Infrastuktur

Infrastruktur Kendaraan Listrik Didorong Lewat Kolaborasi

Infrastruktur Kendaraan Listrik Didorong Lewat Kolaborasi
Infrastruktur Kendaraan Listrik Didorong Lewat Kolaborasi

JAKARTA - Dorongan terhadap penggunaan kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya menuntut ketersediaan unit kendaraan, tetapi juga infrastruktur pendukung yang aman dan andal. Menjawab tantangan tersebut, kolaborasi strategis antara lembaga riset dan pelaku industri kini menjadi langkah konkret dalam mempercepat standarisasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Salah satu bentuk nyata sinergi tersebut terlihat dalam penyelenggaraan Workshop Pengujian Performa, Keamanan, dan Kalibrasi SPKLU yang berlangsung di Kawasan Sains dan Teknologi BJ Habibie, Serpong. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara sebuah lembaga riset nasional melalui Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM), dengan PT Terminal Elektronika Sekawan (TES).

Tujuan utama dari workshop ini adalah membangun infrastruktur SPKLU yang memenuhi standar keamanan dan efisiensi tinggi. Kehadiran SPKLU yang dapat diandalkan diyakini menjadi pilar penting dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik nasional yang berkelanjutan.

Kepala OREM menegaskan bahwa riset-riset yang dilakukan harus selaras dengan kebutuhan nyata masyarakat dan industri. Ia menyoroti pentingnya SPKLU yang aman dan murah sebagai bagian integral dari sistem kendaraan listrik.

“Keberadaan SPKLU yang aman, handal, murah, dan awet merupakan pilar penting dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik,” ujarnya dalam sambutan.

Pentingnya SPKLU yang memenuhi standar juga disampaikan oleh perwakilan pemerintah yang turut hadir dalam workshop tersebut. Menurut Asisten Deputi Infrastruktur Ekonomi dan Industri dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, peningkatan penggunaan kendaraan listrik yang didorong melalui kebijakan insentif harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur.

“SPKLU harus mampu melakukan fast charging, menjamin akurasi energi dan biaya, serta memenuhi standar keamanan,” tegasnya, sembari mengingatkan pentingnya persebaran SPKLU secara merata dan berkualitas.

Selain soal aksesibilitas dan efisiensi, aspek keselamatan dalam penggunaan SPKLU menjadi sorotan utama. Direktur PT TES menyampaikan bahwa kasus-kasus insiden yang terjadi saat pengisian daya kendaraan listrik, terutama di rumah, sering kali dipicu oleh sistem instalasi yang tidak sesuai standar keselamatan listrik.

“SPKLU di area publik cenderung lebih aman dibandingkan yang dipasang di rumah karena infrastruktur rumah sering kali tidak dirancang untuk kebutuhan tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya sistem pengisian yang terstandar secara nasional, baik dari sisi perangkat keras maupun sistem pembayaran. Menurutnya, harmonisasi ini diperlukan agar masyarakat dapat menikmati layanan pengisian daya dengan lebih mudah dan aman.

“Standar yang baik akan menjadi pondasi utama dalam membangun kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik dan infrastruktur pengisiannya,” tambahnya.

Workshop ini berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari peneliti, pelaku industri, regulator, hingga akademisi. Mereka bersama-sama membahas beragam tantangan teknis, pengujian performa, serta harmonisasi regulasi yang dibutuhkan dalam pengembangan SPKLU.

Salah satu bagian penting dari workshop ini adalah demonstrasi langsung pengujian performa SPKLU. Dengan menggunakan peralatan mutakhir hasil kolaborasi lembaga riset dan PT TES, peserta dapat menyaksikan secara langsung bagaimana sistem pengujian dilakukan untuk mengukur kompatibilitas antar merek, konektor, serta ketepatan penghitungan energi dan tarif pengisian.

Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk merumuskan rekomendasi-rekomendasi kebijakan dan pengembangan teknologi yang lebih terarah. Peserta diberikan pemahaman teknis dan regulatif yang mendalam terkait penyusunan standar nasional bagi SPKLU, mulai dari aspek kalibrasi, keamanan listrik, hingga efisiensi daya.

Komitmen untuk mendukung percepatan transisi energi bersih melalui penguatan infrastruktur kendaraan listrik ditegaskan dalam setiap sesi diskusi. Melalui kolaborasi dengan sektor industri, lembaga riset nasional ingin memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan bukan hanya sebatas laboratorium, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan industri otomotif nasional.

Lebih dari itu, kolaborasi ini diharapkan menjadi model kerja sama yang dapat diterapkan dalam bidang-bidang teknologi lainnya, terutama yang berkaitan dengan pengembangan energi terbarukan dan kendaraan ramah lingkungan.

Workshop ini menjadi langkah awal yang strategis dalam upaya menciptakan SPKLU terstandarisasi di seluruh Indonesia. Dengan mempertemukan para ahli dan pelaku industri di satu forum, diharapkan terjalin komunikasi yang intensif untuk merumuskan solusi terbaik terhadap berbagai tantangan yang ada di lapangan.

Kolaborasi semacam ini menjadi bukti bahwa transformasi menuju kendaraan listrik bukanlah sekadar pergantian alat transportasi, melainkan proses ekosistem yang memerlukan kesiapan dari berbagai sektor—dari teknologi, regulasi, hingga edukasi publik. Dan dalam upaya itu, peran aktif lembaga riset bersama industri menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index