Pertambangan

Target Produksi Emas 2025, Emiten Pertambangan Yakin Tercapai

Target Produksi Emas 2025, Emiten Pertambangan Yakin Tercapai
Target Produksi Emas 2025, Emiten Pertambangan Yakin Tercapai

JAKARTA - Kinerja industri pertambangan emas nasional masih menunjukkan arah yang positif memasuki paruh kedua tahun 2025. Beberapa emiten tambang ternama di Indonesia mengonfirmasi bahwa target produksi emas tahunan mereka tetap berada dalam jalur yang sesuai dengan rencana, didorong oleh laju produksi yang stabil, efisiensi biaya, serta progres proyek strategis yang berjalan lancar.

Salah satu pemain utama di sektor ini adalah PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha dari Grup Astra. Perusahaan ini memproyeksikan volume produksi dan penjualan emas sebesar 240.000 ounces sepanjang tahun 2025—angka yang menunjukkan kenaikan dari target tahun sebelumnya sebesar 235.000 ounces.

Sara K. Loebis, Corporate Secretary United Tractors, menjelaskan bahwa capaian semester pertama tahun ini saat ini masih dalam tahap konsolidasi. Namun demikian, hingga Mei 2025, perusahaan sudah membukukan penjualan sebanyak 100.000 ounces emas.

“Diharapkan produksi dan penjualan emas dapat dipertahankan sesuai laju produksi dan penjualan saat ini sehingga dapat mencapai target FY 2025 sebesar 240.000 ounces,” jelas Sara.

Sara menegaskan bahwa penjualan emas UNTR sejauh ini masih berada pada jalur yang sesuai target, dan pihaknya meyakini angka akhir tahun dapat tercapai tanpa hambatan besar.

Sementara itu, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga memperlihatkan optimisme yang serupa. Perusahaan ini menargetkan produksi emas sepanjang 2025 berkisar antara 100.000 hingga 110.000 ons. Keyakinan tersebut muncul dari pencapaian yang baik pada kuartal pertama tahun ini dan perkembangan proyek emas yang terus menunjukkan progres positif.

Tom Malik, General Manager Communications MDKA, memaparkan bahwa produksi dari Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi telah mencapai 25.481 ons selama kuartal pertama 2025. Produksi tersebut dicapai dengan biaya tunai (cash cost) sebesar US$932 per ons, dan biaya all-in sustaining cost (AISC) sebesar US$1.319 per ons.

"Penjualan emas pada kuartal I-2025 mencapai 36.796 ons dengan pendapatan yang belum diaudit sebesar US$109,9 juta. Pendapatan ini termasuk kontribusi dari produk sampingan perak senilai US$8,5 juta," kata Tom.

Dengan hasil tersebut, MDKA mencatat margin operasional tahunan mencapai 75 persen, menunjukkan efisiensi dan profitabilitas yang tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas global. Tom juga menambahkan bahwa target produksi sepanjang tahun akan tetap berada dalam kisaran yang telah ditentukan, dengan estimasi biaya tunai antara US$1.000–US$1.100 per ons, serta AISC di rentang US$1.400–US$1.600 per ons.

Laporan kinerja semester pertama dari MDKA akan diungkap dalam laporan kuartal II 2025 yang dijadwalkan rilis dalam waktu dekat, dan akan menjadi acuan untuk melihat konsistensi kinerja produksi dan keuangan perusahaan secara lebih menyeluruh.

Selain itu, MDKA juga terus melaporkan perkembangan signifikan dari proyek Emas Pani di Gorontalo. Per akhir kuartal I 2025, progres konstruksi telah mencapai 49 persen. Perusahaan menargetkan untuk memulai fase uji coba operasional (commissioning) pada akhir tahun ini, dengan produksi emas pertama diperkirakan berlangsung pada awal 2026.

“Dengan beroperasinya dua tambang emas utama—Tujuh Bukit di Banyuwangi dan Pani di Gorontalo—MDKA menatap 2026 sebagai tonggak penting peningkatan kapasitas produksi emas MDKA,” tegas Tom.

Dari sisi lain, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) turut menyampaikan optimismenya terhadap target produksi tahun ini. Direktur BMRS, Herwin W. Hidayat, mengatakan bahwa saat ini angka produksi dan kinerja keuangan semester I-2025 sedang dalam tahap konsolidasi oleh tim operasional di Palu dan kantor pusat BRMS.

“Adapun, tahun lalu pencapaian kami di full year 2024 adalah sekitar 64.000 oz emas. Tahun 2025 target produksi kami di kisaran 70.000 s/d 75.000 oz emas. Jadi, masih ada kenaikan produksi dari tahun ke tahun,” ujar Herwin.

Kenaikan target ini mencerminkan upaya perusahaan dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan dari sisi produksi, serta optimisme terhadap iklim operasional dan prospek pasar emas secara umum.

Secara keseluruhan, ketiga emiten tambang ini memperlihatkan tren peningkatan produksi emas yang sejalan dengan ekspektasi pasar dan investor. Mereka juga menunjukkan kemampuan menjaga efisiensi biaya dan mempercepat realisasi proyek strategis yang akan menopang pertumbuhan jangka panjang.

Di tengah ketidakpastian global dan dinamika harga emas dunia, ketahanan operasional dan efisiensi pengelolaan menjadi kunci yang menjaga optimisme industri emas nasional tetap tinggi hingga akhir tahun ini. Jika seluruh indikator tetap berada di jalur yang positif, bukan tidak mungkin target produksi yang telah dicanangkan oleh masing-masing emiten akan terealisasi sepenuhnya, atau bahkan melampaui ekspektasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index