Batu Bara

Cadangan Batu Bara Jumbo, BUMI Siap Produksi 30 Tahun

Cadangan Batu Bara Jumbo, BUMI Siap Produksi 30 Tahun
Cadangan Batu Bara Jumbo, BUMI Siap Produksi 30 Tahun

JAKARTA - Di tengah tantangan transisi energi, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap menunjukkan posisi strategisnya sebagai pemain utama batu bara nasional. Dengan total cadangan batu bara yang luar biasa besar, BUMI menegaskan optimisme menjaga keberlanjutan produksi hingga tiga dekade ke depan.

BUMI melalui dua anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin), menguasai cadangan batu bara yang signifikan. KPC menyumbang kapasitas cadangan sebesar 2,5 miliar metrik ton (MT), sedangkan Arutmin memiliki cadangan 8,5 miliar MT. Total cadangan yang dimiliki kedua perusahaan tersebut mencapai 11,0 miliar MT, menjadikan BUMI sebagai perusahaan dengan cadangan dan sumber daya batu bara terbesar di Indonesia.

Perseroan juga telah menetapkan target ambisius pada 2025 dengan rencana produksi batu bara sebesar 78-80 juta ton. Target tersebut diproyeksikan akan tercapai jika kondisi cuaca di area tambang berjalan normal, tanpa gangguan signifikan.

“Dengan jumlah tersebut, Perseroan optimis dapat terus memproduksi batu bara hingga 30 tahun ke depan dengan target produksi tahunan sebesar 80 juta ton,” tulis BUMI dalam laporan tahunan yang dirilis.

Sepanjang 2024, penjualan batu bara BUMI tercatat menembus angka 78,7 juta ton, sebuah capaian yang menegaskan posisi perusahaan sebagai salah satu eksportir terbesar di Asia. Negara-negara tujuan ekspor pun sangat beragam, meliputi China, India, Jepang, Filipina, Taiwan, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea, Hongkong, Vietnam, Kamboja, Bangladesh, Thailand, hingga Italia. Ini menunjukkan tingginya permintaan global terhadap batu bara yang dihasilkan oleh BUMI, terutama untuk kebutuhan energi dan industri di negara tujuan ekspor.

Dari sisi produksi, KPC mencatat kenaikan output yang signifikan. Pada 2024, produksi batu bara KPC mencapai 55,0 juta ton, meningkat sekitar 3% dari capaian 53,5 juta ton pada 2023. Lonjakan ini tidak lepas dari optimalisasi fasilitas pemrosesan dan pengiriman yang telah dimiliki KPC. Pada akhir 2024, kapasitas fasilitas ini mencapai 60 juta ton per tahun, mendukung kelancaran produksi dan distribusi batu bara ke pasar domestik maupun internasional.

Berbeda dengan KPC, produksi Arutmin justru mengalami penurunan pada 2024. Total produksi Arutmin tercatat sebesar 19,5 juta ton, turun 17,9% dari capaian 23,8 juta ton pada 2023. Meski demikian, Arutmin tetap menjadi salah satu penopang utama produksi BUMI. Saat ini Arutmin beroperasi dengan izin IUPK yang berlaku selama 10 tahun, terhitung hingga 2 November 2030. Kepastian hukum terkait izin ini memberikan keyakinan bagi perusahaan untuk terus melanjutkan aktivitas produksi tanpa gangguan regulasi.

Selain KPC dan Arutmin, BUMI juga memiliki portofolio lain melalui PT Pendopo Energi Batubara (PEB) yang berpotensi mendongkrak kapasitas produksi di masa depan. PEB tercatat memiliki sumber daya batu bara potensial sebesar 2,3 miliar ton dan cadangan sebesar 1,3 miliar ton. Temuan cadangan ini telah diverifikasi melalui studi kelayakan yang dilakukan oleh konsultan pertambangan independen menggunakan metode JORC, sebuah standar internasional dalam pelaporan cadangan tambang.

PEB memegang konsesi tambang seluas 17.840 hektar dengan izin operasi produksi selama 30 tahun, yang berlaku sejak 5 Mei 2009 sampai 4 Mei 2039. Selain itu, terdapat opsi perpanjangan izin selama dua kali 10 tahun, sehingga masa operasi PEB berpotensi diperpanjang hingga 2059.

Cadangan dan sumber daya batu bara yang melimpah ini menjadi keunggulan kompetitif utama bagi BUMI dalam menjaga keberlangsungan bisnis tambangnya. Namun, di sisi lain, perusahaan juga dihadapkan pada tantangan besar terkait tekanan global untuk mengurangi penggunaan energi fosil dalam upaya menekan emisi karbon. Meski demikian, batu bara masih menjadi komoditas penting dalam mendukung kebutuhan energi di banyak negara, terutama di kawasan Asia.

BUMI sendiri telah menegaskan komitmen untuk menjalankan kegiatan operasional yang berkelanjutan. Langkah ini termasuk upaya perusahaan untuk menerapkan praktik pertambangan yang lebih ramah lingkungan, seperti reklamasi lahan pascatambang dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.

Dengan cadangan jumbo dan strategi produksi yang terukur, BUMI optimistis mampu menjaga stabilitas bisnisnya dalam menghadapi dinamika pasar batu bara global. Produksi stabil di angka 78-80 juta ton per tahun diyakini bukan hanya akan menopang kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga mendukung kontribusi BUMI dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index