Erick Thohir

Erick Thohir Tegaskan Urgensi Penambahan Armada Pesawat Untuk Penuhi Kebutuhan Domestik: Indonesia Membutuhkan Tambahan 340 Pesawat

Erick Thohir Tegaskan Urgensi Penambahan Armada Pesawat Untuk Penuhi Kebutuhan Domestik: Indonesia Membutuhkan Tambahan 340 Pesawat
Erick Thohir Tegaskan Urgensi Penambahan Armada Pesawat Untuk Penuhi Kebutuhan Domestik: Indonesia Membutuhkan Tambahan 340 Pesawat

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyoroti pentingnya penambahan armada pesawat guna memenuhi kebutuhan penerbangan domestik yang terus mengalami peningkatan. Dalam persiapan menghadapi arus mudik Lebaran tahun 2025, Erick menyatakan bahwa sinkronisasi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjadi krusial untuk memastikan pelayanan kepada publik berjalan maksimal.

Dalam konferensi pers yang diadakan di kantor Kementerian BUMN Jumat lalu, Erick Thohir menegaskan bahwa salah satu fokus utama pemerintah dalam persiapan mudik adalah mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di Pelabuhan Merak. "Salah satu fokus utama adalah mengatasi kemacetan di Pelabuhan Merak, yang selama ini menjadi tantangan besar saat arus mudik," ujarnya.

Demi mengatasi tantangan transportasi udara, Erick Thohir mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini memerlukan sebanyak 750 pesawat untuk penerbangan domestik. Namun, jumlah armada yang ada baru mencapai 410 pesawat, sehingga terdapat kekurangan sekitar 340 pesawat. "Kami memaksimalkan Pelita, Garuda, dan Citilink, serta terus mendukung investasi untuk meningkatkan jumlah pesawat," tambah Erick.

Sebagai strategi jangka pendek, Erick mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengadakan pertemuan sepuluh hari lalu dengan direksi dari tiga maskapai penerbangan nasional utama, yaitu Pelita Air, Garuda Indonesia, dan Citilink. Pertemuan tersebut menitikberatkan pada kesiapan sektor penerbangan serta upaya peningkatan kapasitas armada. "Dalam pertemuan tersebut, kami menyoroti pentingnya menambah armada pesawat, guna memenuhi kebutuhan domestik yang terus meningkat," jelas Erick.

Lebih lanjut, Erick menyebutkan bahwa beberapa bandara akan beroperasi selama 24 jam dalam periode mudik mendatang untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Langkah ini dilakukan guna meningkatkan kapasitas penerbangan dan frekuensi perjalanan, sehingga pelayanan kepada masyarakat tetap optimal.

Keberhasilan program Nataru (Natal dan Tahun Baru) menjadi preseden positif bagi Erick dan timnya. "Alhamdulillah, dengan dorongan Pak Menhub, program Nataru berjalan sukses. Kami berhasil menekan harga tiket pesawat dan mengatasi kemacetan, terutama di Merak," ujar Erick dengan optimisme bahwa kesuksesan ini dapat diulang dan bahkan ditingkatkan selama mudik Lebaran mendatang.

Selain transportasi udara, Erick Thohir juga mengakui pentingnya koordinasi dan inovasi di sektor lain, terutama dalam menghadapi puncak arus mudik yang diperkirakan akan lebih padat seiring bertambahnya mobilitas masyarakat. "Kita memastikan hal ini dapat ditanggulangi lebih baik pada Lebaran mendatang," jelasnya.

Seiring peningkatan urgensi persiapan arus mudik Lebaran 2025, sinergi antara pemerintah dan berbagai stakeholder, termasuk perusahaan penerbangan, menjadi semakin signifikan. Erick Thohir tidak hanya berfokus pada kesiapan operasional, namun juga penekanan pada investasi di sektor penerbangan serta peningkatan efisiensi pelayanan transportasi. Erick menutup dengan harapan: "Harapannya, kesuksesan ini bisa terulang dan ditingkatkan pada Lebaran mendatang."

Pemerintah kini dihadapkan pada tantangan memastikan bahwa setiap bagian dari strategi ini diimplementasikan dengan baik, agar mobilitas selama libur Lebaran tahun depan tidak hanya terkendali tetapi juga memberikan kenyamanan bagi seluruh masyarakat yang akan pulang kampung. Sebagai penutup, Erick mengajak seluruh pihak terkait untuk berkomitmen dalam usaha ini dan bersama-sama mewujudkan sistem transportasi yang lebih baik untuk Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index