Penyeberangan

Penurunan Penyeberangan Perbatasan San Diego: Imigrasi dan Implikasi Penahanan Oleh ICE

Penurunan Penyeberangan Perbatasan San Diego: Imigrasi dan Implikasi Penahanan Oleh ICE
Penurunan Penyeberangan Perbatasan San Diego: Imigrasi dan Implikasi Penahanan Oleh ICE

Di tengah penurunan jumlah penyeberangan perbatasan di San Diego, kebijakan perpindahan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) AS terhadap para migran terus menuai kontroversi dan kritik. Pada Oktober, Hakim Imigrasi Anna Partida menemukan dirinya menghadapi situasi yang rumit di ruang sidang yang sebagian besar kosong. Monitor televisi yang menampilkan sidang-sidang migran menjadi pemandangan sehari-hari di ruang sidang Pusat Penahanan San Diego, Mesa.

Para migran yang diharapkan hadir di dalam sidang ini tidak dapat menghadiri persidangan mereka secara langsung karena ICE telah memindahkan mereka ke berbagai pusat penahanan di seluruh negeri, meski kasus mereka ditangani di San Diego. Dalam audiensinya, Hakim Partida sering harus mengatasi hambatan teknis seperti perangkat lunak konferensi video yang bermasalah dan panggilan video dari tahanan yang terputus-putus. "Ini telah menjadi masalah yang sangat besar," katanya pada salah seorang pengacara selama sidang.

Perpindahan Migran oleh ICE

Menurut Michael Garcia, kepala Program Pembelaan Hukum Gratis San Diego, perpindahan para migran terutama terjadi pada musim semi 2024. ICE saat itu menyatakan perpindahan ini diperlukan karena lonjakan jumlah penyeberangan perbatasan. Namun, meski jumlah penyeberangan perbatasan mengalami penurunan signifikan pada musim gugur 2024, perpindahan tetap berlangsung.

"Pemerintah tidak memiliki angka yang menunjukkan peningkatan penahanan yang mendukung kebijakan perpindahan ini," ujar Garcia, menyoroti ketidaksesuaian antara kebijakan dan situasi aktual di lapangan. Pada September, San Diego mencatat hanya sekitar 13.300 penahanan perbatasan, berkurang drastis dari 32.500 penahanan pada Mei 2024.

Para pengacara memperhatikan bahwa banyak paket kebijakan perpindahan ICE mengarah pada penahanan migran di pusat dengan tingkat penolakan suaka lebih tinggi daripada di San Diego, membatasi akses mereka terhadap pengacara yang sudah menangani kasus mereka selama ini. "Posisi es adalah bahwa ini benar-benar karena kebutuhan fasilitas," kata Garcia tentang kebijakan perpindahan yang menambah tekanan pada sistem penahanan.

Dampak Perpindahan pada Nasib Migran

Berbagai kasus menunjukkan dampak signifikan dari perpindahan ini terhadap proses hukum migran. Salah satu contohnya adalah kasus klien pengacara Jamaika, Aud Ruffing. Setelah dokumentasi suaka diajukan, kliennya segera dipindahkan, mengakibatkan penundaan kasus. Meskipun Ruffing merasa kasihan kepada kliennya, ia mencatat bahwa kliennya tetap sabar dan tabah.

Seorang narapidana lainnya, seorang pria dari Nikaragua, tidak dihadirkan dalam sidang karena perpindahannya. "Aku tidak tahu bagaimana pengadilan ingin melanjutkan jika pihak yang dipanggil tidak ada di sini," ujar pengacara David Aaroni saat menghadapi kasus ini.

Situasi serupa dialami oleh pasangan suami istri yang kasusnya harus dipecah dan dipindah setelah salah satu dari mereka dipindahkan ke Louisiana. "Tidak ada yang dapat dilakukan pengadilan ini untuk memulihkan responden ke Otai Mesa," ucap Hakim Partida, menggambarkan keterbatasan sistem dalam menangani kasus-kasus yang terpecah akibat perpindahan.

Banyak pengacara dan organisasi pembela HAM menyoroti bahwa keberadaan pengacara sering kali menjadi pembeda dalam keberhasilan kasus suaka. Tingginya persentase penolakan suaka di beberapa pusat penahanan, terutama bagi mereka yang dipindahkan jauh dari pengacara awal, menambah tekanan pada sistem hukum imigrasi yang sudah terbebani.

Sementara pemerintah menyatakan bahwa perpindahan dilakukan berdasarkan kebijakan yang diterapkan sejak 2012, banyak suara kritis, seperti yang diungkapkan Sanchez Flores, menganggap bahwa komunikasi yang buruk dan keputusan yang kurang efisien justru memperumit situasi. Dalam kasus terakhir yang melibatkan Sanchez Flores, upaya mencari gerakan penutupan bersama untuk istrinya justru menambah bulan penahanan yang tidak perlu.

Melihat situasi ini, tim Garcia dan pengacara-pengacara lainnya berharap agar ICE lebih transparan dan efisien dalam menerapkan kebijakannya, demi mengurangi dampak negatif terhadap kehidupan para migran yang berjuang untuk masa depan yang lebih baik. "Sistem ini dapat lebih efisien dan manusiawi jika dikelola dengan lebih baik," tutup Garcia dalam pernyataannya.

Dengan penurunan penyeberangan perbatasan dan meningkatnya kritik terhadap kebijakan perpindahan migran, diharapkan adanya reformasi dalam penanganan kasus imigrasi untuk lebih memperhatikan hak-hak migran di San Diego dan seluruh Amerika Serikat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index