KUPANG NTT- Momen perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini menjadi lebih istimewa bagi warga di 14 dusun terpencil di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Setelah bertahun-tahun hidup dalam kegelapan, kini cahaya listrik dari PLN memberikan harapan baru dan kegembiraan bagi sekitar 2.000 keluarga yang tersebar di Pulau Timor, Rote, Alor, dan Sabu.
Pada awal Desember, senyum bahagia terpancar dari wajah Nahor Boki, warga Dusun 3 Desa Kauniki, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Setelah bertahun-tahun menanti, akhirnya listrik PLN menjangkau desanya. "Kami senang sekali akhirnya bisa merasakan masuknya listrik ke dusun kami. Seluruh warga sudah tidak sabar untuk segera memasang listrik di rumah masing-masing," ujar Nahor, matanya berbinar penuh harapan.
Cerita Nahor bukanlah satu-satunya. Mesakh Toineno, warga Dusun 2 Desa Bonleu, Kabupaten Timor Tengah Selatan, membagikan kebahagiaannya saat menonton televisi bersama keluarga untuk pertama kalinya setelah listrik PLN akhirnya hadir di wilayah mereka. "Kami berharap dengan adanya listrik, kehidupan kami akan menjadi lebih baik," katanya.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan ini diakui bukanlah hal yang mudah. Medan yang berat dan letak yang terpencil menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh tim PLN. Meskipun demikian, PLN berhasil membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 38,97 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 96,03 kms, serta 19 gardu yang memiliki kapasitas total 950 kilovolt ampere (kVA).
Melihat hal tersebut, Penjabat Bupati Alor, Zeth Sony Libing, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya. "Meskipun medannya sulit, PLN berhasil mewujudkan impian masyarakat untuk menikmati listrik. Semoga dengan hadirnya listrik dapat memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat setempat," tuturnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen perusahaan dalam memastikan keadilan energi hingga ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). "Listrik adalah kebutuhan primer. Melalui pembangunan ini, kami mendukung Pemerintah dalam memastikan pemerataan listrik sebagai wujud nyata sila kelima Pancasila," tegas Darmawan.
Hadirnya listrik di 14 dusun tersebut membawa banyak perubahan. Selain membuat aktivitas sehari-hari warga menjadi lebih nyaman, kehadiran listrik juga membuka peluang bagi perkembangan ekonomi, pendidikan, dan sosial yang lebih baik. F. Eko Sulistyono, General Manager PLN UIW NTT, berharap bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 membawa kebahagiaan baru. "Semoga perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi lebih hangat dan bermakna dengan hadirnya listrik. Kami berharap listrik ini dapat menjadi cahaya kemajuan bagi masyarakat di wilayah ini," tambahnya.
Para petugas PLN juga bekerja keras memastikan pemasangan infrastruktur berjalan lancar. Salah satunya adalah pemeriksaan tegangan listrik di gardu Desa Roboaba, Kabupaten Sabu Raijua, yang merupakan bagian dari commissioning test jaringan kelistrikan pada akhir November lalu.
Di malam yang sebelumnya gelap, kini mulai tampak gemerlap lampu-lampu yang menerangi rumah-rumah para penduduk. Bagi mereka, cahaya lampu ini melambangkan lebih dari sekadar penerangan; ini adalah simbol harapan, kesejahteraan, dan semangat untuk masa depan yang lebih baik.
Perayaan Natal kali ini benar-benar istimewa di daerah pelosok NTT. Listrik yang baru saja masuk bukan hanya sekadar tentang penerangan, tetapi sebuah langkah menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih cerah. Dengan listrik, masyarakat kini dapat merasakan hangatnya perayaan dengan suguhan cahaya yang selama ini dinantikan. Di tengah semangat Natal dan Tahun Baru, cahaya listrik memberikan pencerahan jasmani dan rohani bagi seluruh warga di 14 dusun terpencil ini.