Sembako

Update Sembako Jatim: Bawang dan Cabai Naik Awal Agustus

Update Sembako Jatim: Bawang dan Cabai Naik Awal Agustus
Update Sembako Jatim: Bawang dan Cabai Naik Awal Agustus

JAKARTA - Fluktuasi harga sembako menjadi perhatian utama bagi masyarakat Jawa Timur, terutama pada pekan pertama Agustus 2025 ini. Meski umumnya di musim kemarau harga cenderung stabil, sejumlah komoditas seperti bawang merah, bawang putih, serta jenis cabai mengalami lonjakan. Sementara itu, beberapa komoditas lainnya, termasuk ayam kampung, justru menunjukkan penurunan harga. Kondisi ini mencerminkan betapa pentingnya pemantauan rutin terhadap harga bahan pokok guna menjaga keseimbangan pengeluaran rumah tangga.

Perubahan harga harian bahan pokok merupakan dinamika alami di pasar, namun tetap menjadi aspek penting dalam perencanaan belanja masyarakat. Kebutuhan pokok, atau yang sering disebut dengan sembako—singkatan dari sembilan bahan pokok—menjadi indikator utama kestabilan ekonomi rumah tangga. Perubahan sekecil apa pun pada komoditas ini dapat berdampak pada pengeluaran harian hingga kestabilan daya beli masyarakat.

Rangkuman Harga Terkini di Jawa Timur

Merujuk data terkini dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, update harga per Rabu, 6 Agustus 2025 pukul 09.59 WIB menunjukkan beberapa tren penting:

-Bawang merah tercatat naik sebesar Rp 300 menjadi Rp 49.411 per kilogram (naik 0,61%).

-Bawang putih mengalami kenaikan Rp 261 menjadi Rp 30.771 per kilogram (naik 0,86%).

-Cabai merah keriting naik Rp 156 menjadi Rp 33.387 per kilogram (naik 0,47%).

-Cabai rawit merah juga naik Rp 251 menjadi Rp 32.533 per kilogram (naik 0,78%).

-Telur ayam kampung naik Rp 577 menjadi Rp 47.082 per kilogram (naik 1,24%).

-Daging ayam kampung justru turun Rp 1.172 menjadi Rp 67.099 per kilogram (turun 1,72%).

Adapun sejumlah komoditas lainnya terpantau relatif stabil tanpa perubahan harga yang signifikan. Stabilitas tersebut terjadi pada harga beras, minyak goreng, gula pasir, hingga susu bubuk.

Harga Sembako Lainnya di Jatim per 6 Agustus 2025:

-Beras Premium: Rp 14.979/kg

-Beras Medium: Rp 12.949/kg

-Gula Kristal Putih: Rp 16.575/kg

-Minyak Goreng Curah: Rp 18.557/liter

-Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp 20.160/liter

-Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp 17.440/liter

-Minyak Goreng Minyakita: Rp 16.536/liter

-Daging Sapi Paha Belakang: Rp 118.759/kg

-Daging Ayam Ras: Rp 31.441/kg

-Telur Ayam Ras: Rp 27.010/kg

-Susu Kental Manis Bendera: Rp 12.421 (370 gr/kl)

-Susu Kental Manis Indomilk: Rp 12.342 (370 gr/kl)

-Susu Bubuk Bendera: Rp 41.495 (400 gr/dos)

-Susu Bubuk Indomilk: Rp 41.037 (400 gr/dos)

-Garam Bata: Rp 1.691

-Garam Halus: Rp 9.404/kg

-Cabai Merah Besar: Rp 34.512/kg

-Gas Elpiji: Rp 19.640

Apa yang Mempengaruhi Harga-Harga Ini?

Naik turunnya harga sembako tak lepas dari banyak faktor yang saling terkait. Beberapa di antaranya bahkan berlangsung secara simultan, membuat prediksi harga semakin kompleks. Berikut faktor-faktor utama yang biasa mempengaruhi harga bahan pokok:

-Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Jika permintaan meningkat sementara pasokan tetap atau menurun, harga akan naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah sementara permintaan menurun, harga bisa turun.

-Kondisi Cuaca dan Musim
Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Cuaca ekstrem atau perubahan musim dapat menurunkan hasil panen, yang berdampak langsung pada pasokan dan harga.

-Kebijakan Pemerintah
Regulasi seperti pembatasan impor, subsidi, atau pajak dapat mengubah harga secara signifikan. Misalnya, pembatasan impor bawang bisa menaikkan harga dalam negeri.

-Biaya Produksi dan Distribusi
Harga pupuk, bahan bakar, serta upah pekerja memengaruhi biaya produksi. Jika biaya ini naik, harga sembako akan ikut menyesuaikan.

-Nilai Tukar Rupiah
Untuk komoditas yang masih diimpor, nilai tukar mata uang sangat mempengaruhi harga. Melemahnya rupiah terhadap dolar, misalnya, bisa membuat barang impor lebih mahal.

-Inflasi dan Ketidakstabilan Ekonomi
Inflasi tinggi umumnya disertai kenaikan harga kebutuhan pokok karena biaya hidup meningkat.

-Distribusi dan Logistik
Masalah seperti kemacetan, pemogokan sopir, atau gangguan logistik lainnya bisa menghambat pasokan, memicu kelangkaan, dan menyebabkan lonjakan harga.

Perlunya Pemantauan dan Kebijakan Responsif

Fluktuasi harga yang terjadi dari hari ke hari menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah dan stakeholder terkait dalam menjaga stabilitas pasar. Pemantauan intensif, respons cepat terhadap gejolak pasokan, dan penyesuaian kebijakan menjadi kunci agar harga tetap terkendali dan tidak memberatkan konsumen.

Perlu juga disadari bahwa data harga sembako bersifat rata-rata, artinya harga bisa berbeda di tiap pasar lokal. Oleh karena itu, masyarakat perlu jeli dan aktif mencari informasi terkini untuk menyesuaikan rencana belanja harian.

Dengan memahami pola pergerakan harga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi dinamika pasar yang kerap berubah-ubah. Pemahaman ini menjadi penting tidak hanya bagi konsumen, tapi juga pelaku usaha kecil, pedagang, hingga pemerintah daerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index