan bahwa fitur Jejak Karbon ini dirancang untuk mengintegrasikan edukasi lingkungan ke dalam layanan transportasi yang mereka tawarkan. "Melalui fitur ini, kami ingin menegaskan bahwa kereta api tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan," katanya.

Kehadiran fitur Jejak Karbon di aplikasi Access by KAI (versi 6.9.11) memungkinkan para pengguna untuk memperoleh estimasi emisi karbon dari perjalanan yang mereka lakukan. Anne Purba, Vice President Public Relations KAI, menekankan edukasi publik sebagai salah satu elemen kunci dari fitur ini. Dia mencatat bahwa fitur ini memberikan gambaran nyata tentang keunggulan kereta api dalam menekan emisi karbon jika dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti mobil pribadi.

Untuk memberikan gambaran lebih spesifik, perjalanan dengan KA Probowangi dari Stasiun Surabaya Gubeng ke Stasiun Ketapang hanya menghasilkan emisi sekitar 2,94 kg CO2e, sementara perjalanan yang sama menggunakan mobil pribadi mencapai 8,79 kg CO2e. Perhitungan tersebut didasarkan pada standar nasional SNI ISO 14064-1:2018 dan acuan internasional seperti Protokol Kyoto.

Selain fitur Jejak Karbon, KAI juga memperkenalkan beberapa teknologi dan fasilitas pendukung lainnya, seperti teknologi pengenalan wajah, penyediaan stasiun air minum, dan penggunaan alat makan berbahan kayu. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan KAI dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Bahkan, dalam penilaian Environmental, Social, and Governance (ESG) oleh S&P Global, KAI berhasil mencapai skor 41, yang menempatkannya di 20% teratas dalam sektor transportasi global.

"Inovasi ini adalah wujud nyata KAI dalam mendukung target net zero emission. Kami mengajak masyarakat untuk beralih ke kereta api demi masa depan yang lebih berkelanjutan," ujar Anne. Pernyataan ini sejalan dengan target global menuju transisi energi bersih dan praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab terhadap iklim.

Peluncuran fitur ini menjadi langkah penting bagi KAI dalam rangka mendorong perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam hal memilih moda transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, KAI tidak hanya berkontribusi terhadap pengurangan jejak karbon secara nasional tetapi juga meningkatkan daya saingnya di tingkat internasional.

Komitmen KAI terhadap keberlanjutan ini diharapkan dapat menginspirasi pelaku industri transportasi lainnya untuk mengikuti jejak serupa. Inovasi ini tidak hanya berfokus pada lingkungan, tetapi juga menunjukkan kemampuan KAI untuk beradaptasi di tengah tantangan global mengenai perubahan iklim dan permintaan publik atas layanan yang lebih hijau.

Dengan semua langkah ini, PT Kereta Api Indonesia berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam transportasi berkelanjutan di Indonesia, sambil memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan pengurangan emisi karbon dunia. Inisiatif ini juga merupakan strategi jangka panjang yang berfokus pada peningkatan efisiensi transportasi publik yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index