Danantara

Danantara Jembatani Kerja Sama Panas Bumi PLN dan Pertamina

Danantara Jembatani Kerja Sama Panas Bumi PLN dan Pertamina
Danantara Jembatani Kerja Sama Panas Bumi PLN dan Pertamina

JAKARTA - Upaya percepatan transisi energi nasional kembali mendapat dorongan kuat melalui kerja sama antara dua BUMN strategis, PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero), yang resmi menjalin kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi. Proyek besar ini difasilitasi oleh Badan Pengelola Investasi Danantara, dan mencakup total kapasitas 530 megawatt (MW) dari 19 lokasi di berbagai wilayah Indonesia.

Kesepakatan tersebut diformalkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) dan Head of Agreement (HoA), yang ditandatangani pada Selasa (5/8) di Jakarta. Kolaborasi ini tak sekadar menjadi proyek energi bersih, tetapi juga simbol sinergi kuat antar BUMN dalam membangun fondasi ketahanan energi yang berkelanjutan.

CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, yang turut hadir dalam penandatanganan, menyampaikan bahwa pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional, dan Danantara memainkan peran penting sebagai penghubung berbagai pihak terkait untuk memastikan tata kelola yang akuntabel dan sejalan dengan standar internasional.

“Pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon. Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional,” ujar Rosan.

Melalui fasilitasi Danantara, kolaborasi antara PLN dan Pertamina juga diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, serta meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT).

”Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia,” tambah Rosan.

Di sisi lain, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa pihaknya terus memainkan peran sebagai lokomotif transisi energi di tanah air. Menurutnya, pemanfaatan sumber daya domestik seperti panas bumi menjadi strategi jangka panjang dalam mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

“PLN memiliki peran sentral dalam penyediaan tenaga listrik yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia. Melalui kerja sama ini, kami memperkuat upaya pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik sebagai bagian dari strategi jangka panjang guna memperbesar kapasitas energi bersih,” tegas Darmawan.

Lebih lanjut, PLN aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat transformasi energi yang ramah lingkungan dan efisien. Ia menekankan bahwa kerja sama dengan Pertamina dan PGE yang difasilitasi Danantara merupakan wujud nyata dari sinergi antarlembaga menuju ketahanan energi nasional.

”Kolaborasi dengan Pertamina dan PGE yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia menjadi wujud nyata sinergi antarlembaga untuk mempercepat proyek pembangkitan rendah karbon sekaligus memastikan ketahanan pasokan energi nasional,” tambahnya.

Komitmen serupa juga disampaikan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, yang menyoroti pentingnya pemanfaatan potensi panas bumi oleh anak usaha Pertamina, yakni Pertamina Geothermal Energy (PGE). Ia menyebut kerja sama ini akan menciptakan skema kolaboratif yang dapat mempercepat optimalisasi wilayah kerja panas bumi secara efektif.

”Melalui kerja sama ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif. Bersama PLN dan Danantara Indonesia, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada target transisi energi nasional dan peningkatan bauran EBT,” ungkap Simon.

Kemitraan antara PLN melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina melalui PGE ini mencakup berbagai tahapan strategis, mulai dari penyusunan skema kerja sama, penyelarasan proyek, studi kelayakan teknis dan komersial, hingga pembentukan Tim Kerja Bersama dan Joint Committee sebagai forum koordinasi eksekusi.

Secara rinci, proyek panas bumi ini mencakup:

-7 proyek brown field dengan kapasitas 230 MW,

-8 proyek yellow field dengan potensi 175 MW,

-4 proyek green field dengan potensi 125 MW.

Dari total 530 MW tersebut, sekitar 440 MW ditargetkan untuk dipercepat pelaksanaannya: Pertamina/PGE akan menangani pengembangan hulu (penyiapan uap), sedangkan PLN Group akan bertanggung jawab atas sektor hilir (pembangkit listrik). Sementara itu, sisanya 90 MW akan dikembangkan bersama dengan skema co-generation.

Tak hanya itu, PLN IP dan PGE juga menyepakati Consortium Agreement untuk dua proyek percontohan: PLTP Ulubelu Binary 30 MW dan PLTP Lahendong Binary Unit 15 MW, yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027.

Secara keseluruhan, kolaborasi ini menjadi bukti konkret bagaimana sinergi antar BUMN dengan fasilitasi pihak ketiga seperti Danantara mampu menciptakan dampak besar dalam mempercepat transisi energi nasional, meningkatkan efisiensi energi, dan sekaligus memperkuat kedaulatan energi di era baru.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index