JAKARTA - Di tengah sorotan terhadap negara-negara yang mengalami lonjakan harga properti secara ekstrem, Indonesia justru tampil beda. Pertumbuhan harga properti di Tanah Air bergerak dalam ritme yang stabil dan cenderung moderat. Hal ini terlihat dari data terbaru Global Property Guide yang mencatat pertumbuhan harga properti Indonesia sebesar 1,39 persen dalam setahun terakhir, 8,29 persen dalam lima tahun, dan 25,78 persen dalam sepuluh tahun terakhir.
Meski tak melonjak tajam seperti di beberapa negara lainnya, kondisi ini justru menjadikan Indonesia sebagai opsi menarik, terutama bagi investor yang memprioritaskan stabilitas jangka panjang dibanding keuntungan sesaat.
Tren Terkendali dan Konsisten
Jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Rusia dan Mauritius yang mencatatkan pertumbuhan harga properti tahunan di atas 26 persen, Indonesia tampak lebih kalem. Tidak banyak riak berarti, namun tetap bergerak ke arah yang positif. Dalam periode kuartalan, pertumbuhan harga rumah Indonesia hanya 0,07 persen, menandakan pasar yang tidak mengalami tekanan besar maupun euforia berlebihan.
Fenomena ini menjadi sorotan menarik karena menunjukkan bahwa Indonesia mampu mempertahankan kondisi pasar properti yang terukur dan berimbang, meski dunia tengah menghadapi tekanan ekonomi dan ketidakpastian global.
Jauh dari Risiko Gejolak Ekonomi
Pertumbuhan harga yang stabil juga mencerminkan kekuatan fundamental pasar properti Indonesia. Tidak seperti negara-negara lain yang harus berjibaku dengan hiperinflasi, fluktuasi nilai tukar mata uang, maupun ketimpangan permintaan dan penawaran, Indonesia relatif aman dari gangguan semacam itu.
Kondisi ini memberi sinyal positif, terutama bagi kalangan investor yang menghindari risiko tinggi. Sebagaimana disebutkan dalam artikel Kompas.id, kestabilan ini bisa jadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang mencari instrumen investasi properti dengan profil risiko rendah namun tetap menyimpan potensi pertumbuhan konsisten.
Stabilitas Dibanding Volatilitas
Ketika banyak negara mencatatkan pergerakan harga yang liar, Indonesia justru menyajikan ketenangan. Untuk memperjelas gambaran ini, berikut perbandingan singkat:
Rusia dan Mauritius: Pertumbuhan harga rumah masing-masing sebesar 26,73 persen dan 27,19 persen per tahun. Namun, lonjakan ini kerap disertai risiko yang tidak kecil, termasuk ancaman krisis ekonomi maupun ketidakpastian geopolitik.
Amerika Serikat: Negara ini tumbuh 2,30 persen dalam setahun terakhir. Angka ini sedikit lebih tinggi dari Indonesia, namun tetap dibayangi oleh volatilitas pasar yang cukup mencolok, khususnya karena dinamika suku bunga dan sektor perbankan.
China dan Vietnam: Kedua negara Asia ini justru mengalami penurunan harga properti. China turun -2,91 persen, sedangkan Vietnam -2,54 persen dalam periode tahunan. Fakta ini menggarisbawahi bahwa meski berada di satu kawasan, situasi pasar bisa sangat berbeda.
Seperti disebutkan dalam laporan Global Property Guide, Indonesia justru menonjol sebagai kawasan yang memberikan risiko lebih rendah dengan keuntungan yang bisa diprediksi secara lebih rasional.
Profil Pasar yang Menarik
Kombinasi pertumbuhan stabil dan ekonomi yang relatif kuat menjadikan pasar properti Indonesia semakin dilirik. Tidak hanya investor lokal, tetapi juga investor asing mulai mempertimbangkan Indonesia sebagai destinasi yang menjanjikan. Hal ini bukan tanpa alasan. Di tengah ketidakpastian global, banyak pihak kini mulai mencari instrumen investasi yang tidak terlalu berisiko namun tetap mampu menghasilkan return jangka panjang.
Dari sudut pandang ini, pasar properti Indonesia sangat sesuai. Meski tidak spektakuler dari sisi kenaikan harga, pasar ini menyimpan ketahanan dan keberlanjutan yang layak dipertimbangkan, terlebih dengan dukungan stabilitas makroekonomi yang cukup baik.
Peluang Jangka Panjang
Apabila disimak secara keseluruhan, tren yang terjadi di pasar properti Indonesia tidak lepas dari pola pertumbuhan ekonomi nasional yang juga stabil dalam beberapa tahun terakhir. Investasi properti bukan hanya soal mengejar keuntungan besar dalam waktu singkat, tetapi juga menyangkut keamanan aset dan perlindungan nilai terhadap inflasi jangka panjang.
Dengan pertumbuhan sebesar 25,78 persen dalam sepuluh tahun terakhir, properti di Indonesia terbukti tetap memberikan keuntungan yang kompetitif. Artikel Kompas.id menyebutkan, kondisi ini menjadi bukti bahwa pasar Indonesia punya daya tahan terhadap tekanan global dan tetap menjadi lahan subur bagi investasi jangka panjang.
Imbas Kebijakan Pajak dan Fasilitas Pemerintah
Selain stabilitas pasar, faktor lain yang mendukung pertumbuhan properti di Indonesia adalah kebijakan fiskal yang mendukung. Sejumlah insentif, termasuk pembebasan pajak properti untuk pembelian tertentu, diyakini mampu mendorong transaksi dan merangsang geliat sektor ini.
Seperti diberitakan dalam artikel terkait, kebijakan pembebasan pajak pembelian properti telah memberi dampak positif terhadap minat konsumen, terutama di segmen menengah dan bawah. Dukungan ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menggerakkan roda ekonomi nasional melalui sektor properti.
Penutup: Pertumbuhan Sehat Lebih Bernilai
Singkatnya, pertumbuhan harga properti Indonesia yang tidak terlalu tinggi namun stabil merupakan keunggulan tersendiri. Di saat negara-negara lain mungkin menawarkan keuntungan besar dalam waktu cepat namun berisiko tinggi, Indonesia hadir sebagai alternatif yang lebih aman dan menjanjikan dalam jangka panjang.
Dalam lanskap global yang penuh ketidakpastian, stabilitas menjadi komoditas mahal. Oleh karena itu, sektor properti Indonesia patut diperhitungkan sebagai salah satu jalur investasi yang tidak hanya rasional, tetapi juga berkelanjutan.