Logistik

Optimisme Industri Logistik Indonesia di Tengah Tantangan Global menuju 2025

Optimisme Industri Logistik Indonesia di Tengah Tantangan Global menuju 2025
Optimisme Industri Logistik Indonesia di Tengah Tantangan Global menuju 2025

JAKARTA – Meski dibayangi tantangan besar baik dari aspek domestik maupun global, industri logistik Indonesia diprediksi memiliki peluang cerah untuk tumbuh pada tahun 2025. Kunci keberhasilan terletak pada penerapan strategi yang tepat dan pemanfaatan peluang secara optimal demi mewujudkan potensi tersebut.

Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) sekaligus Ketua Regional Asia Pasifik dari International Federation of Freight Forwarders Association (FIATA), menyatakan optimisme sekaligus realisme terhadap prospek sektor logistik. Menurut Yukki, meskipun ada tekanan dari tantangan ekonomi global dan domestik, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5-5,1 persen.

"Tantangan yang akan kita hadapi pada tahun 2025 lebih berfokus pada daya beli domestik," tutur Yukki. Tantangan ini muncul dari berbagai kebijakan yang diterapkan pada akhir tahun ini, seperti peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan upah minimum provinsi (UMP) yang meningkat 6,5 persen.

Meski demikian, Yukki optimistis bahwa belanja pemerintah dapat menjadi motor penggerak utama dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi. "Kami optimis bahwa belanja pemerintah bisa menjadi pendorong utama bagi perekonomian nasional untuk menjaga tingkat pertumbuhan sesuai asumsi," tambahnya.

Tiga Faktor Penentu Ekonomi 2025

Yukki juga mengidentifikasi tiga faktor kunci yang akan berdampak signifikan terhadap ekonomi global maupun domestik tahun depan. Pertama, meningkatnya perang dagang yang dipicu oleh kebijakan proteksionis Amerika Serikat, seperti kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan baru Donald Trump.

Kedua, kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Ketiga, memanasnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang bisa mengganggu rantai pasokan global dan mempengaruhi harga komoditas.

Namun, di tengah tantangan ini, Yukki melihat peluang besar bagi Indonesia, terutama di kawasan ASEAN yang semakin menjadi perhatian sebagai pusat produksi dan logistik alternatif. “Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN memiliki peluang besar. Ketika dunia melihat ASEAN sebagai pusat ekonomi baru, kita harus memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya,” Yukki menegaskan.

Peluang Investasi dan Pertumbuhan Ekspor

Dengan perspektif yang optimis, Yukki mendorong perusahaan logistik nasional untuk tetap proaktif dalam meraih peluang yang ada. Ia menyatakan bahwa situasi global seperti perang dagang dan isu geopolitik dapat membuka jalan bagi perusahaan logistik Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya.

“Perang dagang akan mendorong investasi asing di Indonesia, meningkatkan produksi nasional, dan akan mendorong pertumbuhan volume ekspor,” jelas Yukki. Selain itu, ia menambahkan, investor asing, termasuk dari China, mulai melihat Indonesia sebagai basis produksi untuk menghindari tarif tinggi di Amerika Serikat.

"Perusahaan-perusahaan ini dapat mendirikan pabrik di Indonesia dan tetap mengekspor produk ke AS tanpa menghadapi tarif tinggi yang berlaku jika mereka mengekspor langsung dari China," paparnya. Ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi asing dan sekaligus mendukung pertumbuhan industri logistik nasional.

Dampak Positif pada Rantai Pasokan Global

Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk alternatif dari Indonesia, volume ekspor diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan. Kondisi ini tidak hanya menguntungkan para pelaku usaha logistik nasional, tetapi juga berkontribusi pada penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasokan global.

"Permintaan yang lebih besar terhadap produk Indonesia dapat meningkatkan volume ekspor kita secara signifikan, yang tentu saja akan menguntungkan pelaku usaha logistik nasional," tutup Yukki dengan optimisme.

Dengan pandangan optimis ini, industri logistik Indonesia diproyeksikan siap menavigasi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang yang tersedia untuk mencapai pertumbuhan yang diharapkan pada tahun 2025. Para pelaku industri diharapkan terus berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika pasar agar dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index