JAKARTA - Upaya mewujudkan industri perkeretaapian nasional yang mandiri kini menjadi salah satu fokus strategis pemerintah. Dengan kebutuhan transportasi yang terus tumbuh, industri ini dituntut tak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga siap menembus pasar global.
Pemerintah mengarahkan transformasi industri perkeretaapian ke arah yang lebih berdaya saing melalui sejumlah strategi kunci. Di antaranya adalah pendalaman struktur industri, peningkatan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN), serta transformasi teknologi manufaktur nasional.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menilai bahwa sektor perkeretaapian memiliki peran penting dalam mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam jangka menengah, permintaan terhadap layanan kereta api diproyeksikan meningkat secara signifikan. Proyeksi pertumbuhan penumpang mencapai 10,6 persen per tahun, sementara angkutan barang diperkirakan tumbuh 12,3 persen per tahun dalam lima tahun ke depan.
- Baca Juga Cara Menonaktifkan BPJS Ketenagakerjaan
“Karena itu, pentingnya pendalaman struktur industri dalam negeri untuk memperkuat daya saing perkeretaapian nasional,” ujar Faisol. Ia juga menekankan bahwa industri logam menjadi salah satu sektor pendukung vital yang harus dikembangkan seiring dengan majunya industri kereta api.
Langkah menuju kemandirian nasional dalam industri ini tidak hanya berorientasi pada substitusi impor, melainkan juga ekspansi ke pasar luar negeri. Target ini tidak lepas dari besarnya peluang ekspor kereta api secara global yang ditaksir mencapai USD96,5 miliar pada tahun 2030. Wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia, disebut-sebut sebagai kawasan dengan laju pertumbuhan transportasi kereta api tertinggi dalam dekade mendatang.
Sebagai pelaku utama industri, PT INKA menjadi contoh konkret dalam mendorong peningkatan TKDN. Produk-produk seperti KRL, LRT, dan autonomous battery tram telah mencapai kandungan lokal hingga 60 persen. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar komponen dan proses produksinya sudah berasal dari dalam negeri.
Namun demikian, tantangan besar masih menghadang dalam upaya mendorong kemandirian penuh. Beberapa komponen kunci seperti blok rem komposit dan roda kereta masih harus diimpor karena keterbatasan produksi dalam negeri. Menurut Faisol, kebutuhan nasional akan blok rem untuk kereta api mencapai sekitar 200.000 unit per tahun, sedangkan roda kereta mencapai 30.000 unit.
Kendala terbesar dalam memenuhi kebutuhan tersebut adalah belum tersedianya fasilitas uji berstandar internasional di dalam negeri. Tanpa fasilitas tersebut, produsen lokal sulit untuk memenuhi spesifikasi teknis yang dituntut pasar global maupun nasional. Padahal, spesifikasi teknis tersebut merupakan syarat mutlak bagi setiap komponen agar dapat digunakan secara luas, terutama di jalur-jalur kereta berkecepatan tinggi dan berbasis teknologi modern.
Transformasi yang dicanangkan pemerintah juga mencakup pembangunan ekosistem industri yang mendukung. Ini termasuk sinergi antara industri besar dengan pelaku usaha kecil dan menengah, dukungan riset dari lembaga pendidikan tinggi, serta insentif fiskal dan non-fiskal bagi pelaku industri yang melakukan inovasi dan investasi jangka panjang.
Tidak hanya itu, penguatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di sektor ini turut menjadi perhatian. Pemerintah menilai bahwa transformasi teknologi dan peningkatan TKDN tidak akan berjalan maksimal tanpa dukungan tenaga kerja yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan industri manufaktur kereta api.
Pada sisi lain, inovasi menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional. Produk yang dikembangkan harus tidak hanya efisien secara teknis dan ekonomis, tetapi juga ramah lingkungan serta memenuhi standar keselamatan global. Tren transportasi masa depan menuntut adanya kendaraan yang rendah emisi dan hemat energi, dan industri kereta api dinilai sebagai salah satu moda yang dapat memenuhi tuntutan tersebut.
Melalui berbagai program strategis dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia menargetkan agar industri perkeretaapiannya dapat menjadi pemain utama di kawasan regional maupun global. Momentum pertumbuhan transportasi publik dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya moda ramah lingkungan menjadi peluang besar bagi sektor ini.
Dengan strategi yang terarah, komitmen pemerintah, dan partisipasi aktif pelaku industri, harapan untuk mewujudkan industri perkeretaapian yang mandiri, berdaya saing, dan siap ekspor kini semakin terbuka. Transformasi ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi nasional yang signifikan.