JAKARTA - Pasar otomotif nasional mengalami tekanan pada semester pertama 2025, ditandai dengan penurunan signifikan pada penjualan wholesales maupun ritel. Namun, di tengah kondisi tersebut, kemunculan pemain baru dari China menjadi sorotan tajam. Salah satu yang paling mencolok adalah BYD (Build Your Dreams), yang berhasil menyalip Hyundai dan Wuling serta mengamankan posisi dalam 10 besar merek terlaris nasional.
Mengacu pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), distribusi kendaraan roda empat atau lebih dari pabrik ke diler (wholesales) pada periode Januari hingga Juni 2025 tercatat sebanyak 374.740 unit, mengalami penurunan 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (410.020 unit). Sementara itu, penjualan ritel juga turun sebesar 9,7 persen, menjadi 390.467 unit.
Situasi ini menunjukkan perlambatan yang konsisten, bahkan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada semester pertama 2024, penjualan wholesales sempat anjlok hampir 20 persen, sementara ritel menyusut lebih dari 14 persen.
- Baca Juga Tiga Crypto Altcoin Potensial Hari Ini
Dominasi Jepang Masih Kuat, Namun BYD Menyusul Cepat
Di tengah pelemahan pasar, Toyota tetap menjadi raja otomotif Tanah Air dengan total 123.846 unit wholesales dan 126.893 unit penjualan ritel. Meskipun mengalami penurunan 4,6 persen dibandingkan tahun lalu, merek asal Jepang ini masih menguasai sekitar sepertiga pangsa pasar.
Daihatsu dan Honda berada di posisi kedua dan ketiga, masing-masing mencatatkan wholesales 64.405 unit dan 32.681 unit. Namun, keduanya mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu 24,6 persen dan 31,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, BYD mencatat angka yang mencengangkan. Dalam waktu singkat sejak peluncuran, BYD mampu menjual 14.092 unit secara wholesales dan 13.705 unit secara ritel, menjadikannya merek nomor enam secara wholesales dan masuk jajaran 10 besar secara ritel.
Bahkan, BYD sukses melampaui Hyundai yang berada di posisi sembilan wholesales dengan 11.188 unit, dan 11.583 unit secara ritel. Wuling, yang sebelumnya konsisten di papan atas, kini harus tersingkir dari 10 besar.
Chery Ikut Masuk, China Mulai Dominasi Segmen EV
Selain BYD, merek Chery juga ikut menorehkan prestasi dengan masuk ke posisi 10 besar wholesales berkat penjualan 10.283 unit. Namun, untuk penjualan ritel, Chery belum berhasil menembus jajaran teratas karena mencatat 9.812 unit.
Kehadiran dua merek asal Tiongkok ini memperlihatkan pergeseran tren konsumen otomotif Indonesia ke kendaraan ramah lingkungan, khususnya mobil listrik. Strategi harga kompetitif, desain modern, dan teknologi mutakhir yang ditawarkan oleh BYD dan Chery menjadi daya tarik tersendiri.
Harga Mobil Listrik BYD per Juli 2025
Meski harga mobil BYD mengalami beberapa penyesuaian sejak April 2025, banderol untuk Juli 2025 masih stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Penyesuaian harga hanya terjadi pada beberapa varian tertentu, dan tetap dinilai cukup kompetitif di pasar kendaraan listrik nasional.
Berikut adalah rincian harga mobil listrik BYD per Juli 2025, sebagaimana dipublikasikan di situs resmi BYD:
Dolphin Dynamics: naik dari Rp 365 juta menjadi Rp 369 juta
Dolphin Superior: naik dari Rp 425 juta menjadi Rp 429 juta
Atto 3 Advanced: Rp 390 juta
Atto 3 Superior: Rp 520 juta
M6 Standard: naik dari Rp 379 juta menjadi Rp 383 juta
M6 Superior 7-seater: naik dari Rp 419 juta menjadi Rp 423 juta
M6 Superior Captain Seat: naik dari Rp 429 juta menjadi Rp 433 juta
Seal Premium: naik dari Rp 635 juta menjadi Rp 639 juta
Seal Performance (AWD): naik dari Rp 726 juta menjadi Rp 750 juta
Sealion Premium: Rp 629 juta
Sealion Performance: Rp 719 juta
Denza D9: Rp 950 juta
Kenaikan harga ini menandai penyesuaian kedua sejak peluncuran BYD di Indonesia pada tahun 2024, yang dianggap wajar mengingat permintaan pasar yang tinggi serta penguatan posisi brand.
Tantangan Industri Otomotif dan Potensi EV
Kendati pasar mobil secara umum menunjukkan penurunan, data Gaikindo mengungkapkan bahwa mobil listrik tetap mencatat tren positif, terutama dari merek-merek baru. BYD menjadi contoh nyata bahwa transformasi industri otomotif ke arah kendaraan listrik bukan hanya sekadar wacana, melainkan sudah menjadi pergeseran nyata.
Dominasi Toyota dan merek Jepang memang belum tergoyahkan, namun pertumbuhan pesat BYD menjadi sinyal bahwa pemain-pemain baru dengan inovasi dan strategi harga agresif bisa mengubah peta persaingan dalam waktu singkat.
Selain itu, penurunan keseluruhan penjualan nasional bisa menjadi momen refleksi untuk mempercepat insentif bagi kendaraan listrik, sekaligus mendukung target dekarbonisasi dan pengurangan emisi yang dicanangkan pemerintah.
BYD, dari Pendatang Baru Jadi Penantang Serius
Dengan performa luar biasa dalam enam bulan pertama 2025, BYD membuktikan dirinya bukan sekadar peserta dalam pasar otomotif Indonesia, tetapi juga penantang serius bagi merek-merek besar. Keberhasilannya menyalip Hyundai dan Wuling memperlihatkan bahwa konsumen Indonesia semakin terbuka terhadap pilihan kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Didukung harga kompetitif dan lini produk yang beragam, mulai dari BYD Dolphin, Atto 3, Seal, Sealion hingga Denza D9, perusahaan asal China ini sedang membentuk babak baru dalam industri kendaraan listrik di Indonesia. Semester kedua 2025 menjadi panggung lanjutan untuk melihat seberapa jauh dominasi ini bisa berlanjut—dan siapa saja yang siap mengejar.