Infrastuktur

Pemkot Surabaya Genjot Infrastruktur Jalan Tunjungan

Pemkot Surabaya Genjot Infrastruktur Jalan Tunjungan
Pemkot Surabaya Genjot Infrastruktur Jalan Tunjungan

JAKARTA - Langkah Pemerintah Kota Surabaya dalam mempercepat perbaikan Jalan Tunjungan tidak hanya sebatas pekerjaan teknis infrastruktur. Lebih dari itu, strategi ini dipandang sebagai bentuk komitmen menghadirkan ruang publik yang nyaman, fungsional, sekaligus mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa sejumlah perbaikan dilakukan secara menyeluruh, termasuk pada trotoar, penataan kabel bawah tanah, hingga estetika kawasan melalui penambahan ruang hijau. Pengerjaan proyek ini ditargetkan rampung seluruhnya pada akhir Juli 2025.

“Supaya orang-orang yang datang ke Jalan Tunjungan menjadi nyaman dan bisa menikmati Kota Surabaya,” kata Eri.

Menurutnya, kenyamanan pengunjung menjadi kunci dalam menumbuhkan minat masyarakat maupun wisatawan untuk kembali menikmati suasana pusat kota. Maka dari itu, penataan ini tidak hanya difokuskan pada tampilan fisik, tetapi juga menyasar aspek fungsional dan estetis secara bersamaan.

Revitalisasi dengan Pendekatan Humanis dan Ekonomis

Pekerjaan infrastruktur yang dilakukan Pemkot meliputi peningkatan kualitas trotoar bagi pejalan kaki agar lebih aman dan nyaman, penataan kabel bawah tanah termasuk jaringan fiber optik agar tampilan kota bersih dari kabel udara, serta penghijauan dengan penataan taman-taman di sepanjang ruas Jalan Tunjungan.

Dalam proses revitalisasi ini, Pemkot juga menerapkan pendekatan humanis dengan tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat umum, pelaku usaha, dan pengguna jalan. Harapannya, revitalisasi ini bisa memperkuat daya tarik Jalan Tunjungan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di jantung kota.

Dengan wajah baru yang lebih tertata dan ramah pengunjung, Pemkot berharap tingkat kunjungan masyarakat ke kawasan tersebut akan meningkat. Imbasnya, pelaku usaha lokal bisa merasakan langsung manfaat dari perputaran ekonomi yang membaik.

Dampak Langsung ke Pendapatan Asli Daerah

Wali Kota Eri menegaskan bahwa revitalisasi Jalan Tunjungan tidak dilakukan semata demi estetika. Lebih jauh, Pemkot menginginkan peningkatan jumlah pengunjung berdampak langsung pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dana PAD ini nantinya akan menjadi modal penting dalam pembiayaan program-program sosial yang menyentuh kebutuhan dasar warga.

“Upaya ini bukan sekadar wajah baru dalam arti pembangunan total, melainkan lebih pada ‘make up’ atau penyempurnaan yang membuat Tunjungan semakin menarik dan nyaman bagi masyarakat,” jelasnya.

Penambahan PAD yang bersumber dari sektor ekonomi dan pariwisata ini akan digunakan untuk mendanai program prioritas seperti layanan kesehatan gratis dan pendidikan gratis untuk masyarakat Kota Surabaya.

Perbaikan Terintegrasi dengan Penataan Parkir

Tak hanya perbaikan infrastruktur fisik, Pemkot Surabaya juga menyelaraskan proyek Jalan Tunjungan dengan penataan sistem parkir. Upaya ini dimaksudkan untuk mengurangi kekacauan lalu lintas dan menciptakan kawasan yang lebih tertib. Dengan sistem parkir yang lebih rapi, pengunjung dapat menikmati suasana kota tanpa harus terganggu oleh parkir liar atau kemacetan.

Langkah terintegrasi antara infrastruktur, estetika, dan manajemen kawasan ini menjadi ciri pendekatan holistik yang diusung Pemkot. Semuanya diarahkan pada satu tujuan: menjadikan Jalan Tunjungan sebagai ikon kota yang modern, tertata, dan memberi nilai tambah secara ekonomi maupun sosial.

Jalan Tunjungan sebagai Simbol Kota

Sebagai salah satu kawasan legendaris di Surabaya, Jalan Tunjungan memiliki nilai historis yang kuat. Keberadaannya tak hanya dikenal warga lokal, tetapi juga wisatawan domestik maupun mancanegara. Maka, menjaga daya tarik kawasan ini berarti juga merawat identitas kota.

Revitalisasi Tunjungan diharapkan menjadi simbol dari wajah baru Surabaya—sebuah kota yang bergerak maju tanpa melupakan sejarah dan budaya lokal. Perbaikan-perbaikan ini menjadi bentuk investasi jangka panjang dalam pengembangan infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan.

Dukungan Warga dan Harapan Pemkot

Pemkot Surabaya juga berharap masyarakat ikut mendukung dan menjaga hasil penataan ini. Dengan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, mulai dari warga hingga pelaku usaha setempat, pemanfaatan ruang publik seperti Jalan Tunjungan bisa lebih optimal.

“Ruang publik yang nyaman bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi milik bersama yang harus dijaga bersama-sama,” tambah Eri.

Ke depan, Pemkot Surabaya berencana untuk memperluas model penataan semacam ini ke kawasan-kawasan lain di kota, dengan pendekatan yang serupa: kolaboratif, berbasis kebutuhan masyarakat, dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup warga.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index