JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur selalu menjadi perhatian masyarakat, karena setiap perubahan akan berdampak langsung pada pengeluaran harian. Jumat, 22 Agustus 2025, mencatat fluktuasi harga beberapa kebutuhan pokok, terutama ayam kampung yang turun, sementara daging sapi dan telur ayam kampung mengalami kenaikan. Sementara bahan pokok lainnya cenderung stabil, tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Sembako, singkatan dari sembilan bahan pokok, menjadi kebutuhan utama rumah tangga. Komponen utamanya meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, garam, serta gas elpiji dan minyak tanah. Selain itu, cabai juga menjadi bahan penting dalam dapur sehari-hari.
Update harga terbaru dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur pukul 09.35 WIB mencatat beberapa perubahan signifikan. Harga beras premium dipatok Rp 15.050 per kilogram, beras medium Rp 12.913/kg, gula kristal putih Rp 16.509/kg, minyak goreng curah Rp 18.556/kg, minyak goreng kemasan premium Rp 20.210/liter, dan minyak goreng Minyakita Rp 16.477/liter.
Daging sapi paha belakang saat ini dibanderol Rp 119.438/kg, daging ayam ras Rp 32.775/kg, sedangkan daging ayam kampung turun menjadi Rp 67.494/kg. Telur ayam ras dijual Rp 26.339/kg, sementara telur ayam kampung naik menjadi Rp 47.020/kg. Untuk susu kental manis Bendera dipatok Rp 12.346 per 370 gram dan Indomilk Rp 12.234 per 370 gram. Susu bubuk merek Bendera seharga Rp 42.090 per 400 gram, dan Indomilk Rp 40.908 per 400 gram.
Bahan dapur lainnya, garam bata Rp 1.784, garam halus Rp 9.590/kg, cabai merah keriting Rp 29.243/kg, cabai merah besar Rp 30.588/kg, cabai rawit merah Rp 26.613/kg, bawang merah Rp 39.266/kg, bawang putih Rp 29.898/kg, dan gas elpiji Rp 19.790.
Perubahan harga hari ini menunjukkan cabai rawit turun Rp 490 atau 1,81 persen, cabai besar turun Rp 467 atau 1,51 persen, cabai keriting turun Rp 256 atau 0,87 persen, dan daging ayam kampung turun Rp 826 atau 1,21 persen. Di sisi lain, daging sapi naik Rp 717 atau 0,60 persen, serta telur ayam kampung naik Rp 500 atau 1,08 persen.
Fluktuasi harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor. Permintaan yang meningkat sementara pasokan tetap atau berkurang akan mendorong harga naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah namun permintaan rendah, harga bisa turun. Cuaca ekstrem atau bencana alam juga berdampak langsung pada produksi pertanian, yang kemudian memengaruhi harga di pasar.
Kebijakan pemerintah, seperti pembatasan impor, subsidi, pajak, dan regulasi lain turut berperan. Misalnya, pembatasan impor bahan pokok dapat memicu kenaikan harga, sementara subsidi dan kebijakan stabilisasi harga bisa menurunkannya. Selain itu, kenaikan biaya produksi, seperti pupuk, bahan bakar, dan upah pekerja, dapat mendorong harga sembako naik.
Fluktuasi nilai tukar mata uang juga menjadi faktor penting, terutama bagi bahan pokok impor. Depresiasi rupiah akan meningkatkan biaya impor, sehingga harga jual di pasar ikut naik. Inflasi tinggi dan kondisi ekonomi yang tidak stabil juga cenderung mendorong kenaikan harga sembako.
Selain faktor produksi dan ekonomi, masalah distribusi juga memengaruhi harga. Gangguan logistik, kemacetan, pemogokan, atau keterlambatan pengiriman dapat mengurangi pasokan dan membuat harga naik sementara di pasar. Oleh karena itu, pengawasan terhadap rantai distribusi sangat penting untuk menjaga stabilitas harga sembako.
Perlu diingat bahwa harga sembako berbeda-beda di tiap pasar. Harga yang tercatat dalam Siskaperbapo merupakan harga rata-rata di Jawa Timur. Masyarakat diimbau untuk memantau perubahan harga secara rutin agar dapat menyesuaikan pengeluaran dan membeli kebutuhan pokok dengan bijak.
Kenaikan dan penurunan harga, seperti yang terjadi pada ayam kampung, daging sapi, dan telur, merupakan bagian dari dinamika pasar yang wajar. Namun, kesadaran masyarakat terhadap informasi harga dapat membantu menjaga keseimbangan pengeluaran keluarga dan memastikan kebutuhan pokok tetap terpenuhi tanpa memberatkan ekonomi rumah tangga.
Dengan pemantauan harga yang akurat, masyarakat dapat merencanakan belanja harian atau mingguan dengan lebih baik, serta mengantisipasi perubahan harga yang mendadak akibat faktor alam, ekonomi, atau distribusi. Inilah mengapa update harga sembako harian menjadi informasi yang sangat penting bagi setiap warga, terutama di Jawa Timur.