Abses adalah: Penyebab, Jenis, Gejala, dan Penyembuhannya

Abses adalah: Penyebab, Jenis, Gejala, dan Penyembuhannya
abses adalah

Abses adalah kondisi medis yang terjadi ketika ada benjolan kecil di bagian tubuh tertentu yang terasa hangat dan nyeri saat disentuh. 

Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Abses bisa muncul di berbagai area tubuh, namun paling sering ditemukan di wajah, dada, punggung, atau ketiak. 

Meskipun abses umumnya tidak berbahaya dan seringkali bisa sembuh tanpa pengobatan, pada beberapa kasus dapat menimbulkan komplikasi serius. 

Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, cara pengobatan, serta langkah pencegahan abses. Abses adalah kondisi yang penting untuk dipahami agar bisa ditangani dengan tepat.

Abses adalah

Abses adalah luka yang muncul akibat infeksi bakteri, di mana penumpukan nanah dan kotoran terjadi di bawah kulit. Biasanya, area yang terinfeksi akan membentuk benjolan kemerahan yang terasa nyeri saat disentuh. 

Selain pada kulit, abses juga dapat berkembang di bagian tubuh lain seperti gigi, pangkal paha, sekitar anus, dan vagina. Nanah dalam abses terdiri dari sel mati, sel darah putih, dan bakteri, sehingga pengeluaran nanah harus dilakukan dengan hati-hati. 

Kebanyakan kasus abses bisa sembuh sendiri tanpa perawatan khusus, atau cukup dengan krim dan obat yang tersedia di apotek. 

Namun, jika benjolan tidak membaik dan rasa sakit bertambah parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kulit untuk mencegah komplikasi serius seperti sepsis.

Penyebab Abses

Beberapa faktor dapat menyebabkan terjadinya abses. Secara umum, infeksi bakteri dan folikel rambut yang terserang infeksi menjadi penyebab utama. Namun, abses yang muncul pada bagian tubuh tertentu bisa dipicu oleh sebab khusus.

Bakteri

Bakteri merupakan penyebab utama abses, khususnya jenis Staphylococcus. Ketika bakteri masuk ke tubuh, sistem kekebalan akan merespon dengan mengirimkan sel darah putih ke area masuknya bakteri. 

Sel darah putih ini bertugas melawan bakteri agar tubuh terlindungi dari risiko penyakit. Namun, selama proses ini, jaringan di sekitar area tersebut bisa mati dan meninggalkan ruang yang terisi nanah.

Folikulitis

Folikulitis terjadi ketika folikel rambut mengalami infeksi, menyebabkan benjolan di area folikel. Kondisi ini muncul apabila rambut yang tumbuh dalam folikel tidak bisa menembus kulit, sehingga tertahan atau tumbuh ke dalam (ingrown hair). 

Kondisi ini menimbulkan infeksi yang berujung pada pembentukan benjolan, yang sering kali mengandung rambut yang terperangkap.

Faktor lain

Selain infeksi bakteri dan folikulitis, abses juga bisa dipengaruhi oleh kondisi lain seperti lemahnya sistem kekebalan tubuh, paparan terhadap lingkungan yang tidak bersih, kontak dengan orang yang memiliki infeksi kulit, kurangnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta gangguan metabolisme tubuh.

Apakah Abses dan Bisul Sama?

Karena muncul dalam bentuk benjolan di permukaan kulit, banyak orang bertanya apakah abses dan bisul itu sama. 

Absces adalah kondisi di mana nanah menumpuk di suatu bagian tubuh, bisa pada kulit atau organ dalam seperti gigi, anus, vagina, tulang belakang, otak, dan paru-paru. 

Sementara itu, bisul merupakan salah satu jenis abses yang paling umum ditemukan. Menurut para ahli kesehatan, istilah bisul digunakan untuk menggambarkan abses yang muncul di area tubuh yang mudah terlihat, seperti wajah, bahu, leher, dan paha.

Jenis-jenis Abses

Berikut adalah jenis-jenis abses berdasarkan lokasi kemunculannya, disusun dalam poin-poin:

Abses Kulit

  • Abses ketiak: Disebabkan oleh hidradenitis suppurativa yang memunculkan benjolan merah lembut di ketiak, yang dapat berkembang menjadi abses.
  • Abses payudara: Terjadi akibat infeksi pada payudara yang tidak segera diobati, umumnya dialami oleh ibu menyusui.
  • Abses anorektal: Muncul di bawah kulit sekitar area anus.

Abses Mulut

  • Abses gusi (gingiva): Terbentuk di area gusi tanpa memengaruhi gigi.
  • Abses periapikal: Terjadi pada ujung akar gigi karena infeksi dari gigi berlubang atau cedera.
  • Abses periodontal: Terbentuk di jaringan dan tulang penopang gigi akibat penyakit gusi.
  • Abses amandel: Muncul di belakang salah satu amandel.
  • Abses tonsil: Jenis abses amandel yang umum dialami remaja dan dewasa muda.
  • Abses peritonsil: Terjadi di dinding tenggorokan dan sekitar amandel.
  • Abses retropharyngeal: Muncul di bagian belakang tenggorokan ketika kelenjar getah bening terinfeksi.

Abses Internal

  • Abses: Muncul di dekat ginjal, pankreas, hati, atau organ dalam lainnya.
  • Abses sumsum tulang belakang: Terjadi akibat infeksi pada tulang belakang.
  • Abses otak: Disebabkan oleh bakteri yang masuk ke otak melalui infeksi di kepala, luka, atau melalui aliran darah.

Komplikasi Abses

  • Penyebaran infeksi yang dapat menjalar hingga sumsum tulang belakang atau otak.
  • Terjadinya sepsis, yaitu keracunan darah yang berbahaya.
  • Endokarditis, yaitu infeksi pada lapisan dalam jantung.
  • Pemicu pertumbuhan abses baru di area lain.
  • Kerusakan jaringan di sekitar area abses.
  • Osteomielitis, yaitu infeksi tulang yang bersifat akut.

Gejala Penyakit Abses

Berikut adalah gejala penyakit abses yang umum dijumpai:

  • Muncul benjolan berwarna merah pada kulit yang terasa lunak dan hangat saat disentuh.
  • Benjolan ini akan membesar secara bertahap dan terisi nanah, menyebabkan rasa sakit yang meningkat saat ditekan.
  • Jika benjolan mulai terlihat isinya, biasanya akan pecah dengan sendirinya. Jika tidak, perlu pengobatan agar kondisi tidak memburuk.
  • Bila infeksi meluas ke jaringan di bawah kulit dan masuk ke aliran darah, penderita bisa merasa lemah disertai demam.
  • Pada abses kulit bawah, gejala meliputi nyeri, rasa hangat di area terinfeksi, penumpukan nanah, demam, dan meriang.

Sedangkan untuk abses yang berkembang di organ dalam, tanda-tanda eksternal sulit dikenali dan gejalanya berbeda-beda sesuai lokasi abses. 

Misalnya, abses hati dapat menyebabkan penyakit kuning, sementara abses paru-paru bisa menyebabkan sesak napas atau batuk.

Kapan Harus ke Dokter?

Setelah mengenali gejala abses, mungkin kamu bertanya kapan waktu tepat untuk konsultasi dengan dokter. Segera cari pertolongan medis jika:

  • Ukuran abses sudah lebih dari 1 cm, semakin memburuk, dan rasa sakit bertambah.
  • Absess berada di area selangkangan, rektum, atau di sekitar kedua tempat tersebut.
  • Mengalami demam tinggi dengan suhu tubuh lebih dari 38°C, terutama jika memiliki penyakit kronis atau sedang menjalani dialisis atau kemoterapi.
  • Muncul garis merah yang menyebar dari lokasi abses.

Proses Penyembuhan Abses

Sebagian besar benjolan akibat infeksi bisa sembuh tanpa pengobatan medis khusus, bahkan ada yang kempes dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika ukurannya cukup besar, biasanya dibutuhkan antibiotik. 

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani kondisi ini secara mandiri di rumah:

1. Perawatan Mandiri

Beberapa langkah perawatan yang bisa kamu lakukan sendiri di rumah, antara lain:

  • Untuk benjolan kecil di bawah 1 cm, tempelkan kompres hangat selama sekitar 30 menit dan lakukan hingga 4 kali sehari.
  • Jangan menekan benjolan karena justru dapat mendorong infeksi masuk lebih dalam ke jaringan.
  • Hindari menusuk benjolan dengan jarum atau benda tajam karena bisa menyebabkan luka pada pembuluh darah dan menyebarkan infeksi.
  • Selama belum pulih, hindari berbagi penggunaan fasilitas umum seperti kolam renang, sauna, atau alat gym, agar bakteri tidak menular ke orang lain.
  • Jangan coba-coba mengeluarkan nanah sendiri karena bisa memperparah penyebaran bakteri ke area sekitar.
  • Setelah membersihkan area benjolan, buang tisu bekas ke tempat sampah tertutup dan pastikan tangan dicuci sampai bersih.

2. Penanganan Medis

Dalam dunia medis, abses biasanya ditangani dengan mengeluarkan nanah yang terperangkap di dalam benjolan untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut. 

Jika ukuran benjolan cukup besar, dokter akan melakukan prosedur pembedahan ringan guna membuka dan mengeringkan bagian yang terinfeksi. Beberapa metode medis yang umum dilakukan antara lain:

  • Drainase

Ini merupakan prosedur bedah ringan yang dilakukan untuk mengosongkan isi abses. Dokter akan membuat sayatan kecil di permukaan benjolan untuk memungkinkan cairan nanah keluar seluruhnya. 

Setelahnya, biasanya pasien akan diberikan resep antibiotik guna mencegah infeksi tambahan serta mempercepat proses pemulihan luka.

  • Pemberian Antibiotik

Obat antibiotik digunakan untuk mengatasi abses yang terletak di area wajah karena berisiko tinggi menimbulkan komplikasi. 

Selain itu, obat ini juga diresepkan dalam kondisi tertentu, seperti ketika pasien mengalami infeksi lebih dari satu tempat, mengalami selulitis (infeksi pada kulit), atau memiliki daya tahan tubuh yang rendah.

  • Tindakan Operasi pada Abses Kulit

Operasi dilakukan jika benjolan berukuran besar dan dikhawatirkan dapat memicu komplikasi serius apabila dibiarkan. 

Umumnya, sebelum operasi dimulai, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi awal sekaligus mencegah penyebaran ke jaringan lain.

Proses operasi diawali dengan membersihkan dan mensterilkan area sekitar abses, lalu pasien diberikan anestesi lokal agar tidak merasakan sakit saat tindakan berlangsung. 

Setelah bagian tersebut mati rasa, dokter akan membuat sayatan pada permukaan abses untuk mengeluarkan nanah.

Setelah seluruh cairan nanah dibersihkan, area tersebut akan dicuci menggunakan larutan garam steril. Biasanya luka tidak langsung dijahit, melainkan dibiarkan terbuka dan ditutup kain kasa agar sisa nanah bisa terserap secara maksimal. 

Jika ukuran rongga abses cukup dalam, dokter mungkin akan menempatkan kain kasa di dalamnya agar proses penyerapan lebih efektif dan luka bisa sembuh dengan baik.

Selanjutnya, sampel nanah akan dikirim ke laboratorium untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi, agar pengobatan lebih tepat sasaran.

Proses pembedahan ini umumnya tidak memerlukan waktu lama, biasanya selesai dalam waktu kurang dari satu jam. 

Dalam beberapa kondisi, dokter cukup menggunakan jarum untuk menyedot cairan dari benjolan tanpa perlu membuat sayatan besar.

Lama penyembuhan luka pasca-operasi berkisar antara 2 hingga 3 minggu, tergantung pada cara merawat luka tersebut. 

Jika perawatan dilakukan secara benar, maka risiko infeksi ulang dapat ditekan dan proses penyembuhan pun akan berlangsung optimal. 

Untuk alasan itulah, beberapa pasien lebih memilih perawatan luka secara profesional oleh perawat hingga dokter menyatakan luka benar-benar sembuh total.

Pencegahan Abses

Penyakit ini paling sering ditemukan pada permukaan kulit, dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang luka terbuka, akar rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar keringat. 

Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kesehatan kulit merupakan langkah pencegahan yang paling efektif.

Untuk mendukung kebersihan kulit yang optimal, kamu bisa menerapkan beberapa kebiasaan berikut:

  • Biasakan semua anggota keluarga mencuci tangan secara rutin dan menyeluruh.
  • Gunakan handuk pribadi di rumah, agar tidak terjadi pertukaran barang pribadi yang dapat menularkan bakteri antar penghuni rumah.
  • Jika bercukur, lakukan dengan hati-hati agar kulit tidak terluka atau tergores.
  • Pastikan setiap luka dibersihkan dengan benar agar tidak menjadi tempat berkembangnya bakteri.

Segera periksakan diri ke dokter kulit atau mendatangi unit gawat darurat apabila kamu mengalami luka yang tampak kotor, tertusuk, atau disebabkan oleh gigitan hewan, serangga, maupun manusia. 

Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah infeksi yang lebih parah.

Sebagai penutup, abses adalah kondisi yang perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat dan menjaga kebersihan jadi langkah pencegahan utamanya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index