MINYAK

Harga Minyak Turun Menjelang Rapat OPEC

Harga Minyak Turun Menjelang Rapat OPEC
Harga Minyak Turun Menjelang Rapat OPEC

JAKARTA - Harga minyak dunia mengalami tekanan signifikan pada perdagangan Rabu, 9 September 2025, menjelang pertemuan penting Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) yang dijadwalkan akhir pekan ini.Pelemahan ini tercermin pada Brent yang ditutup turun 2,23% ke US$67,60, sementara West Texas Intermediate (WTI) menurun 2,47% menjadi US$63,97, menandai sentimen hati-hati pelaku pasar menjelang keputusan produsen utama global.

Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, menilai prospek kenaikan pasokan menjadi faktor utama tekanan harga saat ini. “Prospek kenaikan pasokan meningkat menjelang rapat, padahal banyak pelaku pasar sebelumnya memperkirakan organisasi itu akan mempertahankan kebijakan saat ini,” ujarnya. Kabar ini membuat pasar menyesuaikan ekspektasi dan menahan harga agar tidak terlalu tinggi sebelum keputusan OPEC+ diumumkan.

Pertemuan OPEC+ kali ini diperkirakan akan membahas kenaikan produksi tambahan dari delapan anggota organisasi. Jika keputusan itu terealisasi, lapisan kedua pemangkasan produksi sebesar 1,65 juta barel per hari, atau setara 1,6% dari permintaan global, bisa dilepas lebih cepat dari jadwal awal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai pasokan berlebih, yang berpotensi menekan harga minyak lebih jauh.

Sejak April, OPEC+ telah sepakat untuk meningkatkan target produksi sebesar 2,2 juta barel per hari hingga September, dengan tambahan kuota 300.000 barel per hari untuk Uni Emirat Arab. Namun, realisasi kenaikan ini belum sepenuhnya tercapai karena beberapa negara menghadapi keterbatasan kapasitas produksi dan penyesuaian akibat kelebihan produksi sebelumnya. Para pelaku pasar kini juga menantikan data terbaru persediaan minyak dari American Petroleum Institute (API) sebagai indikator tambahan mengenai pasokan global.

Selain faktor pasokan, data ekonomi Amerika Serikat turut menambah tekanan pada harga minyak. Departemen Tenaga Kerja melaporkan jumlah lowongan pekerjaan di AS turun lebih dari perkiraan, menjadi 7,181 juta pada Juli. Aktivitas manufaktur juga mengalami kontraksi untuk bulan keenam berturut-turut, menandakan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran mengenai permintaan energi global, yang secara langsung memengaruhi harga minyak.

Dalam konteks ini, keputusan OPEC+ menjadi sangat krusial. Pasar saat ini berada di persimpangan antara ekspektasi pasokan yang lebih tinggi dan pertumbuhan permintaan yang melambat. Jika OPEC+ menaikkan produksi, kemungkinan harga minyak akan mengalami tekanan tambahan dalam jangka pendek. Sebaliknya, jika mereka mempertahankan kebijakan saat ini, harga bisa stabil atau bahkan naik sedikit karena kekhawatiran pasokan terbatas.

Sejak awal 2025, harga minyak telah menunjukkan volatilitas tinggi akibat kombinasi faktor geopolitik, kebijakan produksi OPEC+, dan fluktuasi permintaan global. Investor dan analis pun mengamati setiap sinyal dari negara anggota OPEC+, termasuk komentar pejabat tinggi dan laporan produksi bulanan. Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi AS dan Eropa, serta perkembangan pasar energi alternatif, turut menjadi variabel yang memengaruhi dinamika harga minyak saat ini.

Dalam jangka menengah, pelaku pasar juga menyoroti potensi peningkatan produksi dari negara non-OPEC, termasuk AS, Kanada, dan Brasil, yang dapat menyeimbangkan kenaikan pasokan dari OPEC+. Namun, ketidakpastian politik dan gangguan teknis pada fasilitas produksi tetap menjadi risiko yang membuat harga minyak rawan fluktuasi.

Secara keseluruhan, kombinasi faktor pasokan tambahan, data ekonomi yang melemah, dan dinamika geopolitik membuat pasar minyak global berada dalam kondisi waspada menjelang rapat OPEC+ akhir pekan ini. Para investor dan trader diperkirakan akan menjaga posisi mereka secara hati-hati sambil menunggu keputusan resmi mengenai target produksi dan langkah-langkah penyesuaian yang mungkin dilakukan oleh organisasi negara produsen minyak utama dunia.

Dengan latar belakang ini, penurunan harga minyak jelang rapat OPEC+ bukan sekadar fluktuasi sementara, melainkan refleksi dari ketidakpastian yang memengaruhi keputusan produsen dan ekspektasi permintaan global. Keputusan yang diambil dalam pertemuan nanti diyakini akan menjadi penentu arah harga minyak dunia dalam beberapa bulan ke depan, sekaligus memengaruhi strategi energi global secara lebih luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index